Inilah Ciri-Ciri Bayi Diare yang Perlu Bunda Waspadai

Ciri-ciri bayi diare tidak boleh disepelekan ya, Bun. Soalnya, diare yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti dehidrasi.  

Diare memang kondisi yang umum terjadi pada bayi, Bun. Meski demikian, kondisi ini sebenarnya perlu diwaspadai oleh para orang tua. Penyebabnya, diare menjadi salah satu penyebab kematian bayi dan anak tertinggi di Indonesia lho. Diare pada bayi umumnya disebabkan oleh infeksi virus, tetapi bisa juga karena infeksi bakteri atau parasit, Bun. 

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan bayi terkena diare, mulai dari keracunan makanan, terlalu banyak minum jus buah, efek samping obat-obatan, hingga alergi terhadap susu formula. 

Sebenarnya, diare pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya, Bun. Namun, jika penanganannya kurang tepat, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal, seperti dehidrasi lho.

Begini Ciri-Ciri Bayi Diare yang Perlu Diwaspadai

Berikut adalah ciri-ciri bayi diare yang harus Bunda kenali dan waspadai: 

1. Frekuensi BAB meningkat 

Ciri-ciri bayi diare yang paling bisa dikenali adalah meningkatnya frekuensi buang air besar (BAB). Bayi baru lahir memang cenderung sering buang air. Namun, jika frekuensinya melewati batas normal, yaitu lebih dari 3 kali dalam sehari dan disertai tinja yang encer, ia bisa dikatakan mengalami diare, Bun.

2. Tekstur tinja lebih encer atau cair 

Selain frekuensi BAB yang meningkat, tekstur tinja juga menjadi ciri-ciri bayi diare lho. Normalnya, tinja bayi yang mengonsumsi ASI bertekstur lembek atau lunak. Sementara itu, bentuk tinja bayi yang minum susu formula akan lebih padat. 

Apabila Bunda melihat tekstur tinja berubah menjadi lebih cair atau encer daripada kondisi normalnya, ini artinya Si Kecil sedang mengalami diare, Bun. Nah, tak jarang pula perubahan tekstur tinja ini disertai dengan tinja berbau asam atau busuk lho. 

3. Warna tinja bayi berubah

Ciri-ciri bayi diare bisa dilihat dari warna tinjanya lho. Umumnya, tinja bayi akan berwarna kekuningan atau kecoklatan, tergantung pada makanan atau minuman yang dikonsumsi. 

Nah, jika warna tinja bayi mengalami perubahan menjadi lebih hijau atau lebih gelap dari biasanya, Bunda perlu waspada karena bisa jadi Si Kecil mengalami diare. Perlu diketahui juga, pada kondisi yang lebih serius, tinja bayi dapat disertai dengan lendir atau darah.

4. Munculnya tanda-tanda dehidrasi 

Salah satu ciri-ciri bayi diare yang sudah berat adalah dehidrasi, Bun. Hal ini bisa terjadi karena usus bayi tidak bisa menyerap cairan dengan baik dan justru terbuang karena terus-menerus BAB. Alhasil, Si Kecil akan kehilangan banyak cairan tubuh yang akhirnya menyebabkan ia mengalami dehidrasi.

Bayi yang mengalami dehidrasi akan menunjukkan berbagai tanda, seperti demam, lemas, mata cekung, bibir atau mulut kering, menangis tanpa air mata, lebih rewel, jarang pipis, sering mengantuk, tidak mau menyusu, dan ubun-ubunnya cekung

Nah, kondisi ini tidak boleh dibiarkan, Bun, karena dapat berbahaya untuk Si Kecil. Oleh karena itu, Bunda perlu segera membawanya ke dokter.  

Penanganan dan Pencegahan Diare pada Bayi 

Tidak usah panik berlebihan jika Si Kecil mengalami diare ya, Bun. Soalnya, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari kok, apalagi bila Si Kecil masih aktif bermain, BAB kurang dari 10 kali, nafsu makannya tidak berkurang, dan tidak ada muntah. 

Penanganan diare pada bayi bisa dilakukan di rumah kok, misalnya dengan memenuhi kebutuhan cairan Si Kecil dengan lebih sering memberikannya ASI saat ia diare. 

Di samping itu, ada beberapa cara lainnya yang bisa Bunda lakukan di rumah guna menangani diare pada Si Kecil, di antaranya:  

  • Memberikan bayi minuman rehidrasi oral, seperti oralit, untuk membantu mengganti cairan dan elektrolit yang hilang saat diare.
  • Jika bayi sudah mengonsumsi makanan padat, berikan ia makanan yang bisa membantu meredakan diare, seperti pisang, sereal, dan pasta.
  • Hindari memberikan makanan atau minuman untuk bayi yang bisa memicu diare, seperti susu sapi, jus buah, atau makanan pedas.
  • Mengganti popok bayi secara teratur, untuk mencegah ruam popok yang terjadi akibat diare.

Selain itu, supaya Si Kecil bisa terhindar dari diare, Bunda dapat menerapkan pola hidup bersih dengan cara berikut: 

  • Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum dan setelah menyiapkan susu atau makanan bayi, dan saat mengganti popoknya. 
  • Memastikan kesterilan dot atau botol susu, serta kebersihan peralatan MPASI yang digunakan. 
  • Selalu mencuci bahan-bahan makanan sampai bersih sebelum diolah.
  • Memberikan Si Kecil makanan yang sudah dimasak hingga matang.  
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, termasuk mainan dan benda lain yang sering disentuh oleh bayi. 
  • Memberikan imunisasi bayi, misalnya vaksin rotavirus. 

Bun, pantau Si Kecil lebih dahulu di rumah sambil melakukan penanganan diare di atas ya. Jika ia mengalami diare lebih dari 10 kali dalam sehari dan disertai gejala lain, seperti demam, tidak mau menyusu, susah makan, muntah-muntah, sakit perut, atau BAB berdarah, segera bawa Si Kecil ke dokter ya. 

Hal ini agar supaya ia bisa segera ditangani dengan tepat dan cepat serta terhindar dari bahaya dehidrasi, Bun. 

Sumber: 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023). Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Pneumonia dan Diare 2023-2030. 

National Institute of Health (2023). MedlinePlus. Diare Pada Bayi. 

Cleveland Clinic (2024). Symptoms. Diarrhea in Babies. 

Seattle Children’s Hospital (2025). All Conditions (A to Z). Diarrhea (0-12 Months).

Johns Hopkins Medicine (2025). Health. Diarrhea in Children.

Kids Health, Nemours (2021). Parents. Diarrhea. 

Baby Center (2025). Diarrhea in Babies and Children. 

Baby Center (2022). Baby Poop Pictures: Which Colors and Textures Are Normal?

Healthline. How to Recognize and Treat Dehydration in Babies and Toddlers.

Healthline. What’s Giving Your Baby Diarrhea? Common Causes and What You Can Do.

HSE (2023). Diarrhea in Babies and Children.

Parents (2024). How to Treat Your Newborn’s Diarrhea.

Parents (2022). Baby Diarrhea: A Parent’s Guide to Causes and Treatments.

Pregnancy Birth & Baby (2023). Diarrhea in Babies and Children. 

The Bump (2023). Baby Diarrhea vs. Normal Poop: What It Looks Like and How to Treat It.

WebMD (2024). Diarrhea in Children: Causes and Treatments.

WebMD (2023). Diarrhea in Babies.

What To Expect (2022). Diarrhea in Babies and Toddlers.

By dr. Gracia Fensynthia

Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *