Bayi 6 Bulan Bisa Apa Ya? Ketahui Perkembangannya

bayi 6 bulan bisa apa, diary bunda

Bayi 6 bulan bisa apa menjadi pertanyaan yang cukup sering terlintas di pikiran orang tua, terutama yang baru pertama kali memiliki anak. Ini karena para orang tua pasti penasaran dengan perkembangan buah hatinya dari bulan ke bulan. Oleh karena itu, yuk simak artikel ini untuk tahu apa saja yang bisa dilakukan bayi saat berusia 6 bulan.

Memasuki usia 6 bulan, tidak hanya perkembangan bayi yang makin pesat, Bun, tetapi juga pertumbuhan badannya. Pada bulan ini, bayi laki-laki umumnya sudah memiliki berat badan sekitar 8 kg dengan panjang 67,5 cm. Sementara itu, bayi perempuan memiliki bobot sekitar 7,3 kg dengan panjang sekitar 65,5 cm.

Perkembangan Bayi 6 Bulan

Pada usia 6 bulan, bayi mengalami banyak perkembangan, Bun. Nah, ini adalah beberapa perkembangan bayi 6 bulan:

1. Perkembangan motorik

Ketika bayi memasuki usia 6 bulan, kaki dan tangannya sudah makin kuat, lho. Pada usia ini, bayi umumnya sudah mulai bisa berguling, lalu mencoba merangkak dengan menahan dirinya menggunakan tangan dan kaki. Bayi juga sudah mulai bisa duduk secara perlahan. 

Awalnya, bayi akan terlihat kesulitan untuk menegakkan badan, tetapi nantinya ia akan terbiasa untuk menahan badannya sendiri. Selain kaki dan tangannya yang makin kuat, bayi 6 bulan juga akan mengalami perkembangan berikut ini, Bun:

  • Mengangkat benda dengan satu tangan dan memindahkannya ke tangan yang lain.
  • Sering menjatuhkan benda ke lantai untuk mendengarkan bunyi benda jatuh.
  • Mulai suka memasukkan benda-benda kecil ke dalam mulutnya.
  • Bisa merangkak maju mundur, sesuai dengan kemampuannya.
  • Mulai peka terhadap bayangannya sendiri sehingga bayi sering menepuk-nepuk tempat bayangannya yang terpantul.

Karena pada bulan ini perkembangan motoriknya cukup pesat, Si Kecil akan menjadi lebih aktif, Bun. Oleh karena itu, Bunda dan Ayah perlu memantau pergerakan Si Kecil lebih ketat. Selain itu, keamanan di rumah juga perlu ditingkatkan.

Selain berbagai perkembangan di atas, bayi 6 bulan juga sudah bisa mengonsumsi MPASI lho, Bun. Ini karena kebutuhan bayi akan nutrisi makin banyak sehingga tidak cukup apabila asupannya hanya berasal dari ASI.

2. Perkembangan dalam berkomunikasi

Saat usia 6 bulan, bayi biasanya sudah mengenali namanya sendiri, lho. Jadi, ketika dipanggil, bayi akan merespons. Bentuk tanggapannya pun bisa beragam, ada yang hanya menggunakan bahasa tubuh, seperti menggelengkan kepala, atau ada juga yang mengoceh dengan membuat suara seperti “ma ma” atau “da da”.

Selain itu, bayi juga mengalami beberapa perkembangan lain dalam berkomunikasi, Bun. Nah, inilah beberapa perkembangannya:

  • Berkomunikasi lewat bahasa tubuh, misalnya menggelengkan kepala jika tidak setuju atau menaikkan tangan jika ingin digendong.
  • Sering berekspresi dengan suara, misalnya menggeram atau mendengus.
  • Mulai tertarik mendengarkan cerita dari buku yang banyak gambar dan warnanya.
  • Menirukan suara orang lain.

3. Perkembangan sosial

Dalam perkembangan sosialnya, bayi usia 6 bulan juga sudah mulai mengenali wajah orang terdekatnya, Bun, termasuk ibu, ayah, dan kakaknya. Jadi, jangan heran kalau bayi bisa nangis ketika dirinya berada di tengah-tengah keramaian dengan banyak orang yang tidak ia kenal.

Meski begitu, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, bayi 6 bulan sudah bisa lebih terbuka dengan orang baru. Apabila orang tersebut menarik perhatiannya, bayi bisa memberikan respons jika diajak untuk bercanda.

Untuk menarik perhatian orang lain, bayi tidak lagi hanya menangis tetapi juga bisa berteriak, menendang benda, menjatuhkan benda, atau memukul-mukul benda yang ada di sekitarnya. 

Tips Mengoptimalkan Perkembangan Bayi 6 Bulan

Sekarang sudah tahu kan bayi 6 bulan bisa apa saja, Bun? Nah, ini saatnya Bunda untuk mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil agar lebih optimal. Begini tips-tipsnya:

  • Berikan respons yang baik terhadap setiap celotehan Si Kecil, misalnya dengan menunjukkan ekspresi tertentu atau mengajaknya berbicara.
  • Bacakan Si Kecil buku, terutama buku yang ukurannya besar, banyak gambar, dan berwarna cerah.
  • Nyanyikan atau perdengarkan berbagai jenis lagu kepada Si Kecil, mulai dari lagu yang ceria sampai lagu yang sendu.
  • Ajak Si Kecil untuk bermain di luar rumah agar ia bisa menjelajahi dunia di sekitarnya.
  • Pastikan MPASI yang diberikan mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil untuk tumbuh kembangnya.

Selain melakukan beberapa tips di atas, Bunda juga tetap perlu mewaspadai setiap tanda yang menunjukkan bahwa perkembangan bayi terhambat. Inilah beberapa tandanya:

  • Berat dan tinggi badan tidak naik atau justru berkurang
  • Kesulitan atau tidak bisa menggenggam benda
  • Jarang berbicara atau berceloteh
  • Terlihat tidak merespons suara atau panggilan
  • Terlihat tidak tertarik dengan benda atau mainan di sekitarnya

Apabila tanda-tanda di atas terlihat pada buah hati Bunda, sebaiknya konsultasikan hal tersebut ke dokter ya, Bun. Bunda bisa lho bertanya pada dokter melalui chat. Dengan begitu, dokter bisa memeriksa dan memastikan kondisi Si Kecil serta menentukan apakah tumbuh kembangnya bermasalah atau tidak, serta memberikan penanganan yang diperlukan.

Sumber:

United Nations International Children’s Emergency Fund (2023). Child Development. Your Baby’s Developmental Milestones at 6 Months.

National Health Services U.K. (2023). Cambridgeshire Community Services. 6 Month Developmental Milestones.

Pregnancy Birth & Baby Australia (2022). Your Baby’s Growth and Development – 6 Months Old.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).

Mayo Clinic (2023). Infant and Toddler Health. Infant Development: Milestones from 4 to 6 Months.

Brusie, C. Baby Center (2024). Your 6-month-old baby’s growth and development.

Ben-Joseph, E. KidsHealth, Nemours (2024). Parents. Well-Child Visit: 6 Months.

Raising Children Network Australia (2024). Babies. 6–7 Months: Baby Development.

Murray, D. Parents (2024). Average Baby Weight and Length: Month-by-Month Charts.

The Bump (2022). 6-Month-Old Baby.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *