Bayi Dehidrasi? Kenali Penyebab dan Gejalanya

Bayi mempunyai ukuran perut yang sangat kecil, misalnya ukuran perut bayi baru lahir hanya sebesar buah anggur. Bayi perlu menyusu secara rutin setiap tiga jam sekali atau bisa mencapai sembilan kali dalam 24 jam, karena daya tampung perutnya masih sangat sedikit. Oleh karena itulah bayi juga rentan mengalami dehidrasi lho Bunda, jika frekuensi menyusunya sedikit. Saat gejala-gejala dehidrasi mulai tampak, segera ditangani agar tidak bertambah parah.

Kebutuhan Cairan Bayi Harus Terus Terpenuhi

bayi dehidrasi
Foto: freepik.com

Kebutuhan cairan anak berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. Bayi usia 0-6 bulan membutuhkan cairan kira-kira 700 ml per hari, sementara bayi usia 7-12 bulan kebutuhannya meningkat yaitu 800 ml per hari. 

Kebutuhan cairan ini harus terpenuhi karena dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Asupan cairan untuk bayi paling banyak didapatkan lewat ASI atau susu formula. Namun jika bayi sudah bisa mengonsumsi MPASI, maka cairan bisa didapatkan lewat air putih dan cairan yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan.

Bayi dapat mengalami dehidrasi saat kebutuhan cairannya tidak terpenuhi atau karena ia mengalami kehilangan cairan dengan cepat. Berikut beberapa penyebab bayi dehidrasi:

  • Bayi kurang minum. Hal ini biasanya disebabkan oleh masalah-masalah saat menyusui seperti pelekatan yang tidak sempurna ke puting payudara ibu atau karena produksi ASI yang sedikit.
    Beberapa kondisi bayi juga membuatnya tidak menyusu dengan baik sehingga berpotensi bayi dehidrasi, seperti sariawan, sedang tumbuh gigi, atau sakit tenggorokan.
  • Bayi berada di luar rumah dalam jangka waktu panjang saat cuaca panas.
  • Bayi mengenakan baju terlalu tebal atau berlapis-lapis sehingga kegerahan dan banyak berkeringat.
  • Bayi menderita gastroenteritis yang menyebabkan ia sering muntah dan diare. 
  • Bayi menderita penyakit yang membuatnya mudah kehilangan cairan, seperti diabetes dan pneumonia.

Gejala-Gejala Bayi Dehidrasi

bayi dehidrasi
Foto: freepik.com

Gejala-gejala yang muncul saat bayi mengalami dehidrasi dapat berbeda-beda, tergantung dari banyaknya air yang hilang. Namun secara umum, gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:

  • Pipis tidak sesering dan sebanyak biasanya; patokannya adalah penggantian popok yang kurang dari enam kali dalam sehari. Selain itu, urine terlihat lebih pekat dengan warna kuning tua dan aroma yang menyengat.
  • Bibir dan mulut terlihat kering, bahkan bibir terlihat pecah-pecah.
  • Fontanel bayi, yaitu bagian lunak di ubun-ubun bayi, terlihat cekung.  
  • Mata terlihat kering dan cekung, serta jumlah air mata yang keluar lebih sedikit dibanding biasanya saat bayi menangis.
  • Bayi kehausan sehingga ia menjadi gelisah dan mudah marah.
  • Bermain tidak sesering biasanya dan memilih tidur karena kelelahan.

Apa yang Harus Bunda Lakukan?

Foto: freepik.com

Jangan anggap remeh bayi dehidrasi ya, Bun. Jika gejala-gejala di atas sudah muncul namun dehidrasi masih ringan, maka Bunda dapat memberi asupan cairan lebih banyak ke bayi. 

Untuk bayi yang sudah bisa makan MPASI, Bunda dapat memberikan tambahan air putih untuk diminum bayi. Berikan sedikit-sedikit namun sering dengan menggunakan sendok. 

Sebaiknya Bunda segera memeriksakan kondisi bayi ke dokter, terutama untuk bayi yang berusia 0-6 bulan, bayi yang muntah dan diare dalam frekuensi tinggi, serta bayi yang kondisinya terlihat tidak baik. Karena jika bayi ternyata dehidrasi berat, maka kemungkinan besar ia harus diinfus untuk menggantikan cairan tubuhnya.

Sumber:

Healthy Children. 2019. Signs of Dehydration in Infants & Children.

What to Expect. 2021. Dehydration in Babies.

Healthline. 2020. How to Recognize and Treat Dehydration in Babies and Toddlers.

NCT UK. 2018. Dehydration in Children: What to Watch for.

By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *