Tokolitik, Obat untuk Menghentikan Kontraksi Rahim

tokolitik

Tokolitik adalah obat yang digunakan untuk menunda atau menghentikan kontraksi rahim. Obat ini biasanya digunakan pada ibu hamil yang mengalami tanda-tanda persalinan prematur. Dengan tokolitik, usia kehamilan bayi bisa lebih panjang, sehingga perkembangannya bisa lebih baik sebelum dilahirkan.

Apabila kelahiran prematur akan terjadi dalam waktu dekat, biasanya tokolitik akan diresepkan, Bun. Dengan tokolitik, kelahiran hanya bisa tertunda beberapa jam hingga hari. Meski begitu, penundaan ini bisa membuat paru-paru bayi dan organ penting lainnya lebih berkembang. Biasanya, obat ini diberikan bersama obat lain, seperti kortikosteroid, untuk meningkatkan peluang keselamatan bayi prematur.

Namun, perlu diingat, tidak semua ibu hamil memerlukan tokolitik ya, Bun. Kondisi rahim, usia kehamilan, serta risiko terhadap ibu dan janin akan dipertimbangkan dokter sebelum meresepkan obat ini. Tokolitik juga tidak digunakan jika sudah ada tanda-tanda infeksi, perdarahan berat, atau masalah kesehatan lain.

Jenis-Jenis Tokolitik dan Cara Kerjanya

Beberapa jenis obat tokolitik umumnya digunakan untuk menghentikan atau menunda kontraksi rahim pada ibu hamil yang mengalami ancaman persalinan prematur. Setiap jenis obat memiliki cara kerja dan efek samping yang berbeda. Berikut penjelasannya:

1. Agonis beta-adrenergik

Obat ini bekerja dengan cara menenangkan otot rahim agar kontraksi bisa berkurang. Biasanya, obat ini diberikan melalui suntikan atau infus di rumah sakit. Efek samping yang bisa dirasakan ibu hamil adalah jantung berdebar, gemetar, mual, atau gelisah. Karena itulah, penggunaan obat ini perlu dilakukan dengan pemantauan dokter.

2. Antagonis kalsium

Antagonis kalsium merupakan jenis tokolitik yang bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium ke dalam sel otot rahim. Dengan begitu, kekuatan dan frekuensi kontraksi akan makin berkurang. Obat ini sering menjadi pilihan utama karena efek sampingnya, seperti sakit kepala, wajah memerah, atau tekanan darah menurun, relatif ringan.

3. Penghambat prostaglandin

Obat ini mengurangi produksi prostaglandin, yaitu zat alami di tubuh yang bisa memicu kontraksi rahim. Dengan menurunnya prostaglandin, kontraksi bisa ditekan. Efek samping yang patut diwaspadai adalah gangguan pada ginjal bayi atau menurunnya cairan ketuban bila digunakan terlalu lama. Makanya, penggunaan obat ini biasanya dibatasi pada usia kehamilan tertentu, biasanya di bawah 32 minggu.

4. Magnesium sulfat

Obat ini biasanya diberikan tidak hanya untuk menghentikan kontraksi rahim, melainkan sebagai perlindungan otak bayi prematur dari risiko cedera akibat kelahiran dini. Magnesium sulfat juga bisa menenangkan otot rahim secara tidak langsung. Efek samping yang bisa terjadi pada ibu berupa rasa panas, mual, atau lemas otot, sehingga pemakaiannya harus diawasi secara ketat.

Pemilihan jenis tokolitik sangat tergantung pada usia kehamilan, kondisi ibu, dan apakah terdapat masalah kesehatan tambahan, seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung. Karena itu, semua penggunaan tokolitik harus dilakukan di bawah pengawasan dokter dan tidak boleh dibeli atau digunakan secara mandiri ya, Bunda.

Manfaat Tokolitik untuk Kehamilan Berisiko Prematur

Tokolitik berperan dalam menghentikan kontraksi rahim, agar janin yang dikandung ibu hamil bisa berkembang dengan baik. Selain itu, Bunda juga perlu beberapa manfaat yang bisa didapat apabila menggunakan tokolitik:

  • Menunda persalinan selama 48 jam hingga 7 hari
  • Memberikan waktu tambahan untuk mematangkan paru-paru bayi
  • Mengurangi risiko komplikasi akibat kelahiran prematur, seperti gangguan pernapasan atau infeksi pada bayi
  • Memberi kesempatan bagi ibu untuk dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap

Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Mengonsumsi Tokolitik

Tokolitik harus digunakan sesuai petunjuk dokter, Bun. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

  • Penggunaan tokolitik dapat menimbulkan efek samping, seperti jantung berdebar, mual, sakit kepala, atau tekanan darah rendah.
  • Tidak semua ibu hamil boleh menggunakan tokolitik, terutama jika memiliki penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau infeksi selama kehamilan.
  • Pemantauan ketat di rumah sakit biasanya diperlukan selama penggunaan tokolitik.
  • Jika mengalami gejala tidak biasa, seperti nyeri dada, napas pendek, atau perdarahan setelah mengonsumsi tokolitik, segera cari pertolongan medis.

Nah, itulah berbagai informasi soal tolitik ya, Bun. Sebelum menggunakan tokolitik, pastikan Bunda sudah memahami manfaat, risiko, dan tujuan pemberian obat dari dokter. Umumnya, penggunaan tokolitik hanya diberikan setelah pertimbangan yang matang demi keselamatan ibu dan janin.

Penggunaan tokolitik merupakan langkah penting dalam perawatan kehamilan berisiko prematur. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan penggunaan obat ini, dan jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. Apabila Bunda hamil dan merasakan kontraksi sebelum waktunya, segera chat dengan dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai.

Sumber

Wilson, A., et al. (2022). Tocolytics for Delaying Preterm Birth: A Network Meta-Analysis (0924). The Cochrane Database of Systematic Reviews, 8(8), pp. CD014978.

World Health Organization (2022). WHO Recommendation on Tocolytic Therapy for Improving Preterm Birth Outcomes.

National Health Services UK (2024). Pregnancy. Premature Labour and Birth.

Mayer, C. National Institutes of Health (2023). Statpearls. Tocolysis.

Cleveland Clinic (2022). Diseases & Conditions. Preterm Labor.

Mayo Clinic (2025). Diseases & Conditions. Preterm Labor.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter