Anak Tidak Cocok Susu Sapi, Ini Dampak dan Cara Mengatasinya

tidak cocok susu sapi

Ketidakcocokan terhadap susu sapi merupakan kondisi yang sering terjadi pada anak-anak. Kondisi ini membuat anak tidak bisa minum susu sapi, padahal nutrisi yang terkandung di dalamnya berguna untuk tumbuh kembang yang optimal.

Ketidakcocokan susu sapi terjadi ketika sistem imun tubuh yang seharusnya melawan infeksi dan zat berbahaya malah bereaksi melawan masuknya protein dari susu sapi. Akibatnya, setiap habis minum susu sapi, anak mengalami keluhan. Keluhan tersebut bisa beragam, mulai dari gatal-gatal, sakit perut, diare, muntah, hingga sesak napas.

Dampak Tidak Cocok Susu Sapi

Ketidakcocokan susu sapi yang tidak tertangani dengan baik bisa mengganggu tumbuh kembang anak. Jadi, kondisi ini tidak boleh disepelekan dan harus diatasi ya, Bun. Berikut ini adalah risiko atau dampak anak tidak cocok susu sapi:

1. Tinggi badan anak tidak optimal

Susu sapi mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Itulah sebabnya, anak yang tidak cocok minum susu sapi berisiko kekurangan nutrisi, terutama kalsium dan vitamin D. Kekurangan kedua nutrisi ini membuat pertumbuhan tulang dan tinggi badan anak jadi tidak optimal.

Jika ketidakcocokan susu pada anak tidak ditangani sedini mungkin, apalagi sampai menjelang akhir masa pertumbuhannya, anak berisiko menjadi lebih pendek daripada teman-teman sebayanya lho, Bun.

Bahkan, pada beberapa kasus, anak yang tidak cocok dengan susu sapi juga bisa mengalami stunting, Bun. Stunting sendiri adalah gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Apabila anak mengalami stunting, tubuhnya akan terlihat jauh lebih kecil dan pendek daripada anak sebayanya.

2. Anak gampang sakit

Sistem imun tubuh anak masih dalam proses perkembangan. Jadi, tidak heran bila anak-anak lebih rentan sakit akibat daya tahan tubuhnya yang memang belum seoptimal usia dewasa. Agar perkembangan sistem imunnya baik dan bisa lebih tahan melawan serangan penyakit, anak memerlukan asupan nutrisi yang cukup.

Susu mengandung banyak vitamin dan mineral yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin, D, zinc, dan selenium. Pada anak yang kekurangan nutrisi-nutrisi ini, salah satunya akibat tidak cocok susu sapi, apabila tidak dilengkapi dari sumber nutrisi lain maka daya tahan tubuhnya dapat menjadi lebih lemah sehingga sulit melawan paparan kuman dan mencegah infeksi.

3. Prestasi anak menurun

Anak yang kekurangan nutrisi dalam jangka panjang, termasuk akibat tidak cocok susu sapi, biasanya tampak lesu, tidak aktif, dan tidak bersemangat. Akibatnya, anak akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan belajar, serta kehilangan minat untuk mempelajari dan mencoba hal-hal baru.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengganggu prestasi anak, baik saat ini maupun saat anak dewasa nanti. Bukan hanya itu, kemampuan anak dalam menjalin hubungan sosial yang seharusnya dikembangkan sejak usia dini juga bisa terganggu, yang akhirnya akan memengaruhi kehidupan sosialnya nanti ketika dewasa.

4. Timbulnya kekhawatiran orang tua 

Ketidakcocokan susu sapi yang dialami anak juga secara tidak langsung berdampak pada orang tua, lho. Karena banyaknya makanan dan minuman yang mengandung susu sapi, orang tua perlu lebih berhati-hati untuk memilih makanan atau minuman yang akan dikonsumsi anak, terlebih jika anak pernah mengalami keluhan tidak cocok susu sapi yang cukup parah.

Karena harus ekstra cermat, tak jarang jika orang tua merasa paranoid dan menjadi overprotective, apalagi kalau anak juga sering sakit, sulit berteman, dan prestasinya menurun. Berbagai kondisi tersebut bisa membuat orang tua merasa sangat khawatir, bahkan sedih dan stres.

5. Pengeluaran biaya yang sia-sia 

Ketidakcocokan susu sapi yang tidak ditangani bisa membuat anak sering sakit dan mengalami gangguan tumbuh kembang. Akibatnya, bukan hanya anak merasa tidak nyaman karena harus bolak-balik berobat ke dokter, pengeluaran pun akan membengkak.

Cara Mengatasi Ketidakcocokan Susu Sapi

Apabila Si Kecil mengalami keluahan setelah minum susu sapi, hentikan pemberian susu sapi atau makanan lain yang mengandung susu sapi dan berbagai produk olahannya, seperti keju atau yoghurt, sampai penyebabnya bisa dipastikan.

Nah, untuk memastikan penyebab keluhan yang dialami Si Kecil, Bunda perlu memeriksakan Si Kecil ke dokter.

Jika hasil pemeriksaan awal oleh dokter mengarah pada ketidakcocokan susu sapi, apalagi jika memang ada riwayat yang sama di dalam keluarga, dokter akan melakukan tes untuk memastikannya dan menentukan apa yang menjadi pemicunya.

Setelah dipastikan bahwa keluhan Si Kecil memang disebabkan oleh ketidakcocokan susu sapi, Dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, termasuk meresepkan obat yang aman bagi anak-anak serta memberikan daftar pantangan makanan dan minuman yang mengandung susu sapi.

Selain menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter, ada juga beberapa cara efektif yang bisa dilakukan orang tua dan anggota keluarga di rumah untuk mencegah anak mengalami kembali keluhan akibat susu sapi, yaitu:

Menyusun menu makanan anak sesuai kebutuhan nutrisinya

Tidak perlu khawatir kok, Bun. Meski Si Kecil tidak bisa minum susu sapi serta tidak bisa mengonsumsi makanan yang mengandung susu sapi, Bunda tetap bisa memberikan makanan dan minuman dengan kandungan nutrisi yang sama dengan kandungan susu sapi.

Sebagai contoh, kalsium yang banyak terdapat di dalam susu sapi juga terdapat dalam tahu, ikan teri, ikan sarden, biji chia, kacang merah, kacang kedelai, serta sayuran berdaun hijau, seperi bayam dan pakcoy.

Contoh lainnya, asupan vitamin D yang banyak didapatkan dari susu sapi bisa Bunda gantikan dengan asupan vitamin D dari kuning telur, ikan sarden, ikan makarel, hati sapi, dan jamur.

Dengan mencukupi asupan gizi Si Kecil setiap hari sesuai usia dan kebutuhannya, melalui pemberian berbagai makanan sebagai pengganti susu sapi yang merupakan sumber nutrisi, tumbuh kembang Si Kecil bisa tetap optimal.

Mengganti jenis susu anak

Tantangan terbesar dalam mencukupi asupan nutrisi anak adalah bila anak suka pilih-pilih makanan dan lebih suka minum susu.

Kalau ini yang Bunda alami, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk memastikan kebutuhan gizi Si Kecil tetap terpenuhi. Caranya, Bun, berikan Si Kecil susu yang tidak mengandung protein susu sapi tetapi memiliki nilai nutrisi yang sama padatnya dengan susu sapi.

Ada dua jenis susu yang bisa menjadi pengganti susu sapi, yaitu susu formula terhidrolisa ekstensif (EHF), susu formula asam amino (AAF),  dan susu formula soya.

Susu EHF diproduksi menggunakan enzim khusus yang memecah protein susu sapi menjadi bagian-bagian kecil sampai tidak bisa lagi dikenali oleh tubuh anak yang tidak cocok terhadap protein susu sapi. Namun, apabila keluhan masih juga muncul meski sudah minum susu EHF, dokter akan menggantinya dengan susu AAF. Susu AAF sendiri mengandung asam amino khusus yang berbeda dari asam amino pada susu sapi. Jadi, susu AAF juga aman untuk dijadikan pengganti susu sapi.

Begitu juga halnya dengan susu formula soya. Susu ini aman dikonsumsi oleh anak yang tidak cocok terhadap susu sapi karena memang susu ini tidak mengandung protein susu sapi. Susu formula soya terbuat dari kacang kedelai yang mengandung isolat protein soya, yaitu suatu jenis protein hasil pengendapan susu kedelai.

Saat memilih produk susu soya, perhatikan kandungannya ya, Bun. Pastikan produk susu formula soya yang Bunda pilih telah diperkaya atau dilengkapi dengan nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang, kesehatan, dan daya tahan tubuh anak, seperti vitamin D, vitamin C, DHA, omega-3, kalsium, dan zinc.

Salah satu produk susu formula soya yang menjadi rekomendasi adalah SGM Isopro Soy. Selain mengandung isolat protein soya yang aman untuk anak yang tidak cocok dengani susu sapi, SGM Isopro Soy juga mengandung nutrisi yang lengkap, terutama IronC, omega-3, omega-6, vitamin D, kalsium, zinc, dan serat pangan, yang merupakan nutrisi pokok dalam proses tumbuh kembang anak.

Selain susu formula soya SGM Isopro Soy memiliki kandungan nutrisi selengkap itu, ditambah lagi jenis proteinnya yang berkualitas dan aman bagi anak-anak yang tidak cocok minumi susu sapi, mungkin sulit untuk dipercaya bahwa produk ini memiliki harga yang sangat terjangkau lho, Bun!

Jadi, sekarang Bunda tidak perlu khawatir lagi ya Si Kecil akan kekurangan nutrisi akibat tidak cocok susu sapi. Cara-cara di atas bisa Bunda lakukan untuk memastikan asupan gizi dan tumbuh kembang Si Kecil sama optimalnya dengan anak-anak seusianya.

Apa pun tantangan yang dihadapi para bunda tangguh di Indonesia dalam memelihara kesehatan anak, termasuk memaksimalkan tumbuh kembang, kemampuan, dan bakat anak, aplikasi Diary Bunda siap mendampingi dengan berbagai informasi yang akurat, rekomendasi, dan tips dari para dokter ahli.

Sumber:

Woźniak, D., et al. (2022). Reasonableness of Enriching Cow’s Milk with Vitamins and Minerals. Foods, doi: 10.3390/foods11081079.

Conner, T., et al. (2018). The Role of Personality in Daily Food Allergy Experiences. Frontiers in Psychology, 9, pp. 29.

National Health Service UK (2023). Vitamin D.

Edwards, C., & Younus, M. National Institutes of Health (2023). Statpearls. Cow’s Milk Allergy.

Victoria State Government (2022). BetterHealth Channel. Cow’s Milk Allergy.

Asthma and Allergy Foundation of America (2019). Food Allergies and the Emotional, Social and Financial Impact.

Cleveland Clinic (2022). Diseases & Conditions. Milk Allergy.

Mayo Clinic (2022). Diseases & Conditions. Milk Allergy.

Jennings, MS, RD & Ajmera, R. Healthline (2023). Top 15 Calcium-Rich Foods (Many Are Nondairy).

Jones, T. Healthline (2023). 7 Nutritious Foods that Are High in Vitamin D.

Poulson, B. Verywell Health (2023). Milk Allergy Symptoms: Could You Be Allergic to Milk?

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *