Di minggu ke-12, plasenta belum terbentuk sempurna, tapi organ bayi membuat kemajuan yang baik. Dan dibandingkan dengan trimester pertama, selama kondisi bunda dan bayi stabil, kemungkinan keguguran turun drastis. Apalagi yang terjadi di minggu ini? Baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Kemungkinan Keguguran Turun Drastis
Sampai minggu ke-11, frekuensi keguguran di tahap awal adalah 13.3%, di mana angka keguguran dari minggu ke-12 ke depan berkurang menjadi 1.6%. Dengan kata lain, keguguran setelah minggu ke 12 sangat langka terjadi. Jadi, Mom dapat santai dan menikmati masa stabil.
Walaupun langka bukan berarti kemungkinannya 0%. Bijaksanalah dan jaga diri. Terima dan minta bantuan, hati-hati dengan apa yang kamu lakukan setiap hari. Jangan mengangkat barang yang berat dan hindari berdiri dalam jangka waktu lama, dan jaga perut agar tetap hangat.
Mual Mulai Berkurang
Dengan hampir selesainya plasenta, gejala mual-mual berkurang secara signifikan, dan makan lebih nyaman. Ini sebuah kelegaan yang besar karena akhirnya Mom dapat menikmati makanannya lagi.
Memang selera makan jadi kuat sekarang tapi dokter menyarankan untuk tidak menambah berat badan terlalu banyak. Berat badan yang naik tiba-tiba dapat mengarah ke komplikasi serius dari tekanan darah tinggi hingga diabetes gestasional. Masih ada dua trimester lagi sebelum kelahiran, dan di trimester tiga, beratmu akan bertambah banyak. Karena itu, penting untuk makan cukup dan menambah berat badan secara bertahap.
Perut Bertambah Besar
Di minggu ke-12, rahim yang seukuran buah anggur sebelum mengandung telah bertumbuh menjadi sebesar telur angsa. Di tahap ini, sejumlah ibu sudah mengalami perut yang makin membesar.
Memakai pakaian yang longgar adalah yang terbaik supaya tidak menekan daerah perut. Terlebih lagi, rahim mulai menekan saluran kemih, berakibat frekuensi buang air kecil meningkat. Beberapa wanita akan mengeluarkan sedikit air seni saat bersin, batuk atau tertawa.
Selama kehamilan, keputihan juga meningkat. Jika ini membuatmu tidak nyaman, kamu dapat menggunakan popok atau pantyliner. Untuk dicatat, beberapa wanita muncul ruam kulit dari pemakaian pantyliner, jadi berhati-hatilah.
Lakukan Pemeriksaan Kehamilan secara Rutin
Setiap negara berbeda, tapi biasanya setelah tanggal prediksi kelahiran ditentukan, dokter akan melakukan pemeriksaan kehamilan di sekitar minggu ke-12 dan ke-13. Dalam pemeriksaan, tidak hanya ukuran rahim, detak jantung janin, pertumbuhan dan perkembangan yang dilihat, tetapi juga dilakukan tes darah.
Tes ini cukup penting untuk ibu dan bayi untuk mengetahui kemungkinan adanya ketidakcocokan kelompok darah antara ibu dan bayi, serta risiko penularan hepatitis B atau AIDS. Ini juga untuk menilai tingkat kekuatan antibodi rubella dan derajat anemia yang mungkin terjadi saat mengandung. Pastikan melakukan tes tersebut. Biasanya setiap empat minggu hingga minggu ke-23.
Selain itu, pada umumnya, semua primipara (wanita yang pertama kali melahirkan) berusia 35 atau lebih, diperkirakan mempunyai risiko kehamilan dan kelahiran lebih tinggi, sehingga butuh pengawasan ekstra. Semakin tua usia ibu, risiko kromosom tidak normal semakin tinggi, seperti sindrom down. Sebagai perbandingan, di usia 25 risikonya 1 banding 1351; usia 30 atau lebih, 1 banding 909; dan di usia 40, 1 banding 112.
Risiko keguguran dan lahir prematur juga meningkat karena abnormalitas kromosom. Angka kejadian seperti komplikasi serius karena tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional juga meningkat. Pemeriksaan rutin yang ditentukan oleh dokter sangat penting untuk mengawasi kehamilan dan kemajuan bayi.