Pentingnya Menjaga Volume Air ketuban untuk Kesehatan Janin

air ketuban pecah

Saat hamil, menjaga kesehatan janin memang merupakan prioritas utama agar Si Kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di dalam kandungan. Salah satu caranya adalah dengan menjaga volume air ketuban.

Air ketuban merupakan cairan yang melindungi bayi di dalam kandungan selama kehamilan. Cairan ini memiliki banyak manfaat bagi janin seperti melindungi tali pusat, melindungi janin dari infeksi, cedera, serta merupakan ruang bagi janin untuk tumbuh dan berkembang. Tak hanya itu saja, Bun. Air ketuban juga berfungsi untuk mengontrol suhu sehingga Si Kecil tetap hangat dan suhu di dalam kandungan tetap stabil.

Kondisi Abnormal Air Ketuban

fungsi air ketuban

Umumnya, volume air ketuban akan terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Puncaknya pada usia kehamilan 36 minggu, dan selanjutnya akan mulai berkurang seiring mendekati persalinan. Untuk itu, sebaiknya Bunda memiliki air ketuban dalam jumlah yang cukup agar janin tetap sehat dan persalinan berjalan dengan lancar.

Pada kondisi yang normal, air ketuban akan berwarna jernih kekuningan dengan volume sekitar 60 milliliter (mL) ketika usia kehamilan mencapai 12 minggu. Lalu di usia kehamilan 16 minggu, air ketuban akan bertambah menjadi 175 mL dan 400-1200 mL di usia kehamilan 34-36 minggu.

Namun, Bunda perlu waspada jika Bunda memiliki air ketuban dengan kondisi abnormal. Bagaimana ciri-cirinya? Berikut ini dua kondisi abnormal pada air ketuban yang perlu Bunda ketahui:

  • Oligohidramnion

Oligohidramnion merupakan masalah kehamilan yang ditandai dengan jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan, seperti gangguan tumbuh kembang janin, dan juga penekanan tali pusat yang dapat berakibat pada persalinan prematur. Oligohidramnion umumnya tidak bergejala dan hanya bisa terdeteksi secara pasti saat Bunda melakukan pemeriksaan USG.

Seorang Ibu hamil didiagnosis mengalami oligohidramnion jika indeks cairan ketuban kurang dari 5 cm pada pengukuran 4 kuadran atau kurang dari 2 cm pada pengukuran 1 kuadran terdalam.

Oligohidramnion dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan plasenta, kelainan genetik pada janin, kehamilan kembar, kebocoran atau pecahnya kantung ketuban, persalinan yang melewati hari perkiraan lahir, diabetes, hipertensi serta dehidrasi.

Untuk itu, Bunda perlu mencukupi kebutuhan cairan sejak awal kehamilan karena oligohidramnion dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Namun, kondisi ini lebih sering ditemukan di akhir trimester ketiga kehamilan.

  • Polihidramnion

Kondisi abnormal pada air ketuban lainnya adalah polihidramnion atau cairan ketuban yang terlalu banyak. Sebenarnya hal ini merupakan komplikasi yang umum dialami oleh ibu hamil dan tidak begitu berbahaya karena Bunda tetap dapat melahirkan bayi yang sehat. namun, sebaiknya Bunda tetap perlu waspada jika mengalami polihidramnion.

Walaupun belum diketahui secara pasti apa penyebab polihidramnion, pasalnya kondisi ini sering dikaitkan dengan beberapa gangguan kehamilan, seperti kelainan bawaan pada janin, infeksi kehamilan, gangguan jantung pada bayi, serta diabetes gestasional. Selain itu, polihidramnion juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur serta pendarahan pasca melahirkan.

Tips Meningkatkan Volume Air Ketuban

fungsi air ketuban

Selama kehamilan, Bunda wajib menjaga volume air ketuban dalam batas yang normal agar janin dapat berkembang secara optimal. Nah, berikut ini beberapa tips meningkatkan volume air ketuban yang dapat Bunda lakukan:

1.    Mengkonsumsi buah dan sayuran

Selain dengan mencukupi kebutuhan cairan, Bunda juga dapat meningkatkan jumlah air ketuban dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Pilihlah buah dan sayuran yang kaya kandungan air seperti timun, brokoli, bayam, semangka, melon serta apel.

Tak hanya itu saja, Bun. Antioksidan yang terdapat dalam sayuran dan buah juga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan janin, mencegah preeklamsia, dan mengurangi risiko keguguran.

2. Mencukupi kebutuhan cairan

Minum air yang banyak merupakan salah satu cara ampuh untuk meningkatkan jumlah air ketuban di dalam kandungan. Menurut sebuah studi dari National Center for Biotechnology Information, cairan sangat membantu meningkatkan volume cairan ketuban pada usia 37 dan 41 minggu kehamilan.

Namun sayangnya, sebagian ibu hamil mungkin akan merasa mual saat meminum air terlalu banyak. Untuk mengatasinya, Bunda sebaiknya memilih air mineral dengan kandungan mineral esensial yang terasa lebih menyegarkan dan tidak cepat membuat mual.

klik gambar

3.    Amnioinfusion

Amnioinfusion merupakan prosedur memasukkan larutan saline (cairan infus) yang digunakan dokter kandungan untuk menambah air ketuban pada ibu hamil. Larutan saline ini biasanya dimasukan ke kantung ketuban melalui serviks. Amnioinfusion biasanya direkomendasikan dokter pada ibu hamil yang mengalami oligohidramnion dalam kondisi serius karena cukup efektif meningkatkan jumlah cairan ketuban untuk sementara waktu. Namun prosedur ini tidak direkomendasikan bila penyebab oligohidramnion akibat kebocoran atau pecah selaput ketuban.

Kondisi air ketuban merupakan salah satu faktor penentu kesehatan janin di dalam kandungan. Untuk itu, sebaiknya Bunda menjaga kesehatan air ketuban dengan mencukupi kebutuhan cairan. Selain itu, pastikan Bunda menjalani pola hidup sehat selama kehamilan agar tumbuh kembang janin tetap optimal dan proses persalinan berjalan dengan lancar.

Sumber:

Medical News Today. 2018. What’s to Know About Amniotic Fluid?

Healthline. 2019. How Can I Increase My Amniotic Fluid Levels?

Mayo Clinic. 2020. Polihidramnios

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *