Bayi Melintang, Ini 3 Cara Agar Posisinya Jadi Normal

Ada banyak situasi yang harus dihadapi Bunda saat hamil, misalnya soal posisi bayi melintang atau sungsang. Mengapa posisi bayi melintang bisa terjadi dan apakah kondisi ini berisiko untuk persalinan normal? Cek jawabannya yuk, Bun!

Mengapa Bisa Melintang?

Posisi bayi melintang atau transverse lie artinya adalah bayi yang berada horizontal di dalam perut Bunda. Sementara, posisi idealnya adalah kepala di bagian bawah, terutama bila mendekati saat persalinan.

Posisi bayi dikatakan melintang bila kepala dan kakinya berada masing-masing pada sisi kanan dan kiri Bunda, atau posisi punggungnya berada dalam beberapa posisi:

  • Punggung menghadap jalan lahir
  • Salah satu bahu menghadap jalan lahir, atau
  • Tangan dan perut menghadap jalan lahir

Posisi bayi melintang seperti ini akhirnya menjadi masalah karena akan sulit untuk lahir secara normal. Diperkirakan ada sekitar 2-13% kehamilan dengan malposisi seperti ini—bisa melintang maupun sungsang—terjadi pada trimester ketiga.

Dokter biasanya akan mengupayakan untuk memperbaiki posisi si Kecil untuk masuk ke jalan lahir, sehingga Bunda dapat melahirkan secara normal. 

Penyebab posisi bayi melintang terkadang tidak diketahui, meskipun ada beberapa faktor yang diduga bisa mengakibatkan hal ini, misalnya:

  • Bentuk rahim yang abnormal
  • Terdapat kista atau fibroid yang menutupi sebagian serviks
  • Struktur panggul yang tidak ideal
  • Terdapat kondisi polihidramnion atau air ketuban yang terlalu banyak, termasuk juga yang terlalu sedikit (oligohidramnion)
  • Posisi plasenta yang menghalangi pergerakan bayi
  • Kehamilan kedua (atau lebih)
  • Kehamilan kembar

Pemeriksaan Rutin Itu Penting

Selama masa kehamilan, Bunda disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin kepada bidan atau dokter. Pada awal-awal kehamilan, pemeriksaan cukup dilakukan sebulan sekali.

Sementara pada trimester akhir, Bunda diminta untuk memeriksakan diri setidaknya dua minggu sekali, bahkan seminggu sekali saat sudah mendekati tanggal perkiraan lahir. 

Pemeriksaan rutin ini penting karena dokter ataupun bidan akan memonitor posisi bayi yang bisa terus berubah-ubah di dalam kandungan. Melalui pemeriksaan rutin ini juga bisa diketahui sejak awal bila terjadi kondisi-kondisi khusus, salah satunya posisi bayi melintang.

Apa Risiko Posisi Bayi Melintang?

bayi melintang

Bila dokter melihat bahwa si Kecil berada pada posisi melintang, maka akan sulit untuk Bunda melakukan persalinan normal. Bayi pada posisi transverse lie ini tidak akan dapat masuk ke jalan lahir. 

Selain itu juga ada risiko tali pusat terlepas maupun komplikasi lainnya, misalnya:

  • Perdarahan hebat
  • Trauma persalinan
  • Robekan pada uterus

Tanpa ada intervensi dari dokter untuk memutar posisi bayi ke jalan lahir, kemungkinan besar Bunda akan melahirkan melalui pembedahan Caesar. 

Mengubah Posisi Bayi Melintang

Bayi di dalam kandungan tidak hanya diam, tubuhnya bisa terus berputar dan berubah.

Dalam posisi bayi melintang, ada harapan di mana bayi akan berputar dengan sendirinya hingga berada di posisi yang tepat. Tetapi sering juga terjadi bayi tidak berubah posisi meski telah ditunggu selama beberapa waktu.

Untuk membantu bayi berada pada posisi ideal, dokter mungkin akan mengupayakan tindakan External Cephalic Version (ECV), yaitu memutar bayi dari luar dengan menggunakan tekanan pada kepala dan bokong bayi.

Tindakan ini cukup menyakitkan untuk Bunda, sehingga Bunda perlu mempersiapkan diri dan mental. 

Untuk membantu menghilangkan rasa sakit, dokter mungkin akan memberikan obat pereda nyeri. Tindakan ini aman dan sangat minimal terjadi komplikasi. 

Intervensi semacam ini punya tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, bila dilakukan oleh tenaga medis berpengalaman dan dilakukan setidaknya pada minggu ke-36. 

Bunda juga dapat mencoba melakukan sendiri upaya agar si Kecil berubah posisi, misalnya:

Berbaring terbalik

Untuk melakukan ini, Bunda akan membutuhkan sebuah papan panjang atau bantal besar. Letakkan papan ini melintang, misalnya di sofa atau tempat tidur.

Posisikan tubuh Bunda di atas papan dengan kepala dalam posisi lebih rendah daripada panggul. Lakukan selama 5-10 menit.

Yoga

Lakukan Puppy Pose atau menaikkan bokong. Posisi ini diyakini dapat membantu mengubah posisi bayi melintang. Caranya, Bunda mengambil posisi kedua tangan dan lutut di lantai.

Rentangkan tangan sejauh-jauhnya ke depan sehingga kepala menyentuh lantai. Angkat bokong dan panggul, sambil terus menarik dan menghela napas. 

Pijat dan kiropraktik

Bila Bunda memilih untuk melakukan terapi pijat dan kiropraktik, pastikan terapisnya memang berpengalaman menangani ibu hamil, ya Bun. Terapi ini diharapkan dapat membantu mengubah posisi bayi dari melintang menjadi masuk ke jalan lahir. 

Meski demikian, berbagai upaya intervensi kadang tidak dapat dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu, misalnya dalam kehamilan kembar.

Bila demikian, maka satu-satunya solusi adalah Bunda harus menjalani prosedur Caesar agar persalinan lebih aman untuk Bunda dan si Kecil.

Sumber:

Verywell Family. 2021. Transverse Baby Position in Pregnancy.

Healthline. 2020. Can You Turn a Transverse Baby? 

SehatQ. 2021. 6 Cara Memberi Stimulasi Posisi Bayi Melintang Agar Berputar.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *