Beragam ujaran atau nasihat orang, terutama yang berkaitan dengan kehamilan terkadang terasa menggelikan, bahkan membuat kita geleng-geleng kepala, saking “ajaibnya”. Meski tujuannya adalah melindungi dari hal-hal yang kurang baik, namun tetap diperlukan logika dan bukti-bukti secara ilmiah. Kali ini adalah soal larangan ibu hamil mandi terlalu sering. Benarkah demikian?
Mandi untuk Relaksasi
Banyak Bunda yang merasa kurang nyaman selama masa kehamilan. Misalnya merasa tubuhnya makin sering berkeringat, merasa panas, timbul bau badan, otot terasa kaku, dan sebagainya. Untuk meredakannya, cara termudah adalah dengan mandi.
Selama mandi dilakukan dalam batas kewajaran, misalnya 2-3 kali sehari, dengan menggunakan pancuran/shower atau gayung, dan dengan menggunakan air dingin atau hangat (bukan panas), larangan untuk mandi tentunya tidak beralasan.
Dengan mandi, kulit akan lebih bersih dan terasa lebih nyaman. Namun, mandi terlalu sering bisa menyebabkan kulit iritasi karena sering bersentuhan dengan sabun.
Lalu bagaimana dengan mandi berendam atau dengan menggunakan bathtub? Boleh saja, selama dilakukan dengan menggunakan air yang tidak terlalu panas agar tidak terjadi overheating yang bisa membahayakan tubuh.
Justru dengan melakukan mandi rendam, tubuh akan terasa lebih segar, rileks, dan otot-otot yang pegal dan terasa kaku menjadi lebih nyaman. Bunda juga akan tidur lebih nyenyak setelah mandi.
Bagaimana dengan Mandi di Malam Hari?
Banyak orang tua melarang ibu hamil mandi di malam hari. Padahal menurut tinjauan ilmiah, hingga saat ini belum ada studi yang membuktikan risiko-risiko yang terjadi pada mandi di malam hari.
Jadi, selama dilakukan dengan cara yang benar, tak ada salahnya menyegarkan tubuh dengan mandi, sekalipun di malam hari. Namun demikian, batasi mandi di malam hari, jangan mandi terlalu sering agar tubuh terhindar dari sakit atau masuk angin.
Kapan Tidak Boleh Mandi?
Bila Bunda mengalami hal-hal berikut, jangan mandi:
- Sudah mengalami pecah ketuban. Mandi, apalagi berendam sangat tidak disarankan karena saat pecah ketuban, kantong ketuban yang steril sudah mengalami kontak dengan udara luar. Ini berarti ada risiko peningkatan infeksi pada bayi, juga pada Bunda.
- Merasa panas, berkeringat berlebihan, kulit memerah, timbul sakit kepala, mual, bahkan rasa ingin pingsan. Ini adalah pertanda Bunda mengalami overheating. Segera akhiri mandi dan dinginkan tubuh. Minum air dingin yang banyak untuk mengembalikan suhu normal tubuh dan mencegah dehidrasi. Setelah itu, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa kondisi Bunda secara menyeluruh.
Tips Mandi Aman untuk Ibu Hamil
- Jangan berendam terlalu lama; batasi mandi rendam sekitar 15-20 menit.
- Atur derasnya air pancuran/shower agar tidak terlalu kencang. Saat ini banyak pancuran yang memiliki beberapa fitur intensitas, sehingga bisa diatur sesuai kebutuhan.
- Hindari penggunaan kolam jacuzzi dan sauna, karena biasanya menggunakan air dengan suhu cukup tinggi.
- Hindari mandi di tengah malam, karena rentan menyebabkan sakit atau masuk angin.
- Untuk sementara waktu, hindari penggunaan bath oil atau bath bombs (bola sabun atau bola busa yang mengandung minyak esensial, pewangi, dan aromaterapi) untuk mandi rendam. Pasalnya, bahan-bahan yang digunakan tersebut mungkin dapat mengiritasi vagina dan bagian tubuh lainnya. Setidaknya, konsultasikan dengan dokter bila Bunda ingin menggunakan produk-produk mandi tersebut.
- Waspada akan kemungkinan tergelincir saat di kamar mandi. Pasang keset antiselip di lantai kamar mandi maupun di dalam bathtub sehingga Bunda lebih aman.
- Setelah mandi, minum banyak air untuk menghindari dehidrasi, juga gunakan body lotion untuk mengunci kelembapan kulit.
Sumber:
Healthline. 2020. Are Baths Safe During Pregnancy?
Very Well Family. 2021. Safety Tips for Taking a Bath While You’re Pregnant.
The Bump. 2018. Is It True Pregnant Women Shouldn’t Take Baths?
The Asian Parent Indonesia. 2021. Benarkah Mandi Malam Saat Hamil Dapat Membahayakan Janin? Ini Penjelasannya.