Bayi Bernapas Cepat, Apakah Berbahaya?

Selain jantungnya yang berdetak lebih cepat dari orang dewasa, bayi umumnya juga bernapas lebih cepat daripada orang dewasa atau anak yang lebih besar. Namun bagaimana jika bayi bernapas lebih cepat dari biasanya? Temukan penyebab dan cara menghadapinya di bawah ini. 

Pola Napas yang Normal pada Bayi 

bayi bernapas cepat

Mungkin awalnya Bunda khawatir melihat bayi bernapas cepat, bahkan kadang napasnya seperti berhenti selama beberapa detik sebelum ia bernapas lagi. Beberapa hal yang harus Bunda pelajari tentang pola napas bayi yang normal adalah:

  • Sampai umur enam bulan, bayi umumnya bernapas 30-60 tarikan napas per menit. Sementara bayi usia 6-12 bulan tarikan napasnya akan melambat menjadi 24-50 kali per menit.
  • Napas bayi akan melambat saat ia sedang tidur, menjadi 30-40 tarikan napas per menit. 
  • Ada pula kondisi yang disebut dengan pernapasan periodik, yaitu bayi berhenti bernapas selama kira-kira 10 detik untuk beristirahat. Setelah itu, ia akan kembali bernapas seperti biasa. 

Kondisi pernapasan bayi ini merupakan sesuatu yang normal, karena paru-paru bayi memang belum berkembang dengan sempurna. Saat di dalam kandungan, ia juga belum benar-benar bernapas karena suplai oksigen didapat lewat darah. 

Itu membuat bayi masih harus belajar menggunakan paru-parunya dan melatih otot-otot pendukung pernapasan begitu ia terlahir ke dunia. 

Penting bagi Bunda untuk mempelajari pola napas bayi ini. Dengan demikian, Bunda dapat segera mengetahui jika bayi bernapas cepat dibanding biasanya, atau ada masalah pernapasan lainnya. 

Bayi Bernapas Cepat dan Gejala Gangguan Pernapasan Lainnya

anak batuk pilek

Ada beberapa gejala dan tanda saat bayi mengalami gangguan pernapasan. Bunda harus waspada jika:

  • Bayi bernapas cepat, lebih dari 60 tarikan napas per menit.
  • Berhenti bernapas lebih dari 10 detik, bahkan sampai 20 detik. Ini menandakan ada masalah yang serius di pernapasan bayi.
  • Cuping hidungnya melebar saat menarik napas.
  • Daerah perut, dada, dan di atas tulang selangka tertarik ke dalam saat bayi bernapas, karena ia kesulitan bernapas.
  • Kepala yang bergerak ke depan dan belakang pada setiap tarikan napas.
  • Terdengar bunyi-bunyian yang tidak wajar saat ia menarik napas, seperti suara napas melengking seperti suara peluit, suara mencuit, dan suara seperti dengkur. Kadang bayi mengeluar suara seperti mendesah saat mengeluarkan napas.
  • Batuk yang berlangsung terus-menerus, baik batuk dalam dan berlendir maupun batuk kering.

Selain gejala-gejala spesifik di atas, biasanya bayi juga akan memperlihatkan gejala-gejala yang lebih umum berikut ini saat mengalami gangguan pernapasan:

  • Terbangun dari tidur akibat sulit bernapas dan tidak bisa langsung kembali tidur.
  • Bayi terlihat kelelahan dan lemah.
  • Bayi menjadi rewel dan mudah menangis.
  • Menyusu lebih sedikit dari biasanya, atau mengambil jeda panjang saat menyusu karena sulit bernapas. Biasanya bayi juga akan menarik kepalanya menjauh dari payudara Bunda untuk memudahkannya bernapas.
  • Bayi demam dengan suhu di atas 38 derajat Celsius. Jika terjadi pada bayi baru lahir, maka segera bawa ke dokter anak atau UGD rumah sakit terdekat.

Lakukan Ini Saat Bayi Mengalami Gangguan Pernapasan

persiapan vaksin ibu menyusui

Jika bayi memperlihatkan gejala-gejala gangguan pernapasan, maka Bunda dapat memantau kondisinya sampai beberapa jam setelah gejala muncul. Jika kondisinya tidak membaik, misalnya bayi bernapas cepat lebih dari biasanya secara terus-menerus, maka sebaiknya segera Bunda periksakan ke dokter anak.

Sambil memantau kondisinya, Bunda bisa melakukan cara-cara berikut untuk membantu bayi bernapas lebih mudah:

  • Tetap usahakan agar bayi menyusu untuk mencegah ia mengalami dehidrasi.
  • Bersihkan lendir di lubang hidung bayi menggunakan alat sedot ingus bayi. Bunda juga bisa menggunakan larutan saline atau saline drop asalkan sudah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
  • Bantu lendir keluar dari hidung dengan uap panas. Bunda bisa menyalakan air panas di shower kamar mandi sampai ruangan beruap, lalu Bunda dan bayi duduk di dalam kamar mandi.
  • Jaga bayi agar tetap tenang, jika bisa, bantu ia untuk tidur.

Hindari memberikan obat pada bayi tanpa lebih dulu berkonsultasi dengan dokter anak ya, Bun. Lebih baik jika Bunda memeriksakan bayi langsung ke dokter anak jika Bunda khawatir dengan gangguan pernapasan yang dialami bayi.

Sumber:

Healthline. 2018. Is My Baby’s Fast Breathing Normal? Baby Breathing Patterns Explained

Seattle Children’s. 2020. Signs of Respiratory Distress in Your Infant.

Medical News Today. 2020. What to Do if a Baby Is Breathing Fast. 

Stanford Children’s Health. Breathing Problems.

By dr. Fatimah Hidayati, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *