Speech delay adalah keterlambatan bicara pada anak yang terjadi hingga usia 2 tahun. Apa saja tanda-tanda speech delay, penyebab, dan cara mengatasinya? Simak artikel berikut untuk mendapatkan informasi lengkap, Bunda!
Setiap anak mengalami perkembangan yang berbeda-beda, ada yang lebih cepat dan ada juga yang lebih lambat. Pada anak yang mengalami speech delay, kemampuannya dalam berbicara lebih lambat daripada anak usianya.
Speech delay dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebiasaan, lingkungan, hingga kondisi medis tertentu. Kondisi ini memerlukan perhatian dari orang tua dan harus segera ditangani ya, Bun.
Penyebab Speech Delay pada Anak
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan keterlambatan bicara pada anak, di antaranya:
1. Penggunaan gadget berlebihan
Tahukah Bunda kalau anak-anak berusia di bawah 2 tahun belum dianjurkan untuk menggunakan gadget? Hal ini karena pada usia ini anak perlu sering diajak ngobrol untuk memicu perkembangan bicara dan bahasanya.
Penggunaan gadget lebih dari 2 jam per hari juga cenderung membuat kurangnya interaksi sosial. Akibatnya, anak jadi tidak terbiasa berkomunikasi dengan orang lain.
2. Kurangnya stimulasi bicara
Anak yang jarang diajak berbicara oleh orang tua atau pengasuhnya tidak mendapatkan cukup rangsangan untuk belajar bicara. Inilah yang menghambat kemampuan bicara Si Kecil.
3. Lingkungan multibahasa
Anak yang tumbuh di lingkungan dengan dua atau lebih bahasa terkadang merasa bingung memilih bahasa yang ingin digunakan sehingga keterampilan bicaranya terhambat.
4. Gangguan atau kelainan medis
Beberapa kondisi medis juga bisa menyebabkan speech delay ya, Bun. Gangguan pendengaran, misalnya akibat infeksi telinga, membuat anak tidak mendapatkan informasi suara dari luar secara optimal.
Selain itu, kelainan struktur mulut anak, seperti bibir sumbing, riwayat kejang, dan gangguan spektrum autis juga dapat menjadi penyebab terjadinya speech delay pada anak.
Tanda Anak Mengalami Speech Delay
Umumnya, anak mulai bisa berceloteh saat usianya 6 bulan, Bun, seperti mengucapkan “da-da” atau “ba-ba”. Nah, seiring pertambahan usia, kemampuan bicara anak pun juga makin meningkat.
Saat usianya 2 tahun, anak baru bisa berbicara dengan menggabungkan 2–3 kata, seperti “mau minum”. Pada usia tersebut juga, anak umumnya sudah bisa menguasai sekitar 50-100 kata. Sementara itu, anak mulai bisa berbicara dalam kalimat utuh, seperti “mama, aku mau bobo”, saat usianya 3 tahun, Bun.
Nah, apabila anak mengalami speech delay, ada beberapa tanda yang bisa terlihat, Bun. Biasanya, tanda-tanda berikut ini terlihat saat anakberusia 2–3 tahun:
- Hanya menggunakan kata yang terbatas karena tidak banyak mengenal kata
- Kesulitan dalam menggabungkan 2 kata, misalnya “mau bobo”
- Hanya menunjuk ketika menginginkan suatu barang karena sulit menyebutkan nama barang
- Sulit untuk mengulang kalimat yang sebelumnya sudah diajarkan
- Sulit untuk menjelaskan atau mendeskripsikan sesuatu
- Mengucapkan kata-kata dalam urutan yang salah, misalnya “bobo aku ngantuk”
- Sering mengikuti perkataan orang lain
- Tidak merespons ketika dipanggil
- Menghindari kontak mata saat diajak berbicara
- Tidak bisa mengikuti perintah sederhana
Apabila tanda-tanda tersebut terjadi pada anak, konsultasikanlah kepada dokter ya, Bun. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya. Jika ternyata anak mengalami speech delay, dokter akan melakukan penanganan sesuai dengan kondisi anak agar kemampuan bicaranya bisa segera berkembang.
Cara Mengatasi Speech Delay
Untuk mengatasi speech delay, dokter biasanya akan merekomendasikan terapi wicara, Bun. Dokter juga akan menganjurkan Bunda untuk melakukan beberapa cara menstimulasi kemampuan berbicara anak. Beberapa caranya adalah:
- Ajaklah anak untuk berbicara langsung lebih sering.
- Bacakan cerita bergambar kepada anak dan jelaskan apa saja yang ada di dalam gambar tersebut.
- Nyanyikan lagu yang liriknya mudah untuk diulang kembali.
- Perhatikan anak setiap kali ia berbicara.
- Perkenalkan anak dengan berbagai benda di sekitarnya dengan menunjuk benda tersebut.
- Apabila anak salah berbicara, ulang kata-katanya dengan benar dan jangan mengoreksinya secara langsung.
- Apabila ada orang lain yang bertanya kepada anak, biarkan ia berusaha untuk menjawabnya sendiri.
- Biarkan anak bermain dan berbicara dengan teman seusianya.
- Buatlah pertanyaan untuk anak dan cobalah bersabar untuk menunggu ia mengatakan jawabannya dengan benar.
Selain itu, bila penyebab speech delay yang dialami adalah karena kondisi medis tertentu, dokter akan memberikan penanganan berdasarkan penyebabnya, Bun. Misalnya, apabila speech delay terjadi karena gangguan pendengaran, anak akan dipasangkan alat bantu dengar. Biasanya, ketika sudah bisa mendengar suara, anak juga bisa mulai berbicara.
Nah, itulah penyebab dan beberapa tanda yang harus diwaspadai untuk mengetahui apakah anak mengalami speech delay, Bun. Makin cepat tanda-tanda tersebut dikenali, maka makin cepat juga speech delay bisa ditangani. Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter apabila Si Kecil tampak mengalami tanda-tanda speech delay, ya.
Sumber
Hartnett, J. KidsHealth, Nemours (2022). For Parents. Delayed Speech or Language Development.
Jones, K. American Academy of Family Physicians (2023). Family Doctor. Speech and Language Delay.
Piertrangeli, A. Healthline (2023). Language and Speech Delays in Toddlers.
Raising Children Network Australia (2023). Babies. Language Delay.
Taylor, R. WebMD (2023). Baby’s First Words: When Do Babies Start Talking?