Pro dan kontra tentang baik-tidaknya bayi dan orangtua di satu ranjang, terutama bayi baru lahir, masih berlangsung sampai sekarang. Ada pihak yang berpendapat bahwa bayi tidak aman tidur dengan orangtua di satu ranjang karena berpotensi untuk mengalami sindrom kematian bayi mendadak.
Sementara pihak lain berpendapat bahwa tidur bersama orangtua malah aman untuk bayi karena orangtua lebih sadar dengan apa yang terjadi pada bayi. Ada banyak pro-kontra, sehingga membuat Bunda bingung sebaiknya melakukan apa.
Bayi Tidur dengan Orangtua di Satu Ranjang
Kondisi bayi tidur seranjang dengan orangtua memang sering dikaitkan dengan sindrom kematian bayi mendadak dan kecelakaan-kecelakaan tidur yang fatal lainnya.
Di Amerika Serikat, sindrom kematian bayi mendadak saat bayi tidur dengan orangtua di satu ranjang menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian bayi, terutama bayi di bawah usia tiga bulan. Risiko menjadi tinggi saat Bunda dan pasangan terlalu lelah atau sedang tidak enak badan, bayi sedang tidak enak badan, atau bayi lahir prematur.
Namun seorang antropologis James J. McKenna, yang menjabat sebagai Direktur Emeritus Mother-Baby Behavioral Sleep Laboratory di University of Notre Dame, berpendapat bahwa sebaiknya orang tua dan bayi tidur berdekatan demi alasan keselamatan, keamanan, dan kemudahan.
Menurutnya, membuat bayi tidur terpisah dengan orangtua untuk melatihnya mandiri hanya merupakan sesuatu yang dianggap modern.
Saat bayi, terutama bayi baru lahir, tidur berdekatan dengan orang tuanya, maka detak jantung, gelombang otak, kondisi tidur, level oksigen, temperatur, dan pernapasan akan memengaruhi satu sama lain.
Menurut McKenna, hal ini sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi, terutama pada beberapa bulan pertama usianya. Karena itu, ia menyarankan bayi tidur dengan orangtua di satu ranjang, asalkan dilakukan pengaturan keselamatan yang tepat.
Beda Tidur di Satu Ranjang dengan Tidur di Satu Kamar
Di negara-negara Barat, sudah dibedakan antara bayi tidur dengan orang tua di satu ranjang dan di satu kamar. Tidur di satu ranjang adalah bayi dan orangtua tidur di satu ranjang dan di atas kasur yang sama.
Sementara, jika bayi dan orangtua tidur di satu kamar, maka bayi memiliki tempat tidurnya sendiri, berupa boks bayi atau bassinet yang bisa diletakkan menempel di samping tempat tidur orangtuanya.
Jika bayi tidur dengan orangtua di satu ranjang tidak dianjurkan karena faktor keamanan, maka tidur di satu kamar malah sangat dianjurkan.
American Academy of Pediatrics, misalnya, menganjurkan bayi dan orang tua tidur di satu kamar tapi tidak di satu ranjang. Dengan demikian, bayi tetap berada di jarak yang dekat dengan Bunda sehingga mudah dijangkau jika ingin menyusui.
Ditambah lagi, bayi lebih aman karena memiliki area tidurnya sendiri. Anjuran ini berlaku sampai bayi berusia enam bulan, tapi akan lebih baik jika dilakukan sampai usianya satu tahun.
Terkadang sulit menghindari tertidur dengan bayi dalam satu ranjang, terutama saat sedang menyusui. Jika hal ini terjadi, maka bayi sebaiknya segera dipindahkan ke tempat tidurnya sendiri begitu Bunda terbangun. Hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak.
Jika Ingin Bayi Tidur dengan Orang Tua di Satu Ranjang
Jika karena alasan-alasan tertentu Bunda tetap ingin tidur seranjang dengan bayinya, maka Bunda harus menyadari risiko sindrom kematian bayi mendadak yang mengintai agar dapat memastikan keselamatan bayi saat tidur. Beberapa saran yang dapat Bunda terapkan adalah:
- Bunda dan pasangan harus sama-sama mengerti dan sepakat tentang pengaturan tidur ini, sehingga menyadari kehadiran bayi di tempat tidur dan lebih berhati-hati saat tidur.
- Selalu letakkan bayi dalam posisi berbaring, jangan tengkurap.
- Hindari menaruh bayi di atas bantal atau kasur yang empuk agar tidak mengikuti bentuk kepala bayi yang berpotensi membuatnya tidak bisa bernapas.
- Hindari menggunakan banyak bantal, selimut, kain, atau perlengkapan lainnya, serta menaruh banyak boneka di tempat tidur yang berpotensi menutupi wajah bayi.
- Bayi usia setahun atau kurang sebaiknya tidak tidur seranjang bersama kakaknya yang masih berusia kanak-kanak, karena sulit mengontrol gaya tidur anak-anak.
- Ibu yang memiliki rambut sangat panjang harus mengikat rambut saat tidur agar tidak terbelit di leher bayi dan berisiko mencekiknya.
- Orangtua yang sedang dalam pengobatan atau dalam pengaruh obat dan sulit terbangun tidak diperbolehkan tidur seranjang dengan bayi.
- Orangtua yang merokok sebaiknya tidak tidur seranjang dengan bayi karena residu asap rokok yang menempel di pakaian dan kulit dapat terhirup oleh bayi.
Sumber:
Raising Children. 2021. Co-sleeping with Your Baby.
AAP. 2021. Safe Sleep: Recommendation.
Greater Good Magazine. 2020. How Cosleeping can Help You and Your Baby.