Diare pada Bayi, Kenali Tanda, Penanganan, dan Pencegahannya

Diare pada bayi adalah kondisi yang kerap membuat orang tua khawatir, terutama jika terjadi secara tiba-tiba. Selain membuat bayi menjadi rewel dan lemas, diare juga bisa menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi kesehatan Si Kecil. Mengetahui tanda, penyebab, dan langkah penanganan diare pada bayi sangat penting agar orang tua dapat segera mengambil tindakan yang tepat.

Diare pada bayi bisa terjadi kapan saja dan sering menimbulkan rasa cemas, karena tubuh bayi sangat rentan kehilangan cairan dalam waktu singkat. Perlu dipahami bahwa tekstur dan frekuensi BAB bayi memang bisa berbeda-beda, Bun. Hal ini biasanya tergantung pada usia, pola makan, serta apakah Si Kecil mengonsumsi ASI atau susu formula. 

Diare pada bayi umumnya ditandai dengan buang air besar yang lebih cair dari biasanya dan terjadi lebih sering. Nah, diare pada bayi disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri atau parasit, intoleransi laktosa, alergi makanan, dan perubahan pola makan. Nah, dengan memahami penyebab dan mengenali tanda-tandanya, orang tua bisa memberikan penanganan awal yang tepat untuk Si Kecil.

Tanda-Tanda Diare pada Bayi yang Perlu Diwaspadai

Berikut ini beberapa tanda-tanda diare pada bayi yang sebaiknya Bunda kenali:

  • Frekuensi BAB meningkat, biasanya lebih dari 3 kali sehari.
  • Feses bayi lebih cair atau encer, kadang disertai lendir.
  • Bayi tampak lemas, rewel, atau tidak seaktif biasanya.
  • Nafsu makan menurun, bayi sulit atau tidak mau menyusu.

Saat diare, tubuh Si Kecil akan banyak kehilangan cairan. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi pada bayi yang biasanya ditandai dengan bibir kering, mata tampak cekung, air mata berkurang saat menangis, atau popok bayi jarang basah.

Nah, jika Bunda melihat tanda-tanda dehidrasi pada Si Kecil, segera bawa ia ke dokter ya. Soalnya, dehidrasi bisa berbahaya untuk kesehatan Si Kecil. 

Langkah Penanganan Diare pada Bayi 

Penanganan awal diare pada bayi bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan memantau kondisinya. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Bunda lakukan di rumah: 

1. Memberikan cairan yang cukup

Penting untuk mencegah dehidrasi pada bayi yang diare. Jika bayi masih minum ASI, teruskan pemberian ASI sesering mungkin ya, Bun. Sementara untuk bayi yang sudah mendapat MPASI, berikan cairan tambahan, seperti air putih atau oralit, sesuai anjuran dokter.

2. Jangan menghentikan pemberian ASI atau makanan lunak

Jangan hentikan pemberian ASI pada Si Kecil, kecuali atas anjuran dokter. ASI mengandung zat kekebalan yang membantu melawan infeksi. Nah, jika bayi sudah mulai makan MPASI, Bunda bisa memberikan makanan lunak, seperti bubur atau sup ya. Hal ini  untuk membantu sistem pencernaannya.

3. Memberikan obat diare 

Selain itu, Bunda juga bisa memberikan obat diare pada Si Kecil lho. Namun, pemberiaan obat ini tidak boleh sembarangan dan harus sesuai dengan arahan dokter. Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum memberikan obat diare pada bayi ya, Bun. 

4. Memantau munculnya tanda dehidrasi

Nah, perhatikan juga munculnya tanda-tanda dehidrasi pada bayi ya, Bun seperti mulut kering, menangis tanpa air mata, mata cekung, dan jarang buang air kecil. Bila muncul tanda tersebut, segera bawa bayi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.

Begini Pencegahan Diare pada Bayi

Untungnya, diare pada bayi bisa dicegah. Nah, ada beberapa upaya yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah diare pada bayi, yaitu: 

  • Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memegang bayi, menyiapkan makanan, atau memberikan ASI.
  • Jangan lupa untuk selalu membersihkan botol susu, sendok, dan perlengkapan makan bayi dengan benar ya, Bun. 
  • Jangan berhenti menyusui bayi. Soalnya, ASI eksklusif bisa membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi yang menyebabkan diare.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, termasuk area bermain Si Kecil. 
  • Memastikan bayi mendapatkan imunisasi wajib, seperti vaksin rotavirus untuk mencegah infeksi penyebab diare yang berat.

Menangani diare pada bayi memang membutuhkan perhatian dan kesabaran ekstra, Bun. Makanya, mengenali tanda bahaya dan melakukan langkah pertolongan awal di rumah dapat mencegah terjadinya komplikasi serius akibat dehidrasi lho. 

Namun, apabila gejala diare pada bayi tidak kunjung membaik dalam beberapa hari dan disertai demam tinggi, muntah, berat badan bayi turun drastis, serta BAB berdarah atau berwarna hitam, segeralah bawa Si Kecil ke dokter ya, Bun. 

Sumber: 

World Health Organization (2024). Detail. Diarrhoel Disease. 

National Institute of Health (2023). MedlinePlus. Diarrhea in Infants.  

National Health Service UK (2026). Symptoms A to Z. Diarrhoea and Vomiting. 

Cleveland Clinic (2024). Symptoms. Diarrhea in Babies. 

Mayo Clinic (2025). Diseases & Conditions. Diarrhea. 

Seattle Children’s (2025). All Conditions (A to Z). Diarrhea. 

Healthline (2025). What’s Giving Your Baby Diarrhea? Common Causes and What You Can Do. 

Pregnancy Birth & Baby (2025). Diarrhoea in Babies and Children. 

WebMD (2023). Diarrhea in Babies. 

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *