Cinta dapat dikatakan sebagai hal yang paling sulit dimengerti di dunia. Tidak ada teori, rumus, maupun pakem yang jelas untuk mengidentifikasi cinta maupun mengekspresikannya. Tak jarang, cinta juga dapat menjadi pemicu konflik dalam hubungan, termasuk dalam hubungan pernikahan.
Hal tersebut biasanya disebabkan karena setiap orang memiliki cara mencintai yang berbeda. Perbedaan antara cara mengekspresikan ini bisa menjadi sumber konflik, karena salah satu pihak merasa sudah menunjukkan rasa sayang, sementara pihak lawan mengatakan bahwa pasangan tidak sayang. Padahal masing-masing pasangan pasti saling menyayangi dan ingin memberikan yang terbaik, namun perbedaan ekpresi cinta tersebut kerap menimbulkan masalah akibat salah paham.
Untuk itu, agar Bunda dapat menghindari konflik dengan pasangan karena perbedaan cara mengekspresikan cinta, Bunda dapat belajar seputar bahasa cinta. Apakah itu bahasa cinta? Apa saja jenis-jenisnya? Simak penjelasannya berikut ini ya, Bun.
Apa itu Bahasa Cinta?
Setiap pasangan mungkin mendambakan hubungan yang romantis. Hubungan ini sering diidentikkan dengan kata-kata manis, saling memeluk, mencium, dan sebagainya. Hal ini sering disebut dengan istilah bahasa cinta. Bahasa cinta adalah cara seseorang mengekspresikan rasa cintanya kepada orang lain. Setiap orang mungkin memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda sehingga saat menjalin hubungan dengan seseorang, sebaiknya kita perlu memahami bagaimana bahasa cintanya.
Memahami bahasa cinta pasangan dapat meningkatkan kualitas suatu hubungan. Hal ini disebabkan karena dengan saling memahami bahasa cinta, seseorang dapat merasa dicintai. Selain itu, memahami bahasa cinta juga dapat meningkatkan rasa empati antar pasangan serta dapat meningkatkan keintiman rumah tangga.
BACA: Selalu Merasa Cemas & Emosi Tidak Stabil? Kenali Apa itu Inner Child
5 Tipe Bahasa Cinta
Setiap orang tentu memiliki bahasa cintanya masing-masing. Bahasa cinta ini dapat dikategorikan menjadi 5 tipe. Konsep 5 tipe bahasa cinta ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Gary Chapman dalam bukunya yang terkenal The Love Languages yang terbit tahun 1992. Berikut ini adalah 5 tipe bahasa cinta, yaitu :
1. Words of affirmation (kata-kata penegasan)
Bahasa cinta words of affirmation diekspresikan melalui kata-kata yang dapat menunjukkan rasa sayang seperti “aku sayang kamu”, “aku cinta kamu” atau kata-kata positif lainnya yang dapat menegaskan rasa sayang. Words of affirmation juga dapat ditunjukkan lewat pujian-pujian yang dapat membuat pasangan bahagia dan merasa dicintai. Selain diucapkan secara langsung, words of affirmation juga dapat disampaikan melalui kutipan tentang cinta yang dikirim lewat pesan teks.
2. Physical touch (sentuhan fisik)
Bahasa cinta selanjutnya adalah sentuhan fisik. Sentuhan fisik dalam hubungan pernikahan tak hanya melulu mengarah ke aktivitas seksual, Bun. Mengekspresikan cinta lewat sentuhan fisik dapat berupa kecup kening, memeluk, belaian hangat, atau menggandeng tangan.
Sentuhan fisik tidak hanya untuk pasangan yang baru menikah kok, Bun! Justru pasangan yang sudah lama menikah juga harus rutin melakukannya. Selain dapat mempererat hubungan emosional dengan pasangan, sentuhan fisik dengan orang yang disayang juga dapat meningkatkan hormon oksitosin dan serotonin yang dapat bermanfaat untuk meredakan stres.
3. Receiving gifts (hadiah)
Setiap orang pasti menyukai hadiah. Memberikan hadiah atau kejutan kecil dapat menjadi salah satu bahasa cinta yang dapat membahagiakan pasangan. Hadiah yang diberikan pun tak harus selalu mewah atau mahal kok, Bun. Bunda dapat memberikan hadiah sederhana namun bermakna. Hadiah dapat menunjukkan Bunda sangat mengenal pasangan dan tahu barang apa yang paling dibutuhkannya. Hadiah ini pun juga akan terus menjadi pengingat bagi pasangan bahwa Bunda sangat mencintainya.
4. Acts of service (tindakan/bantuan pertolongan)
Bahasa cinta acts of service biasanya berbentuk tindakan atau bantuan pertolongan. Beberapa contoh acts of service dalam kehidupan rumah tangga diantaranya seperti membantu mencuci piring, membereskan rumah, menyiapkan makanan, atau mencuci baju. Bahkan bantuan sederhana seperti membukakan pintu maupun menyediakan minuman sepulang kerja, dapat menghangatkan hati pasangan loh, Bun!
5. Quality time (waktu berkualitas)
Meluangkan waktu bersama pasangan merupakan salah satu kunci untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Quality time tak selalu harus pergi jalan-jalan berdua ke tempat yang mewah kok, Bun. Mengobrol bersama pasangan atau sekedar berbagi cerita tanpa distraksi handphone ketika Si Kecil sudah tidur, dapat menjadi quality time sederhana namun bermakna. Makan sepiring berdua juga bisa kok menambah kemesraan!
Jika Bunda membutuhkan rehat dengan berjalan-jalan, komunikasikan hal ini ke pasangan dengan cara yang baik. Daripada Bunda cemberut karena bosan di rumah tanpa memberitahu apa keinginan Bunda kepada pasangan, tak ada salahnya kok kalau Bunda yang mengajaknya duluan. Melakukan kegiatan bersama pasangan merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjaga hubungan rumah tangga agar tetap hangat. Pacaran itu justru saat sudah menikah, Bun! Oleh karena itu, Sesibuk apapun rutinitas Bunda dan pasangan, sebaiknya tetap luangkan waktu untuk berdua ya, Bun.
Konflik dalam rumah tangga seringkali terjadi karena ketidakpuasan terhadap perilaku pasangan dan juga miskomunikasi. Hal ini bisa diatasi dengan saling memahami bahasa cinta masing-masing agar dapat terbangun empati, sehingga hubungan emosional dengan pasangan dapat menjadi semakin kuat. Dengan memahami bahasa cinta, Bunda dan pasangan dapat saling membahagiakan satu sama lain dengan cara yang sesuai dengan pasangan, sehingga rumah tangga Bunda dapat semakin hangat dan bermakna.
BACA: Apa itu Babymoon dan Manfaatnya Bagi Bunda
Sumber:
Marriage. 2022. What Are The 5 Love Languages? Everything You Need to Know
Focus on the Family. 2016. Mastering Your Spouse’s Love Languages
Very well Mind. 2022. What Are the Five Love Languages?