Cuti melahirkan untuk suami sering kali terlupakan, padahal cuti ini sudah menjadi hak yang diakui, lho. Dengan adanya cuti ini, suami bisa menemani istri selama proses kelahiran bayi, bahkan memberikan dukungan, baik secara fisik maupun emosional. Untuk itu, yuk ketahui seputar cuti melahirkan untuk suami dalam artikel ini yuk!
“Memang ada aturan suaminya boleh cuti melahirkan?” pertanyaan ini sering kali terdengar, sebab cuti melahirkan biasanya hanya diketahui oleh calon ibu yang bekerja saja. Meski durasinya tidak sepanjang cuti melahirkan, cuti ini penting bagi seorang suami, agar bisa mendampingi istrinya selama proses melahirkan.
Waktu yang Tepat Menggunakan Cuti Melahirkan untuk Suami
Cuti melahirkan untuk suami, atau yang sering disebut juga paternity leave, merupakan hak yang diberikan kepada suami untuk mengambil libur kerja saat istrinya melahirkan. Tujuannya, agar suami bisa mendampingi dan membantu istri dalam masa persalinan serta merawat bayi yang baru lahir.
Di Indonesia, hak cuti ini sudah diatur dalam UU KIA pasal 6 ayat (2). Berdasarkan aturan ini, suami berhak mendapatkan cuti selama 2 hari kerja berturut-turut ketika istrinya melahirkan. Namun, beberapa perusahaan biasanya memiliki kebijakan sendiri dan memberikan cuti lebih lama kepada suami.
Nah, karena suami hanya punya waktu 2 hari untuk cuti, waktu yang tepat untuk mengambil paternity leave ini adalah saat hari persalinan dan hari setelah istri melahirkan. Namun, apabila suami punya waktu cuti yang lebih banyak, ada baiknya dampingi istri bahkan dari sebelum hari persalinan ya.
Jika diperlukan, konsultasikan rencana cuti dengan atasan atau HRD di kantor, terutama jika jadwal kelahiran sudah diperkirakan dokter. Dengan begitu, suami bisa mendampingi istri di rumah sakit dari sebelum sampai setelah istri melahirkan.
Cuti Melahirkan untuk Suami dan Berbagai Manfaatnya
Cuti melahirkan untuk suami bukan hanya bertujuan untuk menemani istri melahirkan, tetapi lebih dari itu. Nah, adapun berbagai manfaat cuti melahirkan untuk suami adalah:
1. Memberi dukungan emosional
Saat proses persalinan dan setelah bayi lahir, istri biasanya akan menghadapi berbagai emosi, mulai dari kecemasan hingga rasa lelah yang luar biasa. Kehadiran suami secara langsung dapat membuat istri merasa lebih aman, tenang, dan didukung. Dengan dukungan emosional dari suami, istri akan lebih percaya diri ketika menjalani masa-masa sulit setelah persalinan.
2. Membantu mengurus bayi
Mengurus bayi baru lahir adalah pengalaman baru yang sering kali terasa melelahkan, terutama bagi ibu. Kehadiran suami bisa sangat membantu, seperti ikut mengganti popok, menenangkan bayi yang menangis, atau memandikan bayi. Bantuan kecil ini bisa meringankan beban istri, sehingga ia tidak merasa sendirian dalam mengurus bayi.
3. Memperkuat ikatan batin keluarga
Momen pertama bersama bayi yang baru lahir adalah waktu yang sangat berharga. Jadi, bila suami ikut aktif merawat bayi sejak awal, ikatan antara ayah, ibu, dan anak akan makin kuat. Keterlibatan suami juga dapat membantu membangun kebersamaan dan kekompakan dalam keluarga sejak dini.
4. Mempercepat pemulihan istri
Setelah melahirkan, istri membutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi fisiknya. Dengan kehadiran suami, tugas-tugas rumah tangga dan perawatan bayi bisa dilakukan bersama, sehingga istri punya lebih banyak waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga. Dukungan seperti ini bisa mempercepat proses pemulihan, bahkan bisa menjaga kesehatan mental istri.
Nah, dengan berbagai manfaat tersebut, kehadiran suami selama proses persalinan dan setelah melahirkan bukan sekadar soal “menemani”, tetapi merupakan bentuk nyata dukungan dan cinta yang bisa memberi dampak positif besar untuk kesehatan fisik dan mental istri, serta keharmonisan keluarga.
Bagi calon ayah, jangan ragu untuk memanfaatkan hak cutinya ya. Cuti melahirkan untuk suami bukan sekadar izin absen kerja, melainkan bentuk nyata tanggung jawab dan kasih sayang seorang suami dan ayah bagi keluarga.
Apabila masih bingung bagaimana cara mendukung istri selama proses persalinan selain mendampinginya, Ayah bisa melakukan chat online ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa memberikan tips atau cara tepat untuk mendukung istri selama proses persalinan dan setelahnya.
Sumber
Undang-Undang Republik Indonesia (2024). Kesejahteraan Ibu dan Anak. Nomor 4 Tahun 2024.
NHS Inform (2025). Ready Steady Baby. Dads, Partners and Birthing Partners.
Mayo Clinic (2025). Healthy Lifestyle. Infant Development: Birth to 3 Months.
Cassell, A. Babycenter (2023). How to Support a Woman in Labor: A Childbirth Cheat Sheet for Partners.
Pregnancy, Birth and Baby (2022). Healthdirect Australia. The Role of a Birth Support Partner.