Rambut bayi rontok, bahaya nggak sih? Tenang Bun, hal ini memang cukup sering terjadi dan tidak selalu berbahaya, kok. Lantas, apa ya penyebab kerontokan pada bayi?
Tidak hanya orang dewasa, bayi juga bisa mengalami rambut rontok, lho. Rambut bayi rontok biasanya terjadi pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Kondisi ini disebut dengan alopecia dan umumnya bukan disebabkan oleh masalah kesehatan yang membahayakan bayi. Lantas, apakah ada cara agar kerontokan bisa berkurang? Yuk, langsung simak info lengkapnya!
Penyebab Rambut Bayi Rontok
Bunda panik karena rambut bayi rontok cukup banyak? Tenang dulu, Bun. Kondisi ini merupakan hal yang wajar terjadi. Bahkan, hampir seluruh bayi yang baru lahir bisa mengalami kerontokan di sebagian atau seluruh rambutnya. Nantinya, rambut bayi akan tumbuh kembali dalam waktu kurang lebih 1 tahun.
Meski demikian, Bunda juga perlu tahu nih apa saja penyebab kerontokan pada bayi. Dengan begitu, Bunda bisa mengatasi dan mengurangi kerontokan.
Nah, berikut ini adalah beberapa penyebab rambut bayi rontok:
1. Perubahan hormon
Tahukah Bunda, kerontokan rambut bisa dipengaruhi oleh hormon yang tidak seimbang, lho. Nah, pada bayi yang baru lahir, umumnya kadar hormon memang masih belum begitu stabil dan bisa berubah, sehingga hal ini menyebabkan rambut bayi rontok.
Namun, kondisi ini masih tergolong normal dan tidak berbahaya kok, Bun. Seiring proses tumbuh kembang dan bertambahnya usia bayi, kadar hormonnya akan stabil dengan sendirinya kelak akan membuat rambutnya tumbuh kembali.
2. Gesekan pada rambut
Rambut rontok yang dialami Si Kecil mungkin terjadi karena adanya gesekan kulit kepala dengan kasur bayi, kereta dorong, atau tempat bermain. Akibatnya, Si Kecil bisa saja mengalami kerontokan pada rambut bagian belakang.
Namun, Bunda tidak perlu khawatir, ya. Rambut yang rontok nantinya akan tumbuh dan terlihat lebih tebal pada bulan ke-7.
3. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik pada bayi atau cradle cap merupakan masalah kulit yang dapat terjadi pada bayi usia 1–3 bulan. Kondisi ini ditandai dengan kulit kepala berminyak, timbul kerak atau sisik putih yang kering di kepala bayi, dan rambut rontok.
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti mengapa bayi bisa mengalami dermatitis seboroik. Namun, tingginya produksi minyak di kepala hingga infeksi jamur Malassezia dicurigai sebagai penyebab dermatitis seboroik pada bayi.
Untungnya, dermatitis seboroik bukanlah kondisi yang bisa membahayakan bayi, Bun. Memang gejalanya membuat Si Kecil tidak nyaman, tapi dermatitis seboroik umumnya bisa sembuh dengan atau tanpa pengobatan.
4. Infeksi jamur
Rambut bayi rontok juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur atau kurap di kulit kepala. Kondisi ini bisa menimbulkan beberapa gejala, seperti gatal, kulit kemerahan, bersisik, dan terkadang terdapat bintik-bintik hitam.
Jika terjadi di kulit kepala, tinea capitis bisa menyebabkan penderitanya mengalami rambut rontok yang cukup banyak dan memicu kebotakan pada area yang terinfeksi. Nah, bila Si Kecil mengalami kerontokan yang disertai dengan gejala tinea capitis, kondisi ini perlu diobati ya.
5. Alopecia areata
Penyebab rambut bayi rontok yang satu ini jarang terjadi, Bun. Namun, ada sebagian bayi yang mengalami kerontokan karena alopecia areata. Kondisi ini sendiri disebabkan oleh kelainan autoimun, yakni ketika sistem imun tubuh menyerang folikel rambut yang sehat.
Akibatnya, rambut yang sehat pun mengalami kerontokan. Namun, umumnya rambut akan tumbuh kembali kok meski memerlukan waktu berbulan-bulan. Akan tetapi, kondisi ini biasanya bisa membaik sendiri dan tidak berbahaya, Bun.
Tips Mengatasi Rambut Bayi Rontok
Sebagian besar kondisi rambut bayi rontok umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Soalnya, kondisi ini umumnya hanya sementara dan bisa membaik dengan sendirinya, terlebih bila rambut rontok terjadi karena hormon yang tidak seimbang.
Nah, untuk saat ini Bunda bisa berupaya untuk mengurangi kerontokan dengan tetap merawat kesehatan kulit dan rambut Si Kecil. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan di rumah:
- Gunakan produk skin care atau sampo yang lembut serta tidak mengandung alkohol dan parfum. Agar tidak bingung, Bunda bisa memilih sampo yang berlabel hypoallergenic, ya.
- Cuci kepala Si Kecil setiap kali mandi.
- Gunakan sikat rambut dengan bulu yang lembut atau sisir yang bergigi lebar sehingga rambut Si Kecil tidak tersangkut dan tertarik.
- Pastikan Si Kecil tidak berbaring atau terlalu lama berada di posisi yang sama.
- Ajari Si Kecil untuk tengkurap setiap harinya agar bagian kepala belakangnya tidak sering tertekan atau tergesek.
- Jangan menggosok kepala Si Kecil dengan keras ketika ingin menghilangkan kerak di kepala karena nantinya kerak tersebut akan hilang sendiri.
- Hindari menguncir dan menjepit rambut Si Kecil terlalu kencang
Itulah beberapa penyebab serta cara mengatasi rambut bayi rontok. Kondisi ini biasanya memang bukan hal yang serius. Meski demikian, Bunda tetap perlu waspada apabila rambut bayi tidak tumbuh kembali hingga usianya 1 tahun, atau terdapat tanda-tanda dermatitis seboroik, kurap, ataupun alopecia areata.
Bila Si Kecil mengalami kondisi tersebut, Bunda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter melalui chat, ya. Ini agar rambut rontok pada Si Kecil bisa diobati dengan tepat dan untuk mencegah kerontokan yang lebih parah.
Sumber:
Wallace, K. Healthy Children (2024). Hair Loss (Alopecia) in Children.
Dubinsky, D. Baby Center. Alopecia Areata.
Boyd-Barrett, C. Baby Center (2022). Newborn Hair Loss.
Kids Health, Nemours (2022). Alopecia Areata (Hair Loss).
Christiano, D. Healthline (2019). What It Means If Your Baby Is Losing Hair.
Aggarwal, N. The Bump (2024). Everything You Need to Know About Baby Hair.
WebMD (2023). Cradle Cap.