Meningokel adalah cacat lahir yang terjadi ketika tulang belakang dan jaringan saraf bayi tidak menutup sempurna. Kondisi ini menyebabkan selaput pelindung saraf bayi mencuat keluar dari celah tersebut, sehingga muncul benjolan di punggungnya. Meski merupakan cacat lahir, meningokel bisa dihilangkan dengan operasi.
Meningokel termasuk penyakit akibat gangguan pembentukan pada tabung saraf janin atau spina bifida. Tabung saraf ini adalah struktur janin yang akan membentuk otak dan tulang belakang. Jadi, apabila pembentukan tabung saraf terganggu, pembentukan otak atau tulang belakang juga bisa terganggu. Inilah yang menyebabkan meningokel terjadi.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini pada bayi, mulai dari kelainan genetik, kurangnya asupan gizi saat hamil, khususnya asam folat, hingga efek samping obat-obatan tertentu saat hamil.
Mendeteksi Dini Meningokel
Perlu diketahui, gangguan pembentukan tabung saraf, termasuk meningokel, terjadi saat bayi masih di dalam kandungan ya, Bun, tepatnya di bulan pertama kehamilan. Belum diketahui apa yang menyebabkan meningokel terjadi, tetapi bayi yang menderita meningokel umumnya terlahir dari ibu dengan kondisi berikut:
- Kekurangan asam folat
- Diabetes
- Pernah melahirkan anak dengan spina bifida
- Mengonsumsi obat kejang saat hamil
Karena sudah terjadi dari bulan pertama kehamilan, meningokel sebenarnya bisa terdeteksi sebelum bayi lahir, tepatnya saat pemeriksaan USG di kehamilan 18–20 minggu. Melalui pemeriksaan tersebut, gangguan atau kelainan yang dialami janin bisa terdeteksi, termasuk meningokel.
Nah, untuk mendapatkan hasil yang akurat, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan genetik dengan mengambil sampel cairan ketuban. Dari sampel tersebut, dokter akan melihat apakah ada kelainan bawaan pada janin atau tidak.
Cara Menghilangkan Meningokel
Apabila bayi terdeteksi mengalami meningokel sejak dalam kandungan, dokter akan memantau kondisinya secara khusus, Bun. Nah, setelah bayi dilahirkan, dokter umumnya akan melakukan operasi sesegera mungkin.
Operasi ini dilakukan dengan cara membuat sayatan pada kantung atau kista meningokel untuk mengalirkan cairan yang ada di dalamnya. Selama operasi dilakukan, bayi akan diberikan anestesi atau bius umum agar tertidur dan tidak mengalami rasa sakit.
Operasi yang dilakukan lebih awal memang bisa mencegah terjadinya infeksi, pembengkakan, dan kerusakan pada saraf tulang belakang bayi, Bun. Namun, apabila saraf tulang belakang sudah rusak atau cacat, tindakan operasi belum tentu bisa memperbaikinya.
Setelah Operasi Meningokel
Apabila prosedur operasi berjalan lancar, nantinya bayi akan diberi antibiotik oleh dokter untuk mencegah infeksi. Untuk menjalani masa pemulihan, bayi juga perlu dirawat sekitar 2 minggu setelah menjalani operasi ya, Bun.
Selain itu, Bunda juga perlu waspada terhadap beberapa risiko yang bisa muncul pada bayi setelah operasi meningokel ya. Beberapa risikonya adalah infeksi atau peradangan pada saraf tulang belakang, serta gangguan saraf, seperti kelemahan hingga kelumpuhan otot.
Perlu Bunda ketahui, meningokel memang tidak bisa dicegah. Namun, risiko terjadinya kondisi ini bisa dikurangi apabila ibu hamil memenuhi kebutuhan asam folat selama masa kehamilan.
Wanita, terutama yang sedang berencana memiliki anak, memang disarankan untuk mulai mengonsumsi asam folat sekitar 400 mikrogram setiap hari. Sementara itu, setelah mengandung, kebutuhan asam folat yang perlu dipenuhi adalah 600 mikrogram setiap hari.
Selain dengan mengonsumsi asam folat, ibu hamil juga perlu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter untuk memantau kondisi janin dan kandungan. Dengan berkonsultasi ke dokter juga, ibu hamil juga bisa bertanya kepada dokter apa saja faktor risiko yang bisa menyebabkan meningokel terjadi, sehingga bisa dihindari.
Sumber
National Institutes of Health (2023). MedlinePlus. Meningocele Repair.
National Institutes of Health (2024). Statpearls. Meningocele.
Cleveland Clinic (2022). Diseases & Conditions. Myelomeningocele.
Mayo Clinic (2023). Diseases & Conditions. Spina Bifida.
Gordon-Lipkin, E. & Lipkin, P. Healthy Children, American Academy of Pediatrics (2023). Spina Bifida: Types, Causes & Treatment for Children.
Anzilotti, A. KidsHealth (2022). Parents. Meningocele.
Falchek, S.J. MSD Manual Professional Version (2023). Spina Bifida.
Morgan, G. WebMD (2023). Folate (Folic Acid).