Dampak stunting tidak boleh dianggap sepele, Bun. Soalnya, keadaan ini bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. Bahkan, berisiko menyebabkan anak mengalami gangguan kesehatan saat dewasa.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Kondisi ini bisa terjadi karena ibu hamil kekurangan gizi atau anaknya yang kekurangan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya.
Berbagai Dampak Stunting pada Anak
Tidak hanya bisa mengganggu pertumbuhannya, stunting juga bisa menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat, Bun. Nah, berikut ini adalah berbagai dampak stunting yang bisa terjadi pada anak:
1. Tubuh lebih pendek daripada anak seusianya
Salah satu dampak stunting yang paling terlihat pada anak adalah pertumbuhan badannya yang terhambat, Bun. Inilah mengapa anak yang mengalami stunting memiliki tubuh lebih pendek dari anak seusianya.
Namun, anak dengan perawakan pendek belum tentu mengalami stunting ya, Bun. Soalnya, ada yang memang karena keturunan dari keluarga.
Perbedaannya, pertumbuhan anak yang mengalami stunting biasanya tidak meningkat atau stagnan, Bun, sehingga tubuhnya tetap kecil. Sementara itu, pertumbuhan anak yang tubuhnya kecil karena keturunan umumnya tetap berjalan secara konsisten meski tubuhnya tidak menjadi setinggi anak seusianya.
2. Kemampuan motorik terhambat
Dampak stunting lain yang bisa anak alami adalah perkembangan motorik yang terhambat, baik motorik kasar maupun motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan yang menggunakan otot besar, seperti berjalan. Sementara itu, motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot kecil, seperti memegang benda.
Nah, pada anak yang mengalami stunting, kemampuannya dalam melakukan gerakan tertentu, seperti berjalan, lebih lambat daripada anak seusianya, Bun. Misalnya, anak seusianya sudah bisa berjalan sejak 10 bulan. Namun, anak yang mengalami stunting bisa saja belum mampu berjalan hingga usianya lebih dari 20 bulan.
3. Penurunan tingkat kecerdasan
Dampak stunting yang bisa terjadi dalam jangka panjang adalah penurunan tingkat kecerdasan, Bun. Ini karena stunting membuat adanya gangguan pada saraf dan sel-sel otak anak.
Akibatnya, kemampuan berpikirnya terhambat sehingga anak bisa mengalami berbagai kesulitan, mulai dari sulit berbicara, sulit berkonsentrasi, sulit menerima informasi, hingga sulit untuk mengikuti pembelajaran di sekolah.
4. Mudah sakit
Seperti yang telah disebutkan, stunting terjadi karena anak kekurangan gizi dalam waktu yang lama, Bun. Nah, karena gizi di dalam tubuh anak kurang, daya tahan tubuhnya pun melemah. Inilah yang menyebabkan anak dengan stunting mudah sakit atau terserang infeksi berkali-kali.
5. Lebih berisiko menderita penyakit tertentu
Anak yang mengalami stunting juga lebih berisiko menderita penyakit tertentu, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, ketika dewasa, Bun. Ini bisa terjadi karena anak mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Tips Mencegah Stunting pada Anak
Sebenarnya, stunting tidak bisa diobati, Bun. Oleh karena itu, cara yang paling tepat dan bijak adalah dengan mencegah Si Kecil mengalami stunting. Berbagai tips pencegahan penting dilakukan, terutama saat 1.000 hari kehidupan pertamanya. Nah, inilah beberapa tipsnya, Bun:
- Penuhi kebutuhan nutrisi sejak merencanakan kehamilan dan selama masa kehamilan.
- Rutin konsumsi tablet tambah darah 1 tablet per hari, terutama bagi remaja putri yang sudah mengalami menstruasi.
- Periksakan kehamilan ke dokter secara rutin, setidaknya 6 kali selama mengandung.
- Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan.
- Cukupi asupan gizi anak, terutama pada 1000 hari kehidupan pertamanya atau sejak awal kehamilan sampai anak berusia 2 tahun.
- Bawa anak ke posyandu agar tumbuh kembangnya bisa dipantau.
- Pastikan anak sudah mendapatkan imunisasi.
- Ciptakan lingkungan yang bersih dengan sanitasi yang baik.
- Pelajari buku kesehatan ibu dan anak (KIA) agar bisa menyiapkan MPASI yang tepat untuk anak.
Nah, sekarang sudah tahu kan, Bun, bagaimana dampak stunting yang bisa mengganggu tumbuh kembang anak? Agar tidak dialami oleh Si Kecil, Bunda mesti melakukan beberapa tips pencegahan di atas. Bagi yang baru merencanakan kehamilan, pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi harian ya.
Meski stunting tidak bisa diatasi, dampak negatifnya tetap bisa dikurangi apabila penanganannya sudah dilakukan sejak dini, Bun. Oleh karena itu, apabila anak terlihat lebih kecil dari anak seusianya, apalagi disertai dengan gangguan tumbuh kembang lainnya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter, ya.
Dengan begitu, dokter akan mengetahui penyebab keterlambatan pertumbuhan pada anak, sehingga penanganan yang sesuai bisa dilakukan.
Sumber
Ekholuenetale, M., et al. (2024). Impact of Stunting on Early Childhood Cognitive Development in Benin: Evidence from Demographic and Health Survey. Egypt Pediatric Association Gaz, 68, pp. 31.
De Sanctis, V., et al. (2021). Early and Long-term Consequences of Nutritional Stunting: From Childhood to Adulthood. Acta Bio-medica : Atenei Parmensis, 92(1), pp. E2021168.
Australian Government Department of Health and Aged Care (2023). Pregnancy Birth & Baby. Toddler Development: Motor Skills.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022). Siklus Hidup. Cegah Stunting Itu Penting.
Universitas Gajah Mada (2024). Departemen Ekonomi dan Bisnis. Bagaimana Cegah Stunting?
Universitas Gajah Mada (2022). Center for Health and Human Nutrition. Getting to Know Detection, Impact, and Prevention of Stunting.
Cleveland Clinic (2024). Children’s Health. When Will Your Baby Start Walking?