Ini 3 Tahap Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak

Bunda tentunya ingin mengetahui tahap perkembangan kemampuan bahasa anak. Paparan berikut ini akan menjelaskannya, termasuk tips membantu anak belajar bahasa.

Proses Alami yang Luar Biasa

bayi mendengar

Proses kemampuan bahasa adalah sebuah perkembangan yang luar biasa. Dari seorang bayi lahir yang hanya bisa menangis, perlahan-lahan dirinya akan menyerap dan mengerti kata satu demi satu, hingga nantinya menjadi sebuah percakapan yang lancar. 

Proses berbahasa adalah sebuah proses alami yang dipelajari anak dari orangtua. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa proses berbahasa ini akan berlangsung sama, untuk bahasa apa pun. 

Tiga Tahap Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak

kemampuan belajar bahasa

Secara umum ada tiga tahap perkembangan kemampuan bahasa anak, yang berlangsung dalam sebuah pola yang tetap. Anak-anak belajar berbicara, mengerti, dan berkomunikasi melalui sebuah rangkaian pembelajaran melalui bahasa ibu (mother tongue) mereka. 

Jangan khawatir kalau keterampilan berbahasanya tidak sama dengan anak yang lain ya, Bun. Karena sama seperti proses tumbuh kembang lainnya, pengalaman untuk setiap anak bisa berbeda. Ada yang lebih cepat maupun lebih lambat daripada yang lain. 

Tahap 1: Belajar bunyi

Saat dilahirkan, anak akan mendengar dan berusaha memahami berbagai macam suara yang didengarnya. Suara untuk bahasa disebut dengan fonem. Pada tahap ini, bayi akan belajar berbahasa secara fonemik dan menirukan apa yang didengar.

Cara terbaik untuk melatih perkembangan kemampuan bahasa anak adalah dengan mengajak si Kecil berbicara. Melalui cara ini, anak akan belajar mendengar, mengerti, dan menirukan apa yang kita katakan. 

Saat si Kecil bergerak misalnya, Bunda juga dapat memasukkan kata-kata yang sesuai dengan gerakannya, misalnya “ambil”, “makan”, “jalan”, “bola”, “susu”, dan sebagainya, sehingga mereka perlahan-lahan akan mengerti.

Semakin aktif Bunda mengajaknya berbicara, akan semakin termotivasi mereka untuk menyerap bahasa dan menirukannya. 

Tahapan berbahasa pada bayi di tahap 1 bisa dikategorikan sebagai berikut:

  • Saat baru dilahirkan: mereka lebih banyak merespons suara dalam bahasa. Mereka bisa mengetahui suara gembira, marah, tenang, termasuk juga naik-turunnya nada suara.
  • Saat berusia 4 bulan: Pada usia ini biasanya anak-anak akan mulai bisa membedakan suara bahasa dan suara gerak. Contohnya adalah membedakan kata-kata yang diucapkan dengan tepukan.
  • Saat berusia 6 bulan: Saat mencapai usia ini, bayi biasanya sudah mulai bisa mengoceh, meskipun belum terbentuk kata yang jelas. Ini adalah tanda pertama bahwa dirinya belajar bahasa, Bun. 

Tahap 2: Belajar kata

Pada tahapan ini, anak-anak perlahan-lahan akan mengetahui bagaimana suara-suara di dalam sebuah bahasa dirangkaikan menjadi sebuah kata yang memiliki arti. Misalnya “M-A-M-A” merujuk kepada sosok yang selalu mendampingi mereka, yaitu mama/ibu.

Meski demikian, anak-anak pada tahap ini belum benar-benar belajar kata-kata, melainkan morfem. Morfem adalah bagian terkecil dari kata, yang bisa berdiri sendiri dan memiliki arti, maupun harus digabungkan dengan morfem yang lain untuk membentuk kata yang memiliki arti.

Cara yang bisa Bunda lakukan agar anak dapat termotivasi mempelajari morfem adalah dengan sering membaca untuk mereka, selain terus mengajak mereka bercakap-cakap. 

Tahapan berbahasa pada bayi di tahap 2 bisa dikategorikan sebagai berikut:

  • Pada usia 8 bulan: Bayi-bayi di usia ini biasanya sudah dapat mengenali sekumpulan suara dan artinya. Kata-kata yang pertama dikenali misalnya makanan, bagian tubuh, nama orang-orang yang ada di sekitarnya.
  • Pada usia 12 bulan: Kemampuan berbahasa anak semakin kuat di usia ini. Mereka mulai dapat mengumpulkan kosa kata dan menirukan kata-kata baru yang mereka dengar.
  • Pada usia 18 bulan: Mereka mulai belajar untuk berkomunikasi di usia ini, maksudnya adalah terjadi proses tanya jawab maupun percakapan. Di tahap ini mereka juga sudah bisa mulai membedakan kata benda dan kata kerja. 

Tahap 3: Belajar kalimat

Ini merupakan tahap lanjut dari perkembangan kemampuan bahasa anak. Pada tahapan ini mereka mulai belajar menyusun kalimat dalam tatanan yang benar.

Untuk memotivasi mereka menguasai tahap ini, Bunda perlu mengajak si Kecil berbicara dengan artikulasi kata-kata dan struktur kalimat yang jelas dan baik, melakukan kontak mata, dan memberi mereka kesempatan untuk berbicara atau menjawab. 

Tahapan berbahasa pada anak di tahap 3 bisa dikategorikan sebagai berikut:

  • Pada usia 24 bulan: Anak-anak mulai dapat mengenali lebih dari kata benda dan kata kerja, dan mulai mengerti struktur kalimat yang paling sederhana.
  • Pada usia 30-36 bulan: Biasanya di usia ini, anak-anak sudah bisa berbicara dengan gramatika yang benar. 
  • Di atas usia 3 tahun: Kosa kata mereka semakin kaya dan sudah mulai dapat berbahasa dengan lancar, meskipun belum mengikuti bahasa orang dewasa. 

Kapan Sebaiknya Mengajarkan Dua Bahasa?

kemampuan belajar bahasa

Penguasaan bahasa kedua oleh anak biasanya menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Anak diharapkan dapat menguasai bahasa kedua dengan berbagai alasan, misalnya:

  • Ayah dan Bunda memiliki bahasa ibu yang berbeda.
  • Orang tua ingin anak lebih siap untuk masuk ke sekolah internasional, 
  • Ingin memperluas wawasan anak.
  • Memudahkan saat bepergian ke luar negeri, dan sebagainya.

Sebenarnya tidak ada patokan yang kaku tentang pembelajaran bahasa kedua pada anak, semakin awal tentunya akan semakin baik. Ronald Kotulak, penulis buku “Inside the Brain” yang dikutip oleh Early Childhood News memberikan rekomendasi usia 3 tahun adalah awal yang baik untuk anak belajar bahasa. 

Tanda-tanda Gangguan Kemampuan Berbahasa

Meskipun perkembangan kemampuan bahasa anak bisa berbeda, Bunda perlu menghubungi dokter bila si Kecil tampak menunjukkan perkembangan keterampilan bahasa yang sangat lambat (speech delay). 

Tanda-tandanya di antaranya:

  • Belum bisa berbicara 1 kata pada usia 16 bulan.
  • Belum dapat bicara merangkai 2 kata pada usia 2 tahun.
  • Tidak dapat berbicara dalam kalimat pendek pada usia 3 tahun.
  • Kesulitan dalam memahami arahan orang lain.
  • Pengucapan dan artikulasi yang buruk ketika bicara.
  • Kesulitan dalam membentuk kalimat.
  • Hanya dapat mengucapkan banyak kata tanpa membentuk kalimat dengan arti yang dapat dimengerti.

Dokter biasanya akan memeriksa si Kecil lebih lanjut, termasuk memeriksa apakah ada masalah pada indra pendengaran maupun masalah anatomis lainnya, sebelum merekomendasikan terapi tertentu.

Sumber:

Very Well Family. 2021. How Do Children Learn Language?

Hello Sehat. 2021. 7 Cara Membesarkan Anak Dalam Dua Bahasa.

Hello Sehat. 2020. Kapan Sebaiknya Anak Diperkenalkan dengan Bahasa Kedua? 

Klik Dokter. 2019. Kenali Tanda-tanda Speech Delay pada Anak.

By dr. Fatimah Hidayati, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *