Milia pada bayi ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di area wajah, seperti hidung, pipi, dahi, dan dagu. Terkadang, milia juga bisa muncul di kepala dan mulut bayi, Bun. Lantas, apakah milia berbahaya?
Berbagai keluhan dan masalah kulit bayi tentu saja membuat Bunda khawatir. Nah, salah satu kondisi kulit yang sering terjadi pada bayi adalah milia. Meski tampak mengganggu, Bunda tidak perlu khawatir karena milia umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya.
Penyebab Terjadinya Milia pada Bayi
Milia pada bayi terbentuk ketika sel-sel kulit mati terjebak di bawah permukaan kulit dan membentuk benjolan kecil berwarna putih atau kuning. Ini merupakan proses alami yang sering terjadi karena kulit bayi masih dalam tahap perkembangan.
Selain itu, kelenjar minyak pada bayi, terutama bayi yang baru lahir, juga belum matang dan berfungsi secara optimal. Hal ini pula yang bisa menyebabkan penyumbatan ringan dan memicu terjadinya milia.
Ciri-ciri yang membedakan milia pada bayi dengan milia pada anak maupun orang dewasa adalah tidak adanya gejala sakit atau gatal. Hal ini karena milia pada bayi tidak berkaitan dengan kerusakan kulit yang menjadi pemicu timbulnya milia pada anak maupun orang dewasa.
Gejala Milia pada Bayi
Sebelumnya telah disebutkan bahwa penyumbatan sel kulit mati dan keringat di bawah permukaan kulit bayi bisa membentuk benjolan-benjolan kecil berwarna putih, seperti mutiara atau butiran pasir. Teksturnya keras, padat, tidak berisi nanah, dan tidak gatal.
Bintik-bintik putih milia ini paling sering muncul di area wajah bayi yang baru lahir, seperti hidung, pipi, dagu, bahkan tidak jarang di kulit kepala bayi.
Kemunculan milia pada bayi juga bisa sangat beragam antara satu bayi dengan bayi lain. Ada yang hanya muncul sedikit, ada juga yang lebih banyak. Selain di area wajah, milia bisa ditemukan pada kulit kepala dan tubuh bagian atas, gusi, atau langit-langit mulut. Namun, hal ini pun tidak berbahaya ya Bun, karena milia adalah masalah kulit yang tergolong ringan.
Penanganan Milia pada Bayi
Nah, setelah mengetahui penyebab milia yang dialami Si Kecil, kini Bunda tidak perlu sedih dan bingung lagi ya. Milia di kulit bayi normalnya bisa hilang sendiri dan hanya muncul selama beberapa hari.
Adapun cara untuk membantu mengurangi milia serta mencegahnya muncul kembali bisa Bunda dengan beberapa tips berikut ini:
- Tidak menggaruk, memencet, dan menggosok milia karena bisa menyebabkan infeksi.
- Rutin membasuh wajah Si Kecil dengan air hangat.
- Keringkan wajah Si Kecil setelah mandi dengan cara menepuk lembut menggunakan handuk bersih.
- Hindari mengoleskan krim atau salep apa pun tanpa resep dokter karena bisa menyebabkan iritasi.
- Hindari penggunaan produk perawatan bayi yang berbahan dasar minyak.
Nah, sebagian besar milia pada bayi umumnya menghilang sendiri tanpa penanganan. Meski demikian, Bunda perlu merawat kulit Si Kecil dan menjaganya tetap bersih.
Apabila milia yang dialami Si Kecil tidak kunjung menghilang setelah lebih dari 3 bulan, segera bawa Si Kecil ke dokter ya Bun, agar kondisi ini bisa ditangani dengan tepat.
Sumber:
Cleveland Clinic (2022). Milia.
Mount Sinai. Milia.
Raising Children (2024). Milia in Newborns and Babies.
Marple, K. Baby Center (2024). What Causes Milia in Newborns?
Watson, K. Healthline (2024). 7 Safe Home Remedies for Removing Milia.
Palmer, A. Verywell Health (2025). Milia: Causes and How to Remove Them.