Mengapa HPHT Berbeda dengan Hasil USG?

Banyak Bunda yang bingung menghitung usia kandungan. Mana yang harus diikuti: perhitungan HPHT atau USG, ya? Baca penjelasan berikut ya, Bun.

Perhitungan dengan HPHT

kalender kehamilan

Hingga kini belum ada cara pasti untuk mengetahui kapan dimulainya kehamilan. Jadi dokter hanya akan memperkirakan usia kehamilan Bunda berdasarkan saat terakhir haid. Perkiraan ini disebut HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir).

Untuk mengira-ngira usia kehamilan Bunda, cek hari pertama haid yang terakhir. Hari pertama inilah yang dijadikan patokan sebagai hari pertama kehamilan. 

Sayangnya, HPHT tidak akurat bila Bunda memiliki siklus haid yang tidak teratur.   

Perhitungan dengan USG

melakukan USG

Saat pemeriksaan rutin, selain melakukan pemeriksaan fisik dokter juga akan menggunakan USG. Alat ini selain memonitor kondisi dan ukuran janin, juga dapat memberikan perkiraan usia kehamilan. 

Bila pemeriksaan USG dilakukan pada trimester pertama, janin masih sangat kecil. Dokter bisa memperkirakan usia melalui panjang kepala sampai kaki janin dalam 1 bidang pengukuran. 

Ukuran ini diistilahkan dengan Crown Rump Length atau CRL. Selisihnya dengan HPHT sangat kecil, mungkin hanya 1-3 hari.

Bila USG pertama baru dilakukan pada trimester kedua, selisihnya dengan HPHT kira-kira sudah 7–10 hari. Selisih akan lebih besar lagi bila USG pertama dilakukan pada trimester ketiga. Selisihnya bisa mencapai 3-4 minggu, Bun.

Menurut pakar medis, selisih antara HPHT dan USG idealnya tidak boleh lebih dari 2 minggu. Karena itu, periksa hamil perlu dilakukan sejak trimester pertama. Dan juga, perkiraan usia kehamilan serta Hari Perkiraan Lahir (HPL) paling akurat ketika pemeriksaan USG dilakukan pada trimester satu, bukan trimester akhir.

Tingkat akurasi pengukuran USG terbilang cukup tinggi, yaitu sekitar 95%. Melalui USG usia kehamilan dan HPL bisa dideteksi, melalui visual pada monitor.

Penyebab Terjadinya Perbedaan Pengukuran

Perbedaan pengukuran bisa terjadi karena HPHT dihitung berdasarkan hari pertama haid, sedangkan USG dihitung dari ukuran janin.

Bunda tidak perlu risau dengan hal ini. Bunda ikuti saja perkiraan usia janin dari penjelasan dokter. 

Pada kondisi dimana tumbuh kembang janin terganggu sehingga janin kecil dan beratnya kurang; atau sebaliknya, pengukuran janin lebih besar dari usia seharusnya seperti pada kondisi ibu penderita diabetes, maka dokter akan melakukan pemeriksaan USG tambahan yang diperlukan.

Bila Bunda ragu dengan hasil pengukuran tersebut, cari pendapat kedua. Pilih dokter lain yang lebih ahli atau alat yang lebih canggih. 

Apakah Hasil USG Bisa Salah?

Meskipun USG modern makin canggih, hingga kini belum ada USG dengan akurasi 100%. Artinya, hasil pengukurannya bisa ada yang meleset.

Ada banyak faktor yang memicu melesetnya pengukuran USG, di antaranya:

  • Keterampilan operator atau dokter yang melakukan dan membaca hasil USG.
  • Kondisi Bunda saat diperiksa, misalnya Bunda yang gemuk/obesitas akan memiliki lemak perut yang tebal sehingga menyulitkan alat untuk menghasilkan gambar yang optimal. 
  • Kualitas resolusi mesin USG yang digunakan. Resolusi gambar yang rendah memungkinkan pemeriksaan kurang akurat.
  • Adanya kesalahan teknis. Sebuah studi ilmiah di Amerika menunjukkan 8-10% kemungkinan adanya kesalahan teknis dalam pemeriksaan USG. 

Apakah Si Kecil Lahir Bisa Lebih Cepat maupun Lebih Lambat?

Meski sains modern mengembangkan perhitungan seakurat mungkin, namun selisih akan selalu ada. Itu sebabnya, dokter hanya akan memberi perkiraan tanggal kelahiran kepada Bunda. 

Persalinan bisa terjadi lebih cepat maupun lebih lambat. Bergantung pada kondisi fisik Bunda dan janin di dalam kandungan. Namun yang pasti, kehamilan yang dianggap matang atau sempurna adalah saat sudah mencapai usia lebih atau sama dengan 37 minggu.

Perhitungan HPL, baik dari HPHT ataupun USG, akan memberikan prediksi waktu persalinan di usia kehamilan 40 minggu atau 280 hari setelah HPHT. Sedangkan kehamilan dikatakan cukup bulan ketika memasuki 37 minggu. Oleh sebab itu, seringnya Bunda akan menjalani persalinan lebih cepat dari HPL.

Jangan khawatir ya Bun, selama itu di usia kehamilan 37 hingga 40 minggu, maka kehamilan Bunda termasuk cukup bulan dan aman untuk melahirkan.

Lalu bagaimana bila persalinan belum juga terjadi hingga HPL tiba?

Bila demikian, Bunda disarankan segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan mengevaluasi kondisi kehamilan Bunda dan kondisi janin. Bila kondisi Bunda dan janin memungkinkan, tanda persalinan masih bisa ditunggu hingga 1 minggu ke depan, tentunya dengan pengawasan dokter ya Bun..

Namun bila usia kehamilan sudah melebihi 41 minggu, sangat mungkin dokter menyarankan induksi persalinan atau operasi sesar. Karena di atas usia kehamilan 41 minggu, kondisi janin dalam kandungan bisa menurun drastis dalam waktu singkat.

Bunda sangat tidak disarankan melakukan tindakan seperti urut perut ataupun konsumsi air rebusan akar rumput Fatimah untuk memicu kontraksi persalinan. Kedua hal tersebut berpotensi membuat kondisi Bunda dan janin memburuk bahkan bisa mengancam nyawa.

Tanda pasti persalinan hanya dapat dilihat dari fisik, Bun. Keluarnya flek atau lender darah, pecahnya ketuban, juga kontraksi teratur adalah tanda paling akurat.

Bunda, usia kandungan penting memang untuk diketahui. Namun menjaga kesehatan fisik dan mental untuk menyambut lahirnya si Kecil serta memastikan perkembangan si Kecil di dalam kandungan optimal juga tak kalah penting. Semangat ya, Bun!

Sumber:

Ibu Sehati. 2019. Seberapa Akurat USG Memprediksi Masalah pada Kehamilan?

Alo Dokter. 2020. Usia Kehamilan HPHT dengan USG Berbeda Jauh.

Klik Dokter. 2020. Mengapa Usia Kehamilan dari USG dan HPHT Berbeda?

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *