Perkembangan Bunda di Kehamilan Minggu ke-2

Masa kehamilan biasanya berlangsung selama 280 hari. Dan hari terakhir ibu mengalami menstruasi dihitung sebagai hari pertama kehamilan dan dihitung sebagai minggu ke-0 hari ke-0, dan kehamilan berakhir pada minggu ke-40 hari ke-0, atau hari perkiraan kelahiran. Ini merupakan waktu yang cukup lama, tapi hasil akhirnya adalah keajaiban kecil dalam bentuk bayi Anda!

Tiga minggu dari minggu ke-0 sampai minggu ke-2 adalah periode persiapan yang diperlukan untuk kehamilan. Berikut ini uraian apa yang terjadi di dalam tubuh ibu di minggu ke-2 masa kehamilan.

Ketahui tentang Faktor Pendukung Pembuahan yang Sukses

Ada empat peristiwa berbeda menjelang kehamilan, yakni:

  • Ovulasi disertai sperma memasuki organ reproduksi wanita
  • Pembuahan
  • Pembelahan sel dan pergerakan sel telur yang dibuahi
  • Implantasi di lapisan rahim.

Selama minggu ke-0 hingga minggu kedua, sel-sel telur yang dibuahi dengan cepat membelah ketika telur bergerak ke dalam rahim. Pada saat yang sama, endometrium (lapisan dalam rahim) secara bertahap menebal dan melunak dalam persiapan untuk implantasi. Perubahan pada endometrium dan ovulasi membutuhkan tiga hormon: estrogen (hormon folikuler), progesteron (hormon korpus luteum), dan hormon luteinizing (LH).

Selama menstruasi sekitar hari ke-0 hingga ke-4, endometrium terkelupas, dan dari hari ke-4 hingga 12 atau lebih, estrogen menyebabkan endometrium tumbuh kembali dan menebal. Selama waktu ini, sejumlah folikel yang distimulasi oleh hormon akan tumbuh, tetapi biasanya hanya satu folikel yang akan mencapai kematangan.

Sekitar hari ke-12 hingga 16, sel telur dilepaskan dari folikel yang matang, dan setelah ovulasi sisa-sisa folikel menjadi corpus luteum, yang mulai mensekresi peningkatan jumlah progesteron. Hormon ini merangsang lapisan rahim untuk tumbuh lebih tebal dan lebih lembut untuk mempersiapkan kondisi ideal implantasi telur yang mudah dibuahi.

Pelajari tentang Ovulasi

Umumnya ovulasi hanya terjadi satu kali dalam siklus seksual, dan memberikan satu jendela konsepsi. Selain itu, menstruasi tidak selalu berarti bahwa ovulasi telah terjadi. Stres dapat memengaruhi ovulasi, seperti halnya masalah dengan fungsi ovarium.

Anda dapat memonitor siklus ovulasi diri sendiri dengan mengukur suhu tubuh basal setiap pagi. Ini adalah panduan yang sangat berharga, dan Anda akan menemukan perubahan suhu tubuh sebelum dan sesudah ovulasi. Umumnya, suhu naik 0,3°C (0,54°F) atau lebih setelah ovulasi.

Berdasarkan alasan ini, periode sebelum dan sesudah ovulasi dikenal sebagai fase suhu rendah dan suhu tinggi. Namun dalam kasus “menstruasi anovulasi” atau tanpa ovulasi, fase suhu rendah terus berlanjut. Jika Anda ingin mengetahui waktu ovulasi yang lebih akurat untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan, alat prediksi ovulasi sangat membantu. Alat memprediksi hari ovulasi berdasarkan konsentrasi hormon luteinizing (LH) dalam urine. Kadar LH naik tiba-tiba tepat sebelum ovulasi dan merupakan indikator bahwa ovulasi akan terjadi dalam waktu 36 jam atau lebih.

Published
Categorized as Minggu 2

By dr. Febriyan Nicolas K., M.Kes., Sp. OG

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *