Obesitas pada Anak, Kenali Cirinya dan Atasi Sejak Dini

Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah gizi yang semakin umum terjadi. Jika tidak terkontrol, berat badan anak yang berlebihan bisa saja menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Lantas, bagaimana orang tua bisa mengenali dan mengatasi anak obesitas sejak dini?

Sebagian orang tua menganggap berat badan berlebih pada anak bisa hilang seiring dengan pertumbuhan. Hanya saja, berat badan berlebih pada anak bisa saja menandakan obesitas, yaitu kondisi serius yang bisa menimbulkan berbagai komplikasi.

Dalam jangka panjang, obesitas pada anak bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan komplikasi, mulai dari diabetes, tekanan darah tinggi, radang sendi, hingga penyakit jantung. Obesitas juga bisa berpengaruh pada rasa percaya diri anak, Bun. 

Oleh karena itu, orang tua perlu mengambil langkah tepat sejak dini guna mencegah dan melindungi anak dari komplikasi akibat obesitas.

Mengenal Ciri Obesitas pada Anak

Obesitas merupakan kondisi yang ditandai dengan berat badan berlebih akibat penumpukan lemak di dalam tubuh. Namun, belum tentu anak yang memiliki berat badan berlebih tergolong sebagai penderita obesitas ya, Bun. 

Seorang anak yang berusia lebih dari 5 tahun dinyatakan obesitas jika BMI atau indeks massa tubuhnya melebihi persentil ke-95 setelah dihitung berdasarkan berat dan tinggi badannya. Sementara itu, anak yang berusia kurang dari 2 tahun dinyatakan obesitas bila berat badannya melebihi batas normal yang dilihat dari kurva pertumbuhan.

Bunda juga bisa mengenali obesitas pada anak dari beberapa tanda berikut ini:

  • Anak terlihat lebih gemuk dibandingkan anak lain yang seusia dengannya
  • Bagian tubuh tertentu terutama paha, lengan, dan perut terlihat berlipat-lipat
  • Baju anak tidak muat dan sering kali sempit dan susah dikenakan
  • Napas anak tak beraturan dan terasa sesak dan berat saat bermain
  • Anak tampak mudah lelah saat beraktivitas ringan

Tanda atau gejala obesitas umumnya tidak selalu mudah diketahui. Oleh karena itu, Bunda perlu mengukurnya dengan kalkulator berat badan, alat timbang berat badan, atau memeriksakan langsung ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan apakah anak mengalami obesitas atau tidak.

Tips Mencegah dan Mengatasi Obesitas pada Anak

Obesitas yang terjadi pada anak biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sering mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, lemak, dan gula, seperti junkfood, es krim, kue, coklat, dan permen. Selain itu, obesitas juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik, gangguan hormon, serta kebiasaan jarang olahraga.

Bila kebiasaan tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, tubuh anak akan mengubah energi yang tidak terpakai menjadi lemak. Lama kelamaan, penumpukan lemak ini akan menyebabkan berat badan naik dan menimbulkan obesitas.

Oleh karena itu, mulai saat ini Bunda perlu bantu memantau dan menjaga makanan yang dikonsumsi Si Kecil ya. Ubahlah kebiasaan makan anak dan terapkan pola hidup yang lebih sehat. 

Sebagai panduan, berikut ini adalah tips yang bisa Bunda lakukan untuk bantu mencegah dan mengatasi terjadinya obesitas pada buah hati:

  • Terapkan diet sehat dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
  • Kurangi porsi makan anak menjadi lebih sedikit, tetapi tetap berikan sebanyak 3 kali sehari. 
  • Berikan camilan sehat untuk anak, seperti buah-buahan, sayuran, dan susu rendah lemak.
  • Hindari memberikan minuman manis dan makanan cepat saji. 
  • Cukupi kebutuhan air putih anak sebanyak 8 gelas per hari.
  • Ajak anak lebih sering bergerak dan berolahraga, misalnya dengan jalan kaki, bermain di taman, senam di rumah, atau mendaftarkannya ke ekskul atau kelas olahraga yang ia sukai.
  • Batasi screen time atau penggunaan gadget anak sebanyak maksimal 1-2 jam per hari.

Obesitas bukan hanya masalah penampilan, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan anak. Oleh karena itu, Bunda perlu mengenali tanda dan memahami cara untuk mengatasinya.

Memang, mengatasi obesitas pada buah hati tentu membutuhkan kesabaran dan konsisten. Namun, dengan membangun kebiasaan makan sehat, menerapkan feeding rules, serta meningkatkan aktivitas fisik sejak dini, Si Kecil akan belajar untuk terbiasa mempertahankan gaya hidup sehat saat dewasa.

Bunda juga bisa memberikan contoh pada Si Kecil dengan mulai mengubah gaya hidup yang lebih sehat lho. Soalnya, anak umumnya belajar dengan melihat kebiasaan keluarga atau orang terdekat di lingkungannya.

Nah, bila Bunda khawatir anak mengalami tanda obesitas atau memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat, jangan ragu untuk konsultasikan dengan dokter anak ya. 

Bunda juga bisa bekerjasama dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat dalam mengatur kebutuhan nutrisi Si Kecil. Jadi, Bunda bisa melindungi Si Kecil dari berbagai masalah kesehatan akibat obesitas pada anak.

Sumber:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. RS Sardjito (2023). Bagaimana tatalaksana Gizi pada anak dengan Obesitas?

Centers for Disease Control and Prevention (2024). Childhood Obesity Facts.

Health Direct Australia (2024). Obesity in Children.

Farah, F. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sekilas tentang Obesitas pada Buah Hati.

Cleveland Clinic (2024). Childhood Obesity.

Mayo Clinic (2025). Childhood Obesity.

Hassink, S. & Hampl, S. Healthy Children, The American Academy of Pediatrics (2023). Childhood Obesity: A Complex Disease.

Kids Health (2023). Overweight and Obesity.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *