Bunda mungkin mendengar dari seorang teman bahwa minum alkohol saat hamil tidak berbahaya. Namun, ada orang lain yang mengatakan sebaliknya bahwa sebaiknya berhenti saat hamil. Manakah saran yang harus diikuti? Baca penjelasan tentang efek alkohol saat ingin dan sedang hamil di bawah ini.
Apa Efek Alkohol bagi Kehamilan?
Ketika Bunda dan bayi. Dan hati bayi adalah organ terakhir yang berkembang dan belum sempurna hingga fase terakhir kehamilan. Oleh karena bayi tidak bisa memproses alkohol sebaik ibu, paparan alkohol yang terlalu banyak bisa memberikan dampak serius pada perkembangan mereka.
Tidak hanya saat hamil, alkohol juga memiliki dampak ketika Bunda sedang berusaha untuk hamil dan menyusui. Berikut beberapa efek alkohol pada setiap fase memiliki bayi.
Ketika sedang merencanakan kehamilan, alkohol bisa:
- Memengaruhi fertilitas laki-laki dan perempuan. Untuk meningkatkan kemungkinan hamil, disarankan untuk menghindari alkohol.
- Bisa membahayakan bayi. Berhenti minum alkohol adalah tindakan terbaik karena Bunda tidak tahu kapan persisnya kehamilan akan terjadi.
Ketika sedang hamil, alkohol bisa:
- Bayi lahir dengan berat yang kurang
- Keguguran
- Bayi lahir meninggal
- Kelahiran prematur
- Cacat lahir
- Kondisi yang disebut Fetal Alcohol Spectrum Disorder (FASD). Anak-anak dengan kondisi ini memiliki masalah dengan perkembangan, kemampuan belajar dan sosial. Kondisi ini berlangsung seumur hidup, tapi bisa dicegah jika ibu tidak mengonsumsi alkohol selama hamil.
Ketika sedang menyusui, alkohol bisa:
- Masuk dalam ASI
- Mengurangi aliran ASI
- Memengaruhi perkembangan otak bayi dan sumsum tulang belakang
Dan ketika minum, konsentrasi alkohol di dalam darah dan di ASI sama.
Apakah Dilarang Minum Alkohol Saat Ingin Hamil dan Sedang Hamil?
Seberapa jelas bukti medis yang mendukung bahwa harus menghindari alkohol secara total selama masa kehamilan? Sayangnya, belum ada studi yang bisa memberikan jawaban pasti tentang hal ini. Pasalnya, akan menjadi sesuatu tidak etis jika sebuah studi benar-benar meminta perempuan hamil untuk minum alkohol yang diketahui berbahaya bagi ibu dan bayi.
Sebuah studi di 2013 yang melibatkan lebih dari lebih dari 5.000 perempuan berusaha mencari tahu hubungan antara minum alkohol sebelum dan hingga 15 minggu kehamilan. 25% perempuan di dalam penelitian mengaku minum antara tiga hingga tujuh porsi alkohol per minggu beberapa bulan sebulan dan selama awal kehamilan.
Dan hasilnya, studi ini tidak menemukan adanya kaitan antara minum alkohol dengan bayi berat kurang, preeklampsia atau kelahiran prematur. Akan tetapi, studi ini hanya melihat efek jangka pendek (bukan efek jangka panjang yang mungkin tidak terlihat hingga masa kanak-kanak) dan sama sekali tidak menyinggung soal FASD.
Sebuah contoh lain adalah studi yang dilakukan pada 2014 pada 1.303 perempuan hamil di Inggris yang meneliti efek level konsumsi alkohol sebelum dan selama hamil. Hasilnya menunjukkan bahwa minum alkohol—bahkan sesedikit dua porsi per minggu—pada trimester pertama meningkatkan risiko komplikasi, seperti berat bayi kurang dan kelahiran prematur. Satu “porsi” di sini berarti segelas anggur.
Jadi, bolehkah minum alkohol saat hamil, misalnya kurang dari satu gelas per minggu? Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak ada jumlah alkohol yang aman dikonsumsi saat ingin atau sedang hamil. Tidak ada juga jenis alkohol yang aman dikonsumsi selama hamil. Dan tidak ada juga waktu yang aman meminumnya.
Alkohol bisa menyebabkan masalah pada perkembangan bayi selama kehamilan, termasuk sebelum tahu bahwa Bunda sedang hamil. Dengan kata lain, menghindari dan berhenti minum alkohol secepatnya saat ingin dan selama hamil serta ketika menyusui adalah tindakan teraman.
Bagaimana Cara Berhenti Minum Alkohol?
Sebagian besar perempuan berhenti mengonsumsi alkohol ketika mereka tahu kalau sedang hamil atau berencana untuk hamil. Namun, jika Bunda merasakan kesulitan menghindari alkohol, ini beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Bersosialisasilah dengan orang-orang yang akan membantumu berhenti minum alkohol.
- Katakan “tidak” pada tawaran minum alkohol.
- Hindari situasi atau tempat yang memungkinkan bertemu dengan alkohol.
- Minum air yang cukup.
- Berolahraga, contohnya jalan kaki atau berenang.
Banggalah dengan apa yang sedang Bunda lakukan untuk menjaga bayi tetap sehat. Dan pikirkan ini: jika Bunda minum alkohol dan setelahnya kehamilan gagal, apakah segelas bir ini akan membuatmu bersalah dan menghantuimu selamanya? Jika jawabannya iya, lebih baik berhenti minum alkohol secepatnya selama periode ini.
Bagi ayah yang masih mengonsumsi alkohol, mungkin ini juga adalah saat yang tepat untuk berhenti dan memberikan dukungan moral kepada ibu. Jika Bunda memiliki pertanyaan seputar alkohol dan risikonya terhadap kesehatan, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter. Mungkin membicarakan alkohol membuatmu cemas, tapi percayalah isu ini adalah sesuatu yang umum didiskusikan dengan dokter.
Sumber:
- Health.gov.au, 2019. Alcohol during pregnancy and breastfeeding.
- NHS, 2020. Drinking alcohol while pregnant-Your pregnancy and baby guide.
- Health.harvard.edu, 2013. Drinking a little alcohol early in pregnancy may be okay.
- NCBI.nlm.nih.gov, 2002. Fetal alcohol syndrome: What you should know about drinking during pregnancy.
- Very Well Family, 2019. Do You Need to Avoid Alcoholic Drinks When Trying to Get Pregnant?
- Healthline, 2019. Having Alcohol Before Realizing You’re Pregnant: How Dangerous Is It, Really?