Berdasarkan data dari American College of Obstetricians and Gynecologists, 15- 20% kehamilan mengalami keguguran. Sebanyak 70% terjadi pada trimester pertama, 20% pada trimester kedua. Yang menyedihkan, tidak jarang ibu mengalami keguguran berulang (abortus habitualis).
Penyebab Keguguran Berulang
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran berulang. Usia Bunda dan kesehatan sperma adalah beberapa penyebabnya. Selain itu, beberapa faktor berikut adalah penyebab terjadinya keguguran berulang:
- Permasalahan genetik
Ketidaknormalan genetik, menyebabkan janin tumbuh dengan tidak normal, yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya keguguran. Ketidaknormalan genetik ini bisa berasal dari salah satu pasangan dengan kelainan genetik.
Penelitian menunjukkan bahwa keguguran di masa kehamilan tiga bulan pertama, 50-60% terjadi karena kromosom yang abnormal.
- Level hormon
Kadar prolaktin tinggi dikatakan menjadi salah satu faktor terbentuknya rahim yang tidak sempurna. Dengan kondisi ini, sel telur tidak berada pada tempat berkembang yang baik dan tidak mendapatkan nutrisi yang seharusnya.
Wanita dengan kelenjar tiroid dan juga diabetes, biasanya memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran dibanding wanita lainnya.
- Bentuk rahim
Bentuk rahim juga menjadi faktor terjadinya keguguran. Hal ini dikarenakan bentuk yang tidak ideal akan memengaruhi berkembangnya sel telur yang telah dibuahi.
- Pola hidup tidak sehat
Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kafein juga dapat menyebabkan keguguran. Baik rokok, alkohol, dan kafein dapat menimbulkan efek beracun pada janin yang tengah tumbuh dan berkembang, serta menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh.
- Lemah serviks
Ketika ibu mengalami keguguran dan berisiko mengalami kelemahan serviks, dokter akan mengamati lebih jauh. Kemungkinan ibu akan disarankan untuk melakukan jahitan serviks.
Tips untuk Bunda yang Mengalami Keguguran Berulang
- Melakukan tes darah
Tes darah dilakukan untuk memeriksa APS atau syndrome sticky blood sehingga dapat mengetahui antibodi yang dihasilkan untuk menangani infeksi, pembekuan darah, sindrom serta polikistik ovarium. Tes ini dilakukan dua kali dengan jeda waktu selama enam minggu.
Walaupun terdeteksi APS, ibu masih berpeluang hamil. Dokter biasanya akan memberikan obat pengencer darah pada saat ibu hamil kembali. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan kromosom (karyotyping).
- Pemeriksaan USG sejak awal
Ultrasonografi (USG) akan disarankan dokter untuk mengetahui apakah Bunda memiliki kelainan bentuk rahim atau panggul lemah.
- Ubah gaya hidup dan cukupi kebutuhan nutrisi
Jika sebelumnya Bunda memiliki gaya hidup yang tidak sehat, Bunda mungkin harus mempertimbangkan untuk menghindari beberapa gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Selain itu, kebutuhan nutrisi di awal kehamilan juga sangat penting, jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang sehat dan seimbang.
- Membuat asuransi kehamilan
Asuransi kehamilan penting untuk Bunda mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama Bunda menjalani kehamilan hingga melahirkan. Seperti Bekal Proteksi Bunda dari PaninDai-ichiLife yang bisa memberikan perlindungan jiwa dan risiko yang terjadi baik dalam periode masa kehamilan dan/ataupun setelah kelahiran selama maksimum 30 hari setelah kelahiran. Manfaat dari asuransi ini hanya diberikan untuk maksimal kehamilan sampai dengan anak ke-2 termasuk jika pernah mengalami keguguran.
Sumber:
Resolve. Multiple Miscarriages.
Parents. 2016. What Causes Recurrent Miscarriage?
Klikdokter. 2021. Kenali Gejala Abortus Habitualis atau Keguguran Berulang.
Sehatq. 2021. Keguguran Berulang (Abortus Habitualis): Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mencegahnya.