Oralit untuk Bayi, Kenali Manfaat, Aturan Pakai, dan Cara Membuatnya di Rumah

Oralit untuk bayi bisa menjadi pertolongan pertama saat Si Kecil mengalami diare. Pemberian oralit bermanfaat untuk menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang akibat diare, sehingga bayi tidak sampai mengalami dehidrasi. Nah, dengan mengonsumsinya, tubuh Si Kecil bisa tetap sehat dan proses pemulihannya menjadi lebih cepat, Bun. 

Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami bayi. Penyebabnya pun beragam, mulai dari keracunan makanan, alergi, hingga infeksi di saluran pencernaan. Umumnya, diare berlangsung sekitar 1–2 hari, tapi bisa juga lebih lama. 

Selain mencret, bayi yang diare biasanya juga mengalami perut mulas, mual, demam, tidak nafsu makan, dan bisa disertai muntah. Kondisi ini membuat bayi rentan kehilangan banyak cairan, sehingga risiko dehidrasi pun meningkat. 

Nah, agar tubuh bayi tidak kekurangan cairan, Bunda disarankan memberikan oralit untuk bayi segera setelah muncul tanda-tanda diare. Dengan begitu, kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh bayi bisa segera terpenuhi.

Inilah Manfaat Oralit untuk Bayi

Memberikan oralit untuk bayi saat diare merupakan langkah penting agar Si Kecil tidak sampai dehidrasi, Bun. Pasalnya, ketika bayi diare, cairan dan elektrolit dalam tubuhnya cepat sekali keluar bersama feses dan muntah. Akibatnya, Si Kecil menjadi lemas, rewel, dan tidak mau menyusu atau makan, Bun. Kondisi ini sangatlah berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. 

Untuk mengatasinya, Bunda bisa memberikan oralit untuk bayi. Soalnya, cairan rehidrasi ini mengandung natrium klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, serta gula jagung atau glukosa anhidrat yang berguna mengatasi dehidrasi akibat diare dan muntah. 

Selain itu, mineral dan elektrolit di dalam oralit juga mudah diserap saluran cerna, sehingga bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan cepat. Selain itu, gula yang ada di dalam oralit juga membantu memberi energi tambahan bagi tubuh bayi yang sedang lemah akibat diare lho. 

Aturan Pakai dan Cara Membuat Oralit untuk Bayi di Rumah

Bun, cara membuat oralit sangat mudah kok, yaitu dengan melarutkan satu saset oralit ke dalam satu gelas air (200 ml) air putih matang, lalu aduk hingga larut. Setelah itu, berikan larutan ini kepada bayi sedikit demi sedikit setiap kali ia mencret atau muntah ya. Pastikan selalu mengikuti petunjuk aturan pakai yang tertera pada kemasan untuk hasil yang optimal ya, Bun.

Oralit bisa dikonsumsi oleh bayi usia di bawah 1 tahun. Nah, obat ini biasanya akan diberikan sebanyak 1 gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas setiap kali Si Kecil diare. Selain itu, pemberian oralit juga sebaiknya diselingi dengan ASI ya, Bun. 

Oralit sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit, misalnya menggunakan sendok makan, agar bayi tidak tersedak atau muntah. Jika bayi tidak dapat menghabiskan oralit sekaligus, pemberian bisa dilakukan secara perlahan sampai dosisnya tercapai ya, Bun. 

Selain beli di apotek, oralit juga bisa Bunda buat sendiri dengan bahan-bahan sederhana di rumah lho. Berikut caranya: 

  • Siapkan gelas atau botol yang sudah bersih.
  • Masukkan ½ sendok teh garam dan 2 sendok makan gula ke dalam gelas atau botol tersebut.
  • Tambahkan 1 liter air matang, lalu aduk hingga gula dan garam benar-benar larut.

Ingat ya, Bun, pastikan takaran bahan tidak berlebihan dan air yang digunakan benar-benar sudah matang.

Selain memberikan oralit untuk bayi, Bunda juga disarankan memberikan makanan yang mudah dicerna, seperti nasi, pisang, sup, kentang, yoghurt, dan roti, jika bayi sudah mulai makan pendamping ASI (MPASI). Untuk bayi yang masih ASI eksklusif, tetap berikan ASI sesering mungkin ya, Bun. Jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh bayi dengan air putih atau air kelapa, jika usianya sudah mencukupi.

Namun, jika diare pada bayi tidak membaik setelah 2 hari atau Si Kecil menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat, seperti bibir dan mulut kering, jarang buang air kecil, tampak sangat lemas, tidak mau minum atau makan, atau matanya cekung, segera bawa Si Kecil ke dokter ya. Dengan penanganan yang tepat, Si Kecil bisa terhindar dari komplikasi dehidrasi yang berbahaya.

Sumber: 

World Health Organization (2024). Detail. Diarrhoeal disease. 

Kementerian Kesehatan RI (2025). Topik Kesehatan. Dehidrasi pada Anak. 

Mayo Clinic (2025). Diseases & Conditions. Diarrhea. 

KidsHealth, Nemours. (2023). Parents. Dehydration.

Healthline (2022). How Oral Solutions Help to Manage Dehydration. 

Healthline. How to Recognize and Treat Dehydration in Babies and Toddlers.

MSD Manual Professional Version (2025). Oral Rehydration.

WebMD (2024). What Is Oral Rehydration Therapy for Children?

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *