Apa Penyebab dan Bagaimana Merawat Bayi Kuning?

breastfeeding jaundice

Mungkin Anda panik ketika mengetahui bayi mengalami apa yang disebut “bayi kuning”. Bagaimanakah merawat si Kecil jika mengalami kondisi ini? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini.

Apa Itu Bayi Kuning dan Gejalanya?

Bayi kuning adalah kondisi saat warna kulit dan sklera (bagian putih bola mata) bayi menjadi berwarna kuning. Kondisi ini sebenarnya sangat sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya.

Tanda bayi kuning (jaudince) biasanya terlihat setelah bayi berusia tiga hari, dan terus bertambah kuning hingga puncaknya pada usia 7-10 hari, dan akhirnya mereda secara bertahap dengan sendirinya saat bayi berusia 2-4 minggu.

Kuning pada bayi baru lahir dapat muncul lebih awal pada bayi prematur, bayi dengan trauma/lebam akibat trauma pada saat persalinan, atau bayi yang memiliki golongan darah berbeda dengan ibunya.

Bayi kuning ditandai dengan ciri-ciri:

  • Kulit wajah dan sklera tampak berwarna kuning. Pada derajat kuning yang lebih berat, telapak tangan dan telapak kaki juga terlihat kuning.
  • Urine berwarna kuning tua, bukan bening

Apa Penyebab Bayi Kuning?

Bayi baru lahir menjadi kuning akibat terjadinya dua hal utama:

  • Penumpukan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin dihasilkan dari pemecahan sel darah merah bayi yang lebih cepat dan lebih banyak pada bayi baru lahir.
  • Bilirubin di dalam darah pada bayi yang lebih besar dengan fungsi hati yang sudah matang, akan diolah di hati menjadi bentuk yang larut dalam air sehingga dapat dapat dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine dan feses.

Pada bayi baru lahir, fungsi hati belum matang sehingga belum efektif mengolah bilirubin dalam darah. Jika bayi berusia 1 atau 2 hari sudah tampak kuning pada pemeriksaan fisis oleh dokter/bidan/perawat, sangat mungkin kuning akan bertambah dengan cepat hingga kadar bilirubin yang membahayakan.

Pada keadaan ini, biasanya diperlukan pemeriksaan kadar bilirubin, untuk menentukan apakah bayi memerlukan terapi khusus. Jika tidak ada indikasi terapi khusus, bayi akan diijinkan pulang dengan edukasi orang tua untuk waspada terhadap beberapa gejala yang membutuhkan konsultasi segera.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemeriksaan kadar bilirubin dalam darah sebelum bayi dipulangkan dari fasilitas kesehatan untuk membantu deteksi dini dan antisipasi timbulnya kuning yg berpotensi membahayakan.

Bagaimana Mengatasi Bayi Kuning?

Umumnya bayi kuning tidak memerlukan perawatan khusus karena akan reda dengan sendirinya. Tetapi pada kondisi tertentu bilirubin dapat mencapai kadar yang tinggi sekali, yang berisiko menimbulkan komplikasi seperti kejang dan kerusakan otak permanen yang dikenal dengan nama kernicterus. Pada keadaan demikian, bayi membutuhkan terapi khusus untuk membantu menurunkan kadar bilirubin dengan cepat.

Di rumah sakit, bayi kuning akan mendapat perawatan:

Fototerapi

Terapi ini yang paling sering diberikan dan umum dikenal masyarakat. Berapa kadar bilirubin yang menjadi indikasi dilakukannya fototerapi, ditentukan dengan menggunakan nomogram dari AAP. Secara garis besar dipengaruhi oleh usia kehamilan (prematur atau cukup bulan), ada tidaknya faktor risiko kuning yang berat, dan usia bayi.

Sebagai contoh seorang bayi sehat cukup bulan berusia 48 jam, tanpa faktor risiko dengan kadar bilirubin 15mg/dL membutuhkan fototerapi. Tapi bayi sehat cukup bulan yang lain, yang berusia 5 hari, dengan kadar bilirubin 15 mg/dL tidak membutuhkan fototerapi (pada bayi di usia ini indikasi fototerapi jika kadar bilirubin diatas 21mg/dL).

Transfusi tukar

Mengganti sebagian darah bayi dengan darah dari donor. Cara ini digunakan pada bayi dengan kadar bilirubin yang sangat tinggi (di atas 25mg/dL), yang berisiko tinggi mengalami kernicterus, dan tidak respon dengan fototerapi.

Cara terbaik untuk mengatasi bayi kuning adalah dengan memberikan ASI (menyusui) sesering mungkin, yang dapat membantu proses pengeluaran bilirubin melalui urine dan feses. Inisiasi menyusui dini, yaitu tindakan untuk menyusui bayi segera setelah lahir merupakan salah satu kunci sukses ibu memproduksi ASI yang cukup.

Jika baru mendapati bayi kuning setelah usia 3 hari saat bayi sudah pulang dari fasilitas kesehatan, Bunda tidak perlu panik. Jika bayi cukup bulan dengan berat lahir yang cukup, tetap aktif, mau menyusu dan buang air kecil (BAK) tiap 4-6 jam,  Bunda dapat mengobservasi dulu di rumah.

Jika bayi prematur, gelisah, kurang aktif, disertai dengan demam atau tanda dehidrasi, atau kuning bertambah dengan cepat hingga mencapai kulit di daerah perut bawah hingga tungkai, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.

By dr. Anita Halim, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *