Memahami Gangguan Kecemasan pada Anak

Tak hanya pada orang dewasa, gangguan kecemasan pada anak pun bisa terjadi. Sebenarnya ini merupakan hal yang wajar jika sesekali anak merasa cemas, takut, dan khawatir.

Namun jika sudah terasa berlebihan dan mengganggu kehidupannya, maka Bunda sebaiknya meminta bantuan ahlinya untuk mengatasi gangguan tersebut.

Gejala Gangguan Kecemasan pada Anak

gangguan kecemasan pada anak

Rasa cemas, takut, dan khawatir berubah menjadi gangguan kecemasan saat berlangsung secara terus-menerus, tidak masuk akal, dan berlebihan. 

Gangguan kecemasan biasanya dapat mengubah cara berpikir dan perilaku anak. Ia menjadi sulit berteman atau menjauhi teman-temannya, enggan berangkat ke sekolah, enggan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar di sekolah, dan menghindari terlibat dalam kegiatan sosial. 

Beberapa gejala gangguan kecemasan pada anak di antaranya adalah:

  • Sulit untuk berkonsentrasi.
  • Mengalami masalah tidur di malam hari, mulai dari sulit tidur sampai sering terbangun karena mengalami mimpi buruk.
  • Nafsu makannya menurun drastis.
  • Anak menjadi mudah marah dan tersinggung
  • Sering terlihat resah, tegang, dan tidak tenang.
  • Anak terlihat kelelahan dan kadang mengeluh tidak enak badan. 
  • Memiliki kebiasaan akibat merasa gelisah, seperti menggigiti kuku dan mengompol.
  • Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut, dan otot-otot yang tegang.

Bentuk-Bentuk Gangguan Kecemasan pada Anak

Selain memperhatikan gejala-gejalanya, Bunda juga harus mengetahui beberapa bentuk gangguan kecemasan yang umum diderita oleh anak. Ini lima di antaranya.

Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder)

Anak yang mengalami gangguan kecemasan jenis ini memiliki rasa cemas dan khawatir yang berlebihan terhadap segala sesuatu dalam hidupnya. Gangguan kecemasan umum ini biasanya dapat terpicu oleh:

  • Masalah keluarga
  • Hubungan dengan teman sebaya
  • Bencana alam
  • Kondisi kesehatan diri
  • Nilai-nilai di sekolah
  • Kinerja di olahraga
  • Ketepatan waktu

Gangguan Obsesif-Kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder)

Gangguan kecemasan ditandai dengan anak memiliki pikiran yang mengganggu dan tidak diinginkan tentang hal-hal tertentu (obsesi).

Untuk meredakan kecemasan akibat obsesi, ia memaksa dirinya melakukan sesuatu repetitif, biasanya berupa tindakan, rutinitas, atau ritual (kompulsif). 

Contoh gangguan kecemasan pada anak ini adalah anak memiliki kekhawatiran yang tidak wajar terhadap paparan kuman, sehingga ia akan sering sekali mencuci tangan.

Saat mencuci tangan, ia akan menyabuni tangannya berulang-ulang untuk memastikan agar tangannya bersih dan kuman mati.

Gangguan Panik (Panic Disorder)

Biasanya terjadi pada anak yang sudah remaja. Untuk bisa digolongkan menderita gangguan panik, anak harus mengalami paling tidak dua kali serangan rasa panik atau cemas yang berlangsung tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

Serangan ini diikuti dengan perasaan bahwa ia menjadi gila dan kehilangan kendali.

Beberapa gejala dari serangan panik adalah merasa tercekik, mual dan perut terasa tak nyaman, sesak napas dan napas menjadi pendek-pendek, detak jantung tinggi, dan merasa dalam bahaya. 

Gangguan Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety Disorder)

Anak biasanya mengalami kecemasan saat berpisah saat masih bayi sampai toddler. Hal ini dipicu oleh orang tua atau pengasuh yang meninggalkan ruangan dan tidak terlihat olehnya.

Kecemasan saat berpisah bisa juga terjadi saat ia dititipkan di daycare atau di rumah kakek-neneknya dan berpisah dengan orang tua yang pergi ke kantor. 

Kecemasan ini berubah menjadi gangguan jika anak sudah lebih besar tapi sulit berpisah dari orang tua atau pengasuhnya, tidak mau pergi ke sekolah karena tidak bisa bersama orang tuanya, serta tidur harus ditemani oleh orang tua atau pengasuh.

Gangguan ini akan menyebabkan ia kesulitan dalam berteman.

Fobia Spesifik (Specific Phobia)

Fobia merupakan rasa takut yang akut, tidak wajar, dan berlangsung terus-menerus terhadap sesuatu. Objek atau situasi yang membuat fobia biasanya sangat spesifik, misalnya terhadap laba-laba, kolam renang, lift, dokter gigi, atau hujan petir.

Fobia umumnya terjadi pada anak usia lima tahun dan saat bertambah besar, fobia ini akan berangsur hilang.

Bantu Anak Menghadapi Kecemasannya

Gangguan kecemasan pada anak biasanya tidak dapat ditangani sendiri oleh orang tua, keluarga, dan guru.

Untuk penanganannya, Bunda sebaiknya membawa anak ke dokter anak, yang akan merekomendasikan bertemu psikolog atau psikiater. 

Beberapa cara yang akan dilakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan ini adalah:

  • Konseling, untuk membantu anak mengerti penyebab rasa cemasnya dan mencari jalan keluar untuk mengatasinya.
  • Terapi kognitif perilaku, dinilai sangat efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan. Anak akan diajarkan cara dan teknik untuk mengurangi kecemasannya. Selain itu, ia juga diajarkan untuk mengenali pemikiran dan perilaku negatif yang dapat memicu kecemasan, lalu mengubahnya menjadi sesuatu yang positif.
  • Obat-obatan, hanya untuk anak yang mengalami gangguan kecemasan akut dan belum berhasil saat dilakukan terapi. Konsumsi obat-obatan ini bisa dalam waktu singkat atau jangka panjang, tergantung tingkat keparahan gangguan kecemasan.

Jika setelah membaca penjelasan ini Bunda merasa anak menderita gangguan kecemasan, maka segeralah bawa anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapat penanganan yang tepat.

Bunda tak perlu tenggelam dalam rasa bersalah atau malu. Lebih baik dukung anak dalam usaha untuk menyembuhkan diri dari gangguan ini.

Sumber:

NHS UK. 2020. Anxiety Disorder in Children.

ADAA. Anxiety Disorders in Children.

Verywell Mind. 2021. Anxiety Symptoms in Children.

NYU Langone Health. Types of Anxiety Disorders in Children.


By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *