Mungkin Bunda khawatir saat melihat ada susu atau makanan yang keluar setelah dikonsumsi bayi. Orang-orang menyebutnya dengan bayi sedang gumoh. Ketahui penyebab kenapa bayi sering gumoh agar Bunda tahu apa yang harus dilakukan ketika hal itu terjadi.
Kenapa Bayi Sering Gumoh?
Gumoh adalah keluarnya cairan, susu, atau makanan yang baru saja ditelan. Bayi mengalami refluks karena cincin otot yang terdapat di antara kerongkongan perutnya belum berkembang dengan sempurna.
Akibatnya, susu dan makanan yang ia telan bisa naik lagi ke mulut. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan refluks.
Dengan pertambahan usia bayi, cincin otot ini akan berfungsi sebagaimana harusnya. Ia akan terbuka saat bayi menelan makanan atau cairan, kemudian menutup agar isi perut tidak keluar lagi ke mulut.
Gumoh sebenarnya merupakan sesuatu yang normal bagi bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir yang kondisinya sehat, gumoh dapat berlangsung beberapa kali dalam sehari.
Inilah kenapa bayi sering gumoh, terutama pada tiga bulan pertama. Kebanyakan kasus gumoh akan selesai dengan sendirinya saat bayi berusia 12-14 bulan.
Gumoh termasuk normal jika:
- Bayi tetap mau menyusu dan makan.
- Berat badan bayi masih bertambah sesuai usianya.
- Bayi tetap terlihat nyaman dan tidak rewel.
- Bayi tidak terlihat sesak atau rewel.
Namun jika Bunda khawatir, Bunda bisa menyampaikan hal ini ke dokter saat melakukan pemeriksaan rutin bayi. Dokter akan memastikan bahwa gumoh yang dilakukan bayi Bunda termasuk normal atau merupakan gejala dari kondisi yang serius.
Gumoh sebagai Gejala GERD
Penyebab kenapa bayi sering gumoh juga bisa karena bayi menderita GERD (gastroesophageal reflux disease) yang merupakan komplikasi dari refluks asam. Penyakit ini umum diderita bayi saat usianya empat bulan, dan berlangsung terus sampai usianya melewati 14 bulan.
Karena berlangsung dalam jangka panjang, GERD dapat membuat kerongkongan bayi mengalami iritasi akibat sering jaringan di kerongkongan terkena asam lambung.
Gejala bayi menderita GERD adalah:
- Menolak untuk menyusu.
- Sering menangis dan melengkungkan punggungnya saat sedang menyusu (karena rasa sakit).
- Ada darah atau warna kehijauan dari cairan atau makanan yang keluar.
- Frekuensi dan intensitas gumoh semakin meningkat.
- Perut bayi tampak bengkak, buncit, dan terasa keras saat dipegang.
- Terjadi gangguan pernapasan seperti batuk dan mengi.
- Kenaikan berat badannya sedikit atau bahkan berat badan turun.
Pada bayi yang mengonsumsi susu formula, gejala-gejala ini juga dapat muncul karena ia menderita alergi protein susu sapi. Untuk memastikannya, Bunda sebaiknya segera memeriksakan bayi ke dokter anak.
Penanganan Bayi yang Sering Gumoh
Baik gumoh normal atau akibat GERD, dokter mungkin akan meminta Bunda untuk melakukan perubahan cara menyusui berikut ini untuk mengurangi gumoh:
- Susui bayi dalam posisi tegak. Serta sebisa mungkin, jaga agar bayi tetap duduk dengan punggung tegak selama 30 menit setelah menyusu. Hindari membuat bayi bergoyang-goyang karena dapat memicu bayi gumoh.
- Menepuk-nepuk punggung bayi dengan lembut saat ia sedang jeda menyusu dan setelah menyusu untuk membantu udara keluar dari saluran pencernaannya.
- Susui bayi lebih sedikit atau lebih sebentar tapi lebih sering.
Dalam kasus GERD, jika perubahan cara menyusui ini tidak membuat perubahan yang signifikan, maka kemungkinan dokter akan memberikan obat untuk dikonsumsi bayi.
Jika kemudian pemberian obat-obatan tidak berhasil dan bayi masih mengalami gejala-gejala GERD, maka kemungkinan dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi, tapi hal ini jarang terjadi.
Bunda tak perlu panik jika GERD merupakan penyebab kenapa bayi sering gumoh. Lebih baik ikuti saran dan cara pengobatan yang diberikan dokter dan agar kondisi bayi segera membaik.
Sumber:
Alodokter. 2020. Alasan Bayi sering Gumoh dan Cara Mengatasinya.
Mayo Clinic. 2020. Infant Reflux.
Healthy Children. 2019. Gastroesophageal Reflux & Gastroesophageal Reflux Disease: Parent FAQs.