Bayi Tidak BAB 4 Hari Tapi Kentut, Ini Penyebabnya

Bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut, duh berbahaya nggak, ya? Eits, tenang dulu, Bun. Hal ini tidak selalu menandakan bahwa kondisi saluran cerna Si Kecil bermasalah, kok. Terkadang, sebagian bayi memang akan jadi lebih jarang BAB dan hal ini normal terjadi kalau ia tampak masih aktif dan mau makan, minum, atau menyusui seperti biasa. 

Penyebab Bayi Tidak BAB 4 Hari Tapi Kentut

Sering buang air besar dan kentut merupakan kondisi yang normal pada bayi. Hal ini menandakan pencernaan Si Kecil sehat dan lancar, Bun. Terlebih, perut bayi biasanya berisi lebih banyak gas.

Sering buang air besar dan kentut umumnya terjadi setelah bayi mengeluarkan mekonium dan mengonsumsi ASI eksklusif. Bahkan, bayi bisa BAB hingga 5–6 kali dalam sehari lho. Sebaliknya, bila Si Kecil tidak kunjung BAB dan hanya buang angin, Bunda jangan langsung khawatir dulu, ya. 

Sebagian bayi memang bisa saja tidak BAB selama beberapa hari dan hal ini masih tergolong normal kalau kondisinya tidak disertai gejala lain, misalnya rewel, kesakitan saat perutnya ditekan, atau susah makan dan minum. Ini terjadi karena sistem pencernaan Si Kecil sedang berkembang sehingga BAB-nya terkadang memang bisa menjadi lebih jarang. 

Meski demikian, bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut  juga bisa disebabkan oleh masalah pencernaan, seperti sembelit. Nah, biasanya bayi yang sembelit akan mengalami kembung, sering kentut, dan lebih rewel ketika hendak BAB atau perutnya ditekan. Selain susah BAB, sembelit biasanya juga ditandai dengan tekstur kotoran yang keras dan kering. 

Ada beberapa hal yang bisa membuat bayi sembelit sehingga ia tidak BAB sampai 4 hari, yaitu:

1. Pemberian susu formula

Bayi yang diberi susu formula atau yang sedang berganti jenis susu biasanya bisa mengalami sembelit. Pasalnya, jika dibandingkan ASI, susu formula memiliki tekstur yang kental dan mengandung komposisi nutrisi yang lebih sulit dicerna oleh bayi. 

Hal ini dapat menyebabkan tekstur tinja bayi jadi lebih keras sehingga buang airnya jadi lebih sulit. Terkadang, bayi bisa saja jadi sulit BAB hingga sekitar 4 hari tapi sering kentut karena baru diganti jenis susunya. Namun, hal ini wajar terjadi kok, sehingga Bunda tidak perlu langsung berhenti memberinya susu formula. 

Jika Bunda memang tidak bisa memberikan ASI, tetap lanjutkan memberi Si Kecil susu formula hingga tubuhnya terbiasa. Namun, apabila bayi menunjukkan tanda-tanda tidak cocok susu formula, Bunda boleh konsultasi ke dokter untuk mempertimbangkan mengganti jenis susunya.

2. Kekurangan cairan

Sama seperti orang dewasa, bayi juga harus memenuhi kebutuhan cairan untuk menunjang kesehatan pencernaannya. Pasalnya, kekurangan cairan dapat menyebabkan bayi dehidrasi hingga membuat tekstur kotoran bayi jadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. 

Nah, tidak sulit kok Bun untuk memenuhi kebutuhan cairan Si Kecil. Bunda hanya perlu memberinya cukup ASI selama masa menyusui. Sementara untuk bayi yang sudah berusia 6 bulan ke atas dan mulai bisa mengonsumsi makanan padat, Bunda bisa memberikan air putih kepada Si Kecil setelah ia makan. 

3. Baru mulai mengonsumsi MPASI

Bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut juga bisa terjadi saat ia mulai memasuki masa MPASI lho, Bun. Ini dikarenakan usus bayi masih beradaptasi dari konsumsi ASI ke MPASI.

Selain itu, bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat lebih mungkin mengalami sembelit apabila tidak memperoleh asupan serat di dalam menu MPASI-nya.

Buah dan sayur merupakan sumber serat yang baik untuk melancarkan pencernaan. Oleh karena itu, tambahkan sedikit sayur pada menu MPASI Si Kecil atau berikan buah sebagai camilannya, ya. Beberapa makanan yang mengandung serat yang baik untuk pencernaan Si Kecil ialah bayam, wortel, tomat, selada, alpukat, pisang, dan melon.

Cara Mengatasi Bayi Susah BAB

Untuk membantu melancarkan pencernaan Si Kecil supaya bisa BAB dengan lancar, Bunda bisa lakukan beberapa tips di rumah, seperti:

  • Mencukupi asupan cairan Si Kecil dengan memberikan ASI atau susu formula secara teratur
  • Memberikan makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah, kepada bayi yang sudah bisa mengonsumsi makanan padat
  • Menghindari pemberian makanan yang mengandung gas, seperti keju, kacang-kacangan, bawang bombay, bawang putih, brokoli, kubis, dan kembang kol
  • Mengoleskan minyak kayu putih ke perut bayi, lalu beri pijatan lembut di perutnya
  • Melakukan gerakan untuk menstimulasi dan merangsang usus, seperti menggerakkan kaki bayi layaknya sedang mengayuh sepeda

Nah, itulah beberapa penyebab hingga cara mengatasi bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut yang perlu Bunda ketahui. Jika cara-cara di atas sudah Bunda lakukan tetapi tidak kunjung membuahkan hasil dalam waktu dekat, Bunda sebaiknya konsultasikan ke dokter, ya. Bunda bisa lho bertanya pada dokter melalui chat untuk mendapatkan jawaban yang cepat. 

Soalnya, selain kondisi yang sudah disebutkan tadi, bayi susah BAB atau sembelit juga bisa saja disebabkan oleh kondisi medis yang perlu diwaspadai, seperti alergi makanan, gangguan metabolisme, penyakit tiroid, penyakit Hirschsprung, atau efek samping penggunaan obat-obatan tertentu.

Oleh sebab itu, jangan tunda ke dokter jika sembelit pada Si Kecil disertai demam tinggi, muntah, muncul ruam di kulit, dan terus mengantuk.

Sumber:

National Institutes of Health. (2022). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Constipation in Infants and Children.

National Health Services UK (2022). Dehydration.

National Health Services UK. Constipation and Bottle Feeding.

Pregnancy Birth & Baby Australia (2023). Constipation in Babies (0 to 1 Years).

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sembelit (Konstipasi) pada Anak.

Cleveland Clinic (2023). Babies Shouldn’t Drink Water — Here’s Why.

Miles, K. Baby Center. Constipation in Babies.

Healthy Children (2024). Pooping By the Numbers: What’s Normal for Infants?

Crider, C. Healthline (2021). What to Do If You Suspect Formula Is Constipating Your Baby.

Iftikhar, N. Healthline (2020). Baby Farts: Surprising, Sometimes Stinky, But Mostly Normal.

Harris, N. Parents (2022). How Long Can a Baby Go Without Pooping?

WebMD (2024). Can I Eat That? I’m Breastfeeding.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *