Walau masih kecil, ternyata bayi sudah bisa lho, membedakan payudara Bunda dan dot di botol. Dan bayi bisa saja keukeh menolak ASI dari botol dengan berbagai alasan.
Padahal di sisi lain, memberikan ASI Si Kecil dengan botol, akan mempermudah ibu yang juga pekerja. Namun, benarkah Bunda hanya bisa bergantung pada botol untuk memberikan ASI pada Si Kecil? Adakah efek samping dari pemakaian botol dalam jangka waktu panjang?
Saat Bayi Harus Beralih dari Payudara Ibu
Pada saatnya, bayi harus disapih dan belajar mengonsumsi ASI Perah (ASIP) selain dari payudara ibu. Alasannya banyak, bisa jadi karena Bunda harus mulai bekerja lagi, atau suatu hari Bunda harus menitipkan Si Kecil pada keluarga dan harus meninggalkannya dengan ASI perah dan sebagainya.
Namun, bayi yang dari lahir terbiasa menyusui langsung dari payudara Bunda memang yang paling sulit diajak beralih melalui alat minum lain. Ternyata, bayi tidak hanya mengejar ASI saja, namun juga kenyamanan dan dapat membedakan antara payudara Bunda dan botol.
Ibu pekerja yang memerlukan bantuan alat minum lainnya untuk memberikan ASIP pada Si Kecil, disarankan mengenalkan alat minum alternatif mulai usia 2 minggu.
Organisasi La Leche League menyarankan agar Bunda baru mulai mengajarkan memberikan ASIP melalui media lain setelah bayi berumur 3-4 minggu.
Efek Samping Menyusui dari Botol
Botol dan dot memang terlihat seperti solusi cemerlang bagi ibu pekerja. Namun ternyata, botol bukan pilihan terbaik bagi Si Kecil sebagai pengganti payudara.
Minum ASI perah dari botol dapat membuat bayi lebih memilih botol daripada payudara Bunda sendiri. Mengapa? Karena menyusu dengan botol jauh lebih mudah untuk bayi.
Mekanisme bayi menyusu pada payudara dengan mengisap pada botol sangat jauh berbeda. Untuk memerah ASI dari payudara, pada saat menyusu bayi harus menggerakkan lidah dan berbagai otot di mulut dan wajahnya. Sedangkan untuk mengeluarkan ASI perah dari botol dot, bayi tidak memerlukan usaha sedemikian besar.
Penggunaan botol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan perkembangan rahang dan gigi, sampai infeksi telinga pada Si Kecil.
Penggunaan botol juga menyebabkan Si Kecil mengalami bingung puting, yang berakibat pada gangguan seperti:
Bayi sulit melekatkan mulut ke puting
Perbedaan yang mencolok antara menyusui lewat payudara dan botol adalah saat mengisap puting, bayi harus membuka mulut selebar-lebarnya agar mendapatkan pelekatan yang baik.
Sedang menyusui dengan botol, bayi hanya perlu membuka mulut sedikit. Saat bayi kembali menyusui lewat payudara, bayi akan mengalami kesulitan dalam pelekatan ke puting.
Bayi susah mengisap puting
Bayi yang menyusui dari payudara kemudian beralih ke botol yang aliran ASI-nya lebih deras, akan kesulitan mengisap puting kembali.
Akibatnya, pengosongan payudara menjadi tidak maksimal sehingga payudara rentan bengkak. Jika dibiarkan lama kelamaan hal ini dapat menurunkan produksi ASI.
Media Pemberian ASIP yang Direkomendasikan
Jika Bunda ingin memberikan ASI Perah kepada si Kecil tanpa efek samping yang tidak menyenangkan, Bunda bisa memilih media lain, di antaranya:
Cup Feeder
Cup feeder merupakan gelas khusus yang didesain untuk memberikan ASIP. Biasanya cup feeder terbuat dari plastik yang aman.
Menyusui dengan alat ini bisa membantu bayi belajar melatih koordinasi mengisap dan menelan. Selain itu, bayi bisa mengontrol sendiri seberapa banyak ASIP yang masuk ke mulut.
Sendok
Memberikan ASI dengan menggunakan sendok terbilang praktis. Selain itu, sendok juga dianggap lebih higienis dan mudah disterilkan daripada botol.
Pemberian ASI menggunakan sendok dikatakan membantu penambahan berat badan dini pada bayi.
Pipet
Cara menggunakan pipet adalah dengan menyemprotkan ASIP secara perlahan pada pipi bayi bagian dalam, bukan kerongkongan, lalu biarkan bayi menelan.
Softcup Feeder
Softcup Feeder adalah botol sendok yang digunakan untuk menyuapi ASIP pengganti botol dot. Ujung sendok bahan silikon yang lembut aman untuk mulut mungil bayi.
Penyebab Bayi Menolak ASIP dari Alat Minum Lainnya
Ada berbagai alasan mengapa bayi menolak minum ASI dari sendok atau cup feeder, termasuk:
Telah terbiasa menyusu dari payudara
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bayi yang telah terbiasa menyusui dari payudara cukup sulit beralih ke alat minum lainnya.
Apalagi biasanya Bunda yang mengambil cuti hamil, memberikan ASI eksklusif dari payudara langsung selama 3 bulan. Kebiasaan yang lama ini, membuat Si Kecil perlu penyesuaian untuk beralih ke alat minum lainnya.
Bayi belum lapar
Penyebab lain bayi menolak ASI dari alat minum lainnya adalah kemungkinan ia belum lapar betul.
Bunda sering mengartikan bayi yang mengisap jempol adalah pertanda lapar. Padahal bayi yang mengisap jempol atau tangan bisa juga karena bosan dan lelah. Jangan heran bila saat Bunda memaksa untuk minum ASI, bayi akan menolak.
Takaran ASI yang kurang tepat
Terbiasa memberikan ASI dari payudara langsung, membuat Bunda mungkin salah menakar banyaknya ASI yang harus diberikan dalam alat minum lainnya. Asupan yang berlebihan bisa menjadi penyebab bayi menolak ASI dari botol.
Rasa ASI berbeda
ASI hasil perah dari payudara, bisa jadi terasa lain di mulut Si Kecil. Belum lagi temperaturnya memang berbeda dibandingkan dengan ASI segar yang baru keluar dari payudara.
Kebiasaan merasakan ASI dari payudara, menjadi penyebab Si Kecil menolak ASI dari alat minum lainnya.
Kemungkinan-kemungkinan lainnya bayi menolak ASIP adalah mengalami sakit, atau lelah, tidak menyukai tekstur dari dot, dan terlalu dini memberikan makanan padat.
Jangan putus asa ya Bun, jika si Kecil pada awalnya menolak menyusu dari media-media tersebut. Jika Bunda tetap mengalami kesulitan setelah mencoba berkali-kali, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter atau konsultan laktasi.
Sumber:
Alodokter. 2019. Media Pemberian ASIP pada Bayi.
Hai Bunda. 2019. Cara Terbaik Memberikan ASIP, Pakai Botol atau Sendok?
What to Expect. 2020. Help Me, Heidi! My Breastfed Baby Won’t Take a Bottle.
Healthline. 2020. Baby Refusing the Bottle? Try These Tips.
Parenting First Cry. 2018. Bottle-Feeding Problems and Their Solutions.