Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang berisiko dialami ibu hamil dan ditandai dengan tekanan darah tinggi.
Preeklampsia terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan paling sering muncul setelah usia kehamilan 34 minggu. Setelah melahirkan, preeklampsia bisa hilang setelah persalinan atau bahkan menetap hingga rata-rata 4-6 minggu pascapersalinan atau jarang hingga 12 minggu pascapersalinan.
Meskipun jarang, preeklampsia juga bisa muncul 48 jam setelah persalinan dan pada yang late onset, dapat muncul paling lama saat 12 minggu pasca persalinan dari yang pernah dilaporkan, yang dikenal dengan preeclampsia puerperalis.
Bagaimana Gejala Preeklampsia?
Ibu perlu waspada karena preeklampsia kadang terjadi tanpa gejala, apalagi jika tidak rutin memeriksakan tekanan darah. Oleh karenanya, ibu hamil wajib memeriksakan kandungan dan tekanan darahnya secara rutin.
Sedangkan selain tekanan darah, gejala preeklampsia yang mungkin dirasakan adalah:
- Sakit kepala hebat
- Gangguan penglihatan seperti buram atau sensitif terhadap cahaya
- Proteinuria atau kelebihan kadar protein dalam urine, atau gangguan ginjal lain
- Mual atau muntah
- Sakit perut atas, biasanya di bawah rusuk kanan
- Berkurangnya buang air kecil
- Gangguan fungsi hati
- Sesak napas karena cairan dalam paru
- Berkurangnya kadar platelet dalam darah
- Pembengkakan atau penambahan berat badan tiba-tiba, terutama pada tangan dan wajah
- Perut terasa sakit, terutama pada sisi kanan
Agar mendapatkan penanganan dini, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri jika mengalami beberapa gejala di atas. Jika tidak segera ditangani, preeklampsia bisa mengakibatkan komplikasi seperti janin yang tidak berkembang normal, persalinan prematur, dan pecahnya plasenta.
Selain itu kondisi ini bisa mengakibatkan kondisi berbahaya lain seperti kejang, stroke, gagal jantung, penumpukan cairan di dada, kebutaan, perdarahan, hingga kematian.
Adakah Cara Mengantisipasi Preeklampsia?
Untuk dapat mengantisipasinya, Anda perlu mengenali karakter perempuan yang lebih berisiko mengalami kondisi ini. Preeklampsia lebih berisiko terjadi pada perempuan yang:
- Sebelumnya pernah mengalami preeklampsia
- Memiliki riwayat hipertensi kronis atau kondisi lain seperti migrain, diabetes tipe 1 dan 2
- Menjalani kehamilan pertama
- Ibu hamil di bawah 17 atau di atas 35 tahun
- Mengalami obesitas
- Menjalani kehamilan kembar
- Memiliki bayi berjarak kurang dari 2 tahun setelah kelahiran sebelumnya, atau 10 tahun setelahnya
- Menjalani bayi tabung
Selain hal di atas, Bunda juga bisa mempersiapkan asuransi kehamilan seperti Bekal Proteksi Bunda, Bunda bisa mendapat perlindungan jiwa dan risiko yang terjadi baik dalam periode masa kehamilan atau setelah kelahiran selama maksimum 30 hari setelah kelahiran! Bekal Proteksi Bunda bisa memberikan perlindungan terhadap Bunda yang mengalami komplikasi kehamilan salah satunya preeklampsia dan eklampsia.
Sumber
Mayo Clinic, 2020. Preeclampsia.
WebMD, 2019. Preeclampsia.