Gejala DBD pada Anak yang Wajib Diwaspadai Sejak Dini

Gejala DBD pada anak sering kali sulit dibedakan dengan demam biasa. Padahal, DBD perlu segera ditangani karena penyakit ini bisa berkembang dengan cepat dan berisiko menyebabkan komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk memahami tanda-tanda DBD yang sering muncul pada anak agar bisa segera mengambil langkah penanganan yang tepat.

DBD atau demam berdarah dengue adalah infeksi akibat virus dengue yang biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini cukup sering ditemukan di daerah tropis dan kasusnya kerap meningkat saat musim hujan. 

Anak-anak merupakan golongan yang rentan terkena DBD karena sistem imun mereka masih dalam tahap perkembangan. Selain itu, gejala DBD pada anak dapat menyerupai flu atau infeksi virus lain, sehingga kadang kala sulit dikenali sejak awal.

Mengenali gejala awal hingga tanda bahaya DBD pada anak sangat penting agar perawatan bisa dilakukan sesegera mungkin dan komplikasi berat dapat dicegah.

Tanda dan Gejala DBD pada Anak yang Perlu Diwaspadai

DBD dan demam biasa merupakan dua kondisi yang berbeda. Demam biasa umumnya terjadi sebagai salah satu gejala dari suatu penyakit, sementara DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari gigitan nyamuk Aedes.

Kedua kondisi tersebut tentu memiliki gejala yang berbeda. Nah, agar lebih jelas, berikut ini adalah tanda dan gejala DBD pada anak yang perlu Bunda perhatikan:

1. Demam tinggi mendadak

Demam pada anak yang menderita DBD biasanya muncul sangat tiba-tiba dan suhunya bisa mencapai lebih dari 39°C. Demam karena DBD terasa berbeda dari demam biasa karena berlangsung cukup lama dan tidak kunjung turun meski sudah diberikan obat penurun panas. 

Nah, jika Si Kecil mengalami demam tinggi seperti ini, sebaiknya orang tua mulai waspada ya terutama jika kondisi ini disertai gejala lain.

2. Nyeri kepala dan nyeri di belakang mata

Anak yang mengalami DBD sering merasakan sakit kepala yang berat, terutama di bagian dahi atau sekitar mata. Rasa nyeri di belakang bola mata ini bisa membuat anak menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan merasa sangat tidak nyaman dengan tempat terang. 

Karena keluhan ini, terkadang anak jadi lebih rewel atau sulit untuk beraktivitas seperti biasa.

3. Nyeri otot, sendi, dan tulang

Selain demam tinggi dan sakit kepala, anak yang terkena DBD juga akan mengeluhkan nyeri atau pegal-pegal di seluruh badan, terutama di otot, sendi, bahkan tulang. Rasa sakit ini mirip seperti nyeri pada flu berat, tetapi pada DBD biasanya lebih terasa dan berkepanjangan.

Kondisi ini pun dapat menyebabkan anak tampak lebih lesu, lemah, dan tidak bersemangat untuk bermain atau melakukan aktivitas favoritnya sehingga ia akan lebih sering beristirahat.

4. Mual, muntah, dan menurunnya nafsu makan

Gejala DBD pada anak yang patut diwaspadai berikutnya adalah mual dan muntah berulang. Keluhan ini mungkin sering terjadi setiap kali anak makan atau minum. Akibatnya, nafsu makan anak pun menurun drastis. 

Bila tidak segera ditangani, anak bisa mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Oleh karena itu, orang tua perlu waspada apabila Si Kecil mulai sering menolak makanan dan minuman atau mengeluh mual terus-menerus.

5. Bintik merah atau ruam pada kulit

Pada hari ke-3 atau ke-4 setelah demam muncul, sering ditemukan bintik-bintik merah pada kulit anak yang disebut dengan petekie. Ciri khas bintik merah karena DBD adalah warnanya tidak hilang saat kulit ditekan dengan jari. 

Ruam sebagai gejala DBD pada anak biasanya muncul di lengan, kaki, perut, atau bagian tubuh lain. Walau tidak selalu muncul pada semua anak dengan DBD, bintik merah ini dapat menjadi tanda khas yang perlu diperhatikan.

6. Mimisan atau gusi berdarah

Pada beberapa kasus, DBD dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah sehingga terjadi perdarahan ringan. Gejala yang biasa muncul adalah mimisan tanpa sebab yang jelas atau gusi mudah berdarah saat anak menggosok gigi. 

Jika DBD bertambah parah, perdarahan bisa terlihat dari feses yang berwarna hitam karena ini menandakan bahwa tinja bercampur dengan darah. 

7. Tanda dehidrasi

Karena demam, muntah, dan asupan cairan yang menurun, anak dengan DBD rentan mengalami dehidrasi

Tanda dehidrasi pada anak antara lain selalu merasa haus, mulut dan bibir tampak kering, mata terlihat cekung, kulit menjadi kurang elastis, dan frekuensi buang air kecil berkurang. Jika tanda-tanda ini muncul, orang tua sebaiknya segera membawa anak ke dokter.

Nah, itulah beberapa gejala DBD pada anak yang perlu Bunda waspadai. Gejala DBD pada anak sering kali diawali dengan demam tinggi dan rasa lemas yang tampak ringan, tetapi bisa berkembang cepat dalam beberapa hari. Oleh karena itu, penting sekali mengenali tanda-tanda umum dan gejalanya sejak awal untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anak Bunda. 

Selain gejala di atas, segera cari pertolongan medis jika anak mengalami tanda-tanda berikut:

  • Anak tampak sangat lemas atau tidak sadarkan diri
  • Nyeri perut hebat dan berulang, atau muntah terus-menerus
  • Kulit pucat, tangan dan kaki dingin, atau tampak kebiruan
  • Sulit bernapas, napas cepat atau megap-megap

Segera bawa anak ke rumah sakit jika menemukan tanda bahaya di atas, karena kondisi ini bisa mengarah pada syok akibat DBD (dengue shock syndrome) yang berisiko fatal.

Jika DBD pada anak dikenali sejak dini, risiko komplikasi berat dapat ditekan dan peluang sembuh menjadi jauh lebih tinggi. Selalu pantau kondisi anak selama masa demam, pastikan cairan tubuhnya cukup, dan segera konsultasi ke dokter bila ada keluhan yang mencurigakan.

Sources: 

U.S. Centers for Disease Control and Prevention (2025). Symptoms of Dengue and Testing.

National Health Service UK (2023). Dengue.

World Health Organization (2024). Dengue and Severe Dengue.

Cleveland Clinic (2022). Dengue Fever.

Kids Health (2024). Dengue Fever.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *