Sempat Viral Kantung Kehamilan Hilang? Ini Penjelasannya, Bun

Konten TikTok akun dokter @dr.mrs.dy sempat viral beberapa hari lalu setelah mengatakan bahwa seorang perempuan yang menginjak 6 bulan kehamilan kemudian tiba-tiba hilang begitu saja.

Mungkin Bunda heran bagaimana kondisi ini bisa terjadi. Kondisi yang disebut dengan phantom pregnancy ini terjadi saat seorang perempuan memiliki intuisi kuat bahwa ia sedang hamil, padahal sebenarnya tidak.

Sudah Ada Sejak Zaman Dahulu  

Phantom pregnancy, atau dalam istilah medis disebut pseudocyesis atau kehamilan palsu, adalah kondisi langka saat seorang perempuan merasa ia hamil dan mengalami tanda-tanda kehamilan, tapi sebenarnya tidak hamil. 

Kehamilan palsu ini sudah ada sejak zaman dulu lho, Bun. Hippocrates mencatat adanya kasus kehamilan palsu pada 300 SM. Ratu Mary Tudor, Ratu Inggris pertama, mengalami kondisi kehamilan palsu sampai dua kali. Saat ini, kehamilan palsu termasuk kondisi langka yang terjadi pada 1-6 dari 22 ribu kehamilan.

Saat Bunda mengalami kehamilan palsu, Bunda akan merasa secara psikologis bahwa Bunda sedang hamil. Perasaan ini dikuatkan oleh berbagai tanda fisik yang biasa dialami oleh ibu hamil, seperti:

  • Menstruasi yang terhenti
  • Berat badan bertambah
  • Perut membuncit
  • Payudara membesar dan terasa lembut saat ditekan
  • Mual, bisa disertai muntah
  • Frekuensi buang air kecil meningkat
  • Ada pergerakan di dalam perut
  • Ngidam 
  • Nafsu makan bertambah

Karena begitu yakin kalau sedang hamil, ditambah dengan tanda-tanda fisik di atas, bisa jadi orang-orang di sekitar Bunda juga percaya bahwa Bunda hamil. Bahkan tanda-tanda fisik ini bisa sangat meyakinkan sampai ada dokter yang percaya bahwa Bunda sedang hamil sebelum ada pemeriksaan lebih lanjut. 

Saat melakukan tes kehamilan, phantom pregnancy akan memberi hasil negatif, baik menggunakan test pack maupun periksa darah. 

Tentu saja hasilnya negatif, karena kehamilan palsu ini tidak memproduksi hormon kehamilan human chorionic gonadotropin (hCG), yang terdeteksi saat tes kehamilan. Saat pemeriksaan USG pun, tidak ada janin yang terlihat. 

Penyebab Terjadinya Phantom Pregnancy

Sampai saat ini para ahli tidak mengetahui dengan pasti penyebab terjadinya kehamilan palsu. Ada yang menyebutkan akibat kondisi fisik, psikologis, dan gabungan dari keduanya. Ada juga yang menyebut kalau kondisi ini akibat ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh. 

Berdasarkan kasus-kasus yang terjadi, kehamilan palsu paling banyak dialami oleh perempuan yang sangat ingin memiliki anak, mengakibatkan ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia benar-benar hamil. Ada pula perempuan yang percaya bahwa memiliki anak dapat memperbaiki masalah atau menjadi tameng dalam menghadapi kenyataan yang pahit. 

 Kondisi ini bisa jadi dipicu oleh beberapa hal, seperti:

  • Keguguran, bisa jadi sampai berulang kali.
  • Infertilitas.
  • Bayinya meninggal.
  • Kondisi pernikahan yang tidak stabil.
  • Kekerasan dalam rumah tangga.

Kehamilan palsu juga bisa dipicu oleh kondisi medis yang menyebabkan fluktuasi hormon dan perubahan fisik seperti tanda-tanda sedang hamil. Kondisi ini di antaranya adalah kanker indung telur, kegemukan, dan kehamilan ektopik. Sekitar 16 persen dari kasus phantom pregnancy ini disebabkan oleh kondisi medis.

Gangguan mental yang parah, misalnya depresi dan stres yang parah, dapat mengganggu stabilitas hormon-hormon di dalam tubuh, termasuk hormon reproduksi. Pengobatan gangguan mental ini pun juga dapat membuat perubahan fisik yang membuat perempuan menyangka dirinya sedang hamil, seperti berat badan bertambah dan menstruasi yang terhenti. 

Menerima Kenyataan Kehamilan Palsu

Berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan, dokter akan menunjukkan fakta bahwa Bunda mengalami kehamilan palsu. Menerima kenyataan ini bisa jadi akan sangat berat. Karena walaupun secara subjektif Bunda merasakan dirinya hamil, namun melalui pemeriksaan objektif dapat dipastikan bahwa hal tersebut tidak terjadi. Tidak ada kehamilan.

Ada pula perempuan yang menyangkal kenyataan ini, terutama jika ia sangat ingin memiliki anak. Dalam kasus seperti ini, umumnya dokter akan mereferensikan pasiennya untuk mendapatkan pemeriksaan psikologis oleh psikolog atau psikiater.

Sedangkan untuk perempuan yang hamil palsu akibat kondisi medis, maka dokter kandungan akan mereferensikannya kepada dokter yang khusus untuk menangani kondisi tersebut.

Dukungan dari pasangan, keluarga, dan orang-orang terdekat, termasuk dokter kandungan dan tenaga medis yang terlibat, menjadi kunci untuk membantu seorang perempuan berangsur menerima kenyataan mengenai phantom pregnancy. Dengan demikian, akhirnya ia dapat mengatasinya dan melanjutkan hidup.

Sumber:

Baby Center. 2021. What is a phantom pregnancy?

What to Expect. 2020. What is a phantom pregnancy?

American Pregnancy Association. 2019. What is a false pregnancy?

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *