Bayi tanpa tempurung kepala merupakan kelainan lahir langka akibat bagian otak dan tulang tengkorak tidak terbentuk sempurna saat di dalam kandungan. Ini merupakan kondisi yang berbahaya sehingga perlu dicegah sejak awal kehamilan.
Sebenarnya, bayi tanpa tempurung kepala (anensefali) ini tidak umum terjadi, Bun. Kasusnya hanya sekitar 1 dari 10.000 kelahiran bayi. Meski jarang terjadi, kondisi ini tentu patut dicegah agar bayi bisa lahir dalam keadaan sehat.
Penyebab Bayi Tanpa Tempurung Kepala
Pada minggu awal kehamilan, tubuh janin akan membentuk sebuah saluran yang disebut tabung saraf. Saluran ini akan menutup pada minggu ke-3 atau ke-4 kehamilan, lalu membentuk otak dan tulang tengkorak. Nah, kondisi kepala bayi yang tidak ada tempurungnya terjadi ketika tabung saraf tidak menutup sepenuhnya.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya gangguan tersebut, Bun. Namun, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan kemungkinan bayi lahir dengan anensefali. Beberapa hal tersebut adalah:
- Kelainan pada gen atau kromosom
- Terpapar zat beracun dari lingkungan, obat, atau makanan yang dikonsumsi oleh ibu saat hamil
- Ibu menderita obesitas atau diabetes
- Ibu sering terpapar suhu tinggi, misalnya sering berendam air hangat, sauna, atau demam saat hamil muda
- Ibu pernah melahirkan anak yang mengalami anensefali sebelumnya
Kekurangan nutrisi selama masa kehamilan, terutama asam folat (vitamin B9), juga sering dikaitkan sebagai penyebab bayi tanpa tempurung kepala. Asam folat merupakan salah satu jenis vitamin yang memang bermanfaat untuk kehamilan.
Bagi ibu hamil, salah satu manfaat asam folat adalah membentuk sel darah merah yang sehat. Sel darah merah ini bisa mengalirkan oksigen dan nutrisi kepada janin agar tumbuh kembangnya optimal. Dengan begitu, anensefali bisa dicegah.
Pencegahan Bayi Tanpa Tempurung Kepala
Bayi lahir tanpa tempurung kepala perlu dicegah, bahkan sejak merencanakan kehamilan. Soalnya, sampai saat ini, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan bayi tanpa tempurung kepala. Hampir semua bayi yang mengalami kondisi ini meninggal dunia dalam beberapa jam hingga hari setelah dilahirkan.
Nah, langkah pencegahan yang bisa Bunda lakukan adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin setiap harinya, terutama kebutuhan asam folat. Ini karena asam folat bisa mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan janin, khususnya pada bagian otak dan saraf.
Namun, perlu diketahui, memenuhi kebutuhan asam folat sebenarnya patut dilakukan sejak seorang wanita memasuki usia subur, apalagi jika sudah berencana akan memiliki anak. Pada masa ini, seorang wanita setidaknya perlu mendapatkan asupan asam folat sebanyak 400 mikrogram per hari. Saat hamil, kebutuhannya meningkat menjadi 400–600 mikrogram per hari.
Asam folat bisa Bunda dapatkan dari suplemen kehamilan atau makanan, Bun. Makanan yang bisa Bunda makan untuk menambah asupan asam folat adalah:
- Sayuran hijau, seperti bayam, sawi hijau, kale, atau brokoli
- Kacang-kacangan, seperti kacang hijau, kacang polong, atau kacang mede
- Buah-buahan, seperti jeruk, apel, pepaya, pisang, atau alpukat
- Telur
- Hati sapi
- Makanan yang diperkaya dengan asam folat, seperti roti, pasta, sereal, dan gandum utuh
Selain dengan memenuhi kebutuhan asam folat, Bunda juga perlu melakukan kontrol rutin ke dokter sebagai langkah pencegahan bayi tanpa tempurung kepala. Dengan kontrol rutin ke dokter, kondisi Si Kecil di dalam kandungan bisa terpantau sehingga berbagai gangguan, termasuk anensefali, bisa terdeteksi sejak dini.
Sumber
Centers for Disease Control and Prevention (2024). Birth Defects. Neural Tube Defects.
Boston Children’s Hospital (2025). Conditions. Anencephaly.
Nationwide Children’s Hospital (2025). Conditions We Treat. Anencephaly.
Nguyen, T. KidsHealth (2022). Parents. Folic Acid and Pregnancy.
Cleveland Clinic (2023). Diseases & Conditions. Anencephaly.
Ajmera, R. Healthline (2024). 15 Foods High in Folate (Folic Acid).
Watson, S. WebMD (2024). Folic Acid and Pregnancy.