Pengertian Laktasi dan Manfaatnya dalam Proses Menyusui

Laktasi adalah proses ketika tubuh ibu memproduksi ASI dan mengeluarkannya melalui payudara. Proses laktasi ini terjadi secara alami agar bayi dapat memperoleh nutrisi selama masa menyusui. Nah, seperti apa ya proses laktasi? Yuk, simak informasi lengkapnya, Bun!

Pengertian Laktasi

Proses produksi ASI yang dikeluarkan melalui kelenjar susu di payudara disebut dengan laktasi. Proses ini sebetulnya sudah terjadi sejak kehamilan berusia trimester 2 karena adanya perubahan hormon yang memicu produksi susu di payudara.

Meski demikian, pemberian ASI sendiri baru bisa mulai dilakukan saat ibu melahirkan melalui inisiasi menyusui dini (IMD). Selanjutnya, anak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tetap disusui sampai usianya mencapai 2 tahun. 

Proses Laktasi pada Tubuh Ibu Hamil

Laktasi adalah proses alami yang terjadi pada setiap ibu. Proses pembentukan ASI atau laktasi sendiri terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap pertama

Tahap pertama pada proses pembentukan ASI dimulai saat kehamilan berusia 16 minggu, bahkan hingga beberapa hari pascamelahirkan. Pada usia 16 minggu kehamilan, kadar hormon estrogen, progesteron, dan laktogen akan memicu terjadinya laktasi sehingga merangsang kelenjar susu memproduksi ASI sesudah melahirkan.

Hal ini menyebabkan payudara ibu hamil jadi lebih penuh dan padat. Ini karena kelenjar susu mulai bersiap untuk memproduksi kolostrum dan ASI.

Selain itu, warna puting dan areola menjadi lebih gelap. Bunda juga mungkin akan melihat benjolan-benjolan kecil di sekitar areola yang disebut kelenjar Montgomery. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan minyak alami untuk melumasi puting susu ibu.

2. Tahap kedua

Tahap pembentukan ASI selanjutnya terjadi sekitar 2–3 hari pascapersalinan. Setelah bayi dilahirkan dan plasenta sudah keluar, kadar hormon estrogen dan progesteron akan menurun. Selanjutnya, hormon prolaktinlah yang lebih berperan. 

Prolaktin adalah hormon yang menghasilkan susu pada kelenjar susu. Maka dari itu, setelah melahirkan, produksi ASI akan meningkat drastis agar Bunda bisa menyusui Si Kecil. 

Karena jumlah produksi ASI menjadi lebih banyak, tidak jarang ibu mengeluhkan sensasi penuh, berat, hingga terasa nyeri di payudara. Namun, hal ini tidak akan berlangsung lama kok, Bun.

3. Tahap ketiga

Tahap ketiga ini menjadi fase atau periode terakhir bagi Bunda untuk mengeluarkan ASI. Laktasi sendiri memang akan terus berlanjut setelah melahirkan, selama ada stimulasi dan ada ASI yang dikeluarkan. 

Selain itu, makin banyak ASI yang dikeluarkan melalui proses menyusui, baik secara langsung atau dengan menggunakan pompa, tubuh ibu juga akan terus memproduksi ASI. 

Kondisi yang Bisa Memengaruhi Laktasi

Bunda mungkin sering mendengar ada beberapa ibu yang mengeluhkan produksi ASI-nya lambat atau kurang sehingga menghambat pemberian asupan nutrisi ke bayinya. 

Lantas, kenapa produksi ASI bisa lambat ya, Bun? Apakah gangguan laktasi adalah penyebabnya? Nah, memang ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kemampuan ibu dalam laktasi dan memproduksi ASI, seperti:

  • Gangguan hormon
  • Kekurangan gizi
  • Efek samping obat-obatan
  • Pernah menjalani terapi radiasi atau radioterapi
  • Pernah menjalani operasi di payudara
  • Mengalami kondisi medis tertentu, seperti HIV atau anemia
  • Penggunaan KB hormonal
  • Kelahiran prematur
  • Ibu mengalami stres berat atau depresi

Cara agar Laktasi Menjadi Lebih Lancar

Nah, apabila mengalami produksi ASI yang seret, Bunda tidak perlu khawatir, ya. Soalnya, ada tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI, yaitu:

  • Rutin menyusui karena produksi ASI berdasarkan prinsip supply and demand. Ini artinya, makin banyak ASI yang diberikan atau dikeluarkan, tubuh makin banyak pula memproduksi ASI.
  • Memompa atau memerah ASI secara rutin disela sesi menyusui atau sekitar 4 jam sekali.
  • Usahakan untuk mengASIhi melalui kedua payudara secara bergantian.
  • Memeluk Si Kecil saat sedang menyusui atau melakukan kontak kulit (skinship).
  • Jangan memberikan makanan padat (MPASI) sampai bayi berusia 6 bulan.
  • Konsumsi makanan yang bernutrisi, seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, serta aneka buah dan sayuran. Makanan bergizi mengandung sejumlah nutrisi yang penting untuk meningkatkan produksi ASI.
  • Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari karena sebagian besar ASI terdiri dari air.
  • Jangan merokok, konsumsi obat-obatan terlarang, atau alkohol.

Nah, kini Bunda sudah tahu kan kalau laktasi adalah proses ketika tubuh memproduksi ASI sejak kehamilan hingga pascamelahirkan? Masa menyusui memang merupakan fase yang tidak selalu mudah, terlebih bagi ibu yang baru pertama kali memiliki anak. 

Bunda bisa memperkaya ilmu laktasi dengan banyak membaca artikel atau mengikuti kelas laktasi. Bila memiliki kendala dalam menyusui, jangan sungkan untuk bertanya kepada dokter melalui chat online, ya. 

Sumber:

Pillay, J. & Davis, T.J. NCBI Bookshelf (2023) Physiology, Lactation.

Nagarathnamma, R., et al. (2021). A Prospective, Randomized, Placebo-Controlled Comparative Study of Amino Acid Supplementation in Lactation Insufficiency. Journal of South Asian Federation of Obstetrics and Gynaecology, 12(6), 408-414.

NHS UK. Milk Supply.

Cleveland Clinic (2021). Lactation. 

Mayo Clinic FAQ (2023). Induced Lactation: Can I Breastfeed My Adopted Baby?

De Bellefonds, C. Baby Center (2022). When will my milk come in?

Ding, K. Baby Center (2022). Breasts leaking milk? Here’s what to do.

Miles, K. Baby Center (2022). Making breast milk: When and how you start producing it.

Flo Health (2021). When Does Breast Milk Come in? What You Need to Know.

Wells, D. Healthline (2023). 11 Lactation-Boosting Recipes for Breastfeeding Moms.

Vallie, S. WebMD (2022). What is Lactation?

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *