Kehidupan si Kecil pada tahun pertamanya memang menakjubkan dan penuh kejutan. Salah satu kejutan yang kadang tak diduga oleh orang tua adalah terjadinya growth spurt bayi atau lonjakan pertumbuhan yang berlangsung dengan cepat.
Saat bayi mengalami growth spurt, maka tumbuh kembangnya berlangsung lebih intens dan cepat. Sehingga saat periode tersebut selesai, bisa jadi bayi Bunda telah bertambah tinggi, lingkar kepalanya bertambah, atau bahkan sudah menguasai keterampilan baru.
Growth spurt adalah sesuatu yang normal terjadi pada anak dan bukalah sesuatu yang mengkhawatirkan. Namun akan lebih baik jika Bunda dapat mengetahui kapan terjadinya growth spurt agar dapat mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasinya.
Tanda-Tanda Growth Spurt Bayi
Growth spurt diprediksi terjadi pada saat bayi berusia 1-3 minggu, 6-8 minggu, tiga bulan, enam bulan, dan sembilan bulan. Walaupun demikian, bisa jadi bayi Bunda mengalami growth spurt pada waktu yang berbeda. Tak masalah Bun, karena Anda sebenarnya dapat mengenali saat bayi mengalami growth spurt lewat tanda-tanda berikut ini:
- Bayi menyusu dan makan lebih sering serta lebih banyak. Selama bayi mengalami growth spurt, ia butuh kalori lebih, karena itulah bayi jadi seperti kelaparan dan tidak pernah puas menyusu. Jika biasanya Bunda menyusuinya setiap tiga jam sekali, maka saat periode growth spurt bayi, frekuensinya bisa meningkat menjadi dua jam sekali.
- Terjadi perubahan pola tidur. Selama periode ini, bayi bisa tidur lebih panjang dan lebih sering, atau sebaliknya, waktu tidurnya lebih pendek dan ia terbangun lebih awal. Bayi kadang juga bangun tengah malam untuk menyusu karena ia lapar.
- Bayi lebih rewel dan lekas marah. Kondisi ini terjadi akibat rasa lapar yang meningkat dan kurang tidur. Selain itu, lonjakan pertumbuhan ini bisa jadi membuat bayi merasa nyeri dan tidak nyaman dengan tubuhnya sehingga membuatnya rewel.
Apa yang Bisa Bunda Lakukan?
Setiap growth spurt bayi bisa berlangsung selama beberapa hari. Dan selama periode tersebut Bunda mungkin akan sedikit kewalahan.
Jadi, jika memungkinkan, siapkan kondisi fisik Bunda agar tidak kelelahan, serta siapkan pula kesabaran ekstra untuk menangani bayi yang rewel. Ingatlah bahwa si Kecil bisa jadi merasa tidak nyaman saat menjalaninya, jadi dukungan dan bantuan Bunda akan memudahkannya menjalani periode ini.
Bunda dapat membantu si Kecil yang mengalami growth spurt bayi dengan memenuhi kebutuhannya. Jika ia ingin menyusu lebih sering dan lebih banyak, ya penuhi saja.
Biasanya jika frekuensi menyusui menjadi lebih sering, tubuh Bunda akan menyesuaikan dan produksi ASI akan bertambah. Hindari pikiran untuk memberinya susu formula karena khawatir ASI tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Jika bayi sudah bisa makan MPASI, maka porsinya bisa dibuat lebih besar dari sebelumnya.
Perubahan pola tidurnya ditambah bayi yang rewel menuntut Bunda untuk lebih bersabar. Sebisa mungkin, ikuti perubahan pola tidur ini tanpa mengubah pola tidur Bunda sehari-hari.
Bunda bisa berbagi tugas dengan suami, keluarga, atau pengasuh anak untuk menemani bayi saat ia terbangun pada waktu-waktu di luar kebiasannya. Jangan segan pula untuk meminta bantuan mereka jika Bunda butuh istirahat.
Sebenarnya Bunda tak perlu terlalu mencemaskan growth spurt bayi ini. Jika si Kecil tidak menunjukkan perubahan lain yang mencurigakan, buang air besar dan kecilnya lancar, serta berat badannya bertambah, maka ia baik-baik saja.
Sumber:
Healthline. 2019. Understanding Baby Growth Spurts.
What to Expect. 2020. Baby Growth Spurts: Here’s When They Happen and Signs to Look For.
Healthy Children. 2021. The First Month: Feeding and Nutrition.
Alodokter. 2020. Bunda, Kenali Tanda Bayimu Sedang Mengalami Growth Spurt.