Menurut IDAI, sampai tanggal 5 Juli 2021, terdapat 140.877 kasus COVID-19 pada anak dengan konfirmasi meninggal 556 anak. Dari jumlah yang meninggal, 50 persennya adalah balita. Ayo Bunda, lebih waspada terhadap kondisi bayi dengan mengenali ciri COVID-19 pada bayi.
Apakah Virus SARS-CoV-2 Dapat Menyerang Bayi?
Anak-anak umur berapa pun dapat terserang virus SARS-CoV-2 dan menderita COVID-19, termasuk bayi. Kebanyakan, anak-anak penderita COVID-19 relatif tak bergejala atau mengalami gejala ringan.
Walaupun begitu, ada juga yang menderita COVID-19 dengan tingkat keparahan tinggi dan harus dirawat di rumah sakit, terutama jika memiliki penyakit komorbid.
Bayi baru lahir juga dapat menderita COVID-19. Walau jarang terjadi, tapi ibu hamil dapat menularkan virus SARS-CoV-2 ke janinnya sehingga bayi lahir dengan virus tersebut.
Bayi baru lahir juga dapat terpapar virus ini dari orang lain. Sama seperti anak-anak, gejala dan ciri COVID-19 pada bayi baru lahir biasanya ringan, bahkan tidak bergejala, sehingga dapat sembuh total.
Perlu Bunda pahami bahwa sistem imun di tubuh bayi belum berkembang sempurna. Selain itu, saluran pernapasan mereka masih berukuran kecil.
Karena itu, jika bayi di bawah usia 12 bulan menderita COVID-19, maka mereka memiliki risiko tinggi untuk mengalami kondisi yang lebih parah dibanding anak-anak yang lebih tua.
Varian terbaru virus SARS-CoV-2, yaitu varian Delta, yang sangat menular meningkatkan risiko semua orang tertular penyakit COVID-19, termasuk bayi dan anak-anak. Karena itu, pencegahan agar bayi dan anak-anak tertular virus ini sangat perlu dilakukan oleh orang tua.
Gejala dan Ciri COVID-19 pada Bayi
Baik bayi, anak-anak, dan orang dewasa memiliki gejala-gejala menderita COVID-19 yang serupa. Namun gejala dan ciri COVID-19 pada bayi cenderung lebih ringan. Beberapa di antaranya adalah:
- Demam atau menggigil kedinginan
- Pilek dan hidung meler
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan tubuh secara keseluruhan
- Mual dan muntah
- Keinginan menyusu atau makan menurun drastis
- Menghilangnya kemampuan mencium aroma dan mengecap rasa
- Sakit perut
Gejala utama dan ciri COVID-19 pada bayi secara spesifik juga bisa berupa:
- Bayi banyak tidur dan kesadarannya menurun.
- Sesak napas. Pada bayi baru lahir, napasnya di atas 60 kali per menit, sementara pada bayi usia 2-12 bulan, napasnya di atas 50 kali per menit.
- Dada tampak cekung karena kesulitan bernapas.
- Muntah dan diare.
- Demam terus menerus yang disertai dengan mata merah, muncul ruam kulit, dan leher bengkak.
- Memperlihatkan tanda-tanda dehidrasi karena rendahnya keinginan menyusui.
Jika ciri COVID-19 pada bayi ini muncul, maka Bunda sebaiknya segera memeriksakan bayi ke dokter anak. Bunda sebaiknya tidak mengobati sendiri gejala-gejala tersebut kecuali sudah mendapatkan izin dari dokter anak.
Dokter anak yang akan memastikan apakah bayi perlu dirawat di rumah sakit atau bisa menjalani isolasi mandiri di rumah.
Pencegahan COVID-19 pada Bayi Dimulai dari Orang Dewasa
Umumnya, bayi bisa sampai menderita COVID-19 disebabkan oleh penularan dari anggota keluarga, terutama ibunya. Karena itu, pencegahan bayi tertular COVID-19 harus dilakukan dari anggota keluarganya. Dengan demikian, risiko bayi tertular penyakit ini menjadi rendah.
- Pastikan orang-orang dewasa yang tinggal serumah dengan bayi dan terlibat dalam pengasuhan bayi sudah melakukan vaksinasi COVID-19.
- Hindari membawa bayi ke luar rumah kecuali untuk urusan yang mendesak. Jika terpaksa melakukannya, maka gunakan kereta dorong yang berpenutup. Bisa juga kereta dorongnya ditutupi dengan selimut bayi. Namun semua ini harus dilakukan dengan pengawasan orang dewasa agar bayi tidak kesulitan bernapas.
- Disiplin menjaga kebersihan saat merawat bayi, termasuk saat menyusui bayi. Jika Bunda kembali ke rumah setelah bekerja di kantor atau bepergian, maka tidak boleh menyentuh bayi sampai Bunda sudah mandi dan membersihkan seluruh tubuh.
- Jika Bunda atau orang dewasa lainnya menderita gejala-gejala COVID-19, maka harus mengenakan masker selama di rumah. Selain itu, batasi kontak dengan bayi.
- Jika Bunda yang baru melahirkan memiliki gejala-gejala penyakit COVID-19, maka bayi masih dapat ditempatkan sekamar saat di rumah sakit tapi dalam jarak yang terpisah. Bunda juga diharuskan menggunakan masker dan menjaga kebersihan diri saat merawat bayinya. Jika kemudian Bunda terdeteksi positif menderita COVID-19, maka harus dipisahkan terlebih dahulu dari bayi.
- Jika Bunda terdeteksi positif menderita COVID-19, maka ASI dapat diberikan dalam bentuk ASI perah. Pastikan saat memompa ASI, Bunda menggunakan masker dan telah mencuci tangan serta menggunakan perlengkapan yang telah disteril.
Untuk lebih jelasnya tentang pencegahan bayi tertular COVID-19, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter anak ya, Bun.
Sumber:
Mayo Clinic. 2021. COVID-19 (Coronavirus) in Babies and Children
Kompas. 2021. Bayi Positif COVID-19, Ini 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua Saat Merawatnya.
Kids Health. 2021. Coronavirus (COVID-19): How to Protect Babies and Toddlers.