Tabel Berat Badan Bayi: Panduan Memantau Tumbuh Kembang Si Kecil

Tabel berat badan bayi merupakan panduan penting yang dapat membantu orang tua memantau tumbuh kembang Si Kecil. Dengan mengetahui berat badan ideal, Bunda dan Ayah bisa lebih mudah memastikan kondisi gizi Si Kecil tercukupi sehingga risiko stunting bisa dihindari.

Pertumbuhan bayi yang sehat biasanya ditandai dengan kenaikan berat badan yang konsisten sesuai usianya. Meski begitu, setiap anak memiliki pola tumbuh kembang yang berbeda, Bun. Nah, hal ini umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan, kondisi kesehatan bayi, hingga faktor keturunan

Untuk memantau tumbuh kembang Si Kecil, Bunda bisa melihat tabel berat badan bayi. Dengan memahami panduan dalam tabel berat badan bayi, orang tua bisa lebih mudah memantau perkembangan Si Kecil sekaligus mengenali tanda-tanda awal gangguan gizi atau risiko stunting.

Tabel Berat Badan Bayi Sesuai Usia dan Jenis Kelamin

Perlu diketahui, di Indonesia, tabel berat badan bayi yang digunakan biasanya mengacu pada standar dari WHO. Nah, tabel ini mencakup berat badan ideal untuk bayi laki-laki dan perempuan sejak lahir hingga usia 24 bulan, Bun. Selain itu, tabel ini juga bisa digunakan sebagai panduan sehari-hari atau saat konsultasi dengan dokter ya. 

Berikut adalah tabel berat badan bayi yang dapat Bunda dan Ayah gunakan sebagai acuan umum untuk memantau pertumbuhan Si Kecil:

1. Tabel Berat Badan Ideal Bayi Laki-Laki

Usia BayiBerat Badan Bayi Laki-Laki
Usia 0 bulan2,5–4,3 kg
Usia 1 bulan3,4–5,7 kg
Usia 3 bulan5,0–7,9 kg
Usia 6 bulan6,4–9,7 kg 
Usia 9 bulan 7,4–11,2 kg
Usia 12 bulan8,0–12,2 kg
Usia 18 bulan9,7–13,9 kg
Usia 24 bulan10,8–15,3 kg

2. Tabel Berat Badan Ideal Bayi Perempuan

Usia BayiBerat Badan Bayi Perempuan
Usia 0 bulan2,4–4,2 kg
Usia 1 bulan3,2–5,4 kg
Usia 3 bulan4,5–7,3 kg
Usia 6 bulan5,8–9,2 kg
Usia 9 bulan 6,8–10,4 kg
Usia 12 bulan7,3–11,5 kg
Usia 18 bulan8,9–13,3 kg
Usia 24 bulan9,7–14,8 kg

Perlu diingat, tabel berat badan bayi di atas hanyalah acuan umum ya, Bun. Jadi, jika berat badan Si Kecil sedikit melebihi atau kurang dari rentang ideal, tapi ia masih aktif dan sehat itu artinya masih masuk dalam batas normal. 

Meski demikian, perubahan berat badan yang mendadak turun atau naik secara drastis pada bayi tetap perlu diwaspadai ya, Bun. Soalnya, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya stunting atau obesitas, Bun. 

Nah, agar pemantauan berat badan bayi lebih akurat, Bunda dan Ayah bisa melakukan beberapa cara, yaitu: 

  • Selalu timbang bayi secara rutin, idealnya setiap bulan di Posyandu atau fasilitas kesehatan anak.
  • Gunakan timbangan khusus bayi, bukan timbangan dewasa, supaya hasil lebih akurat.
  • Catat setiap hasil penimbangan dan bandingkan dengan grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.

Mengetahui tabel berat badan bayi sangat penting untuk memantau tumbuh kembang Si Kecil. Dengan memperhatikan tabel ini, orang tua bisa lebih mudah mengenali apakah berat badan bayi sudah sesuai dengan usianya atau perlu mendapat perhatian khusus. 

Jika Bunda dan Ayah merasa berat badan Si Kecil tidak sesuai dengan tabel berat badan yang ada, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ya. Hal ini bertujuan agar dokter dapat menentukan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Dengan begitu, tumbuh kembang Si Kecil bisa tetap optimal. 

Sumber: 

World Health Organization (2025). Standard. Weight for Age. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2025). Buku. Pedoman Pemantauan Pertumbuhan. 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (2025). Professional Resources. Kurva Pertumbuhan. 

National Health Service UK (2025). Better Health. Children’s Weight. 

National Health Service UK (2023).  Height, Weight, and Reviews. Your Baby’s Weight and Height. 

Mayo Clinic (2023). Infant and Toddler Health. How Much Should I Expect My Baby to Grow in the First Year? 

Baby Center (2025). Growth Chart: Baby Weight and Height Percentile Calculator. 

Baby Center (2025). What’s the Average Height and Weight for Babies and Toddles – and Does it Actually Mean Anything?

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *