7 Tanda Ovulasi yang Perlu Diketahui

Tanda ovulasi kerap dijadikan patokan bagi pasangan suami istri yang sedang mendambakan buah hati. Soalnya, berhubungan intim saat muncul tanda-tanda ovulasi diketahui dapat meningkatkan peluang kehamilan. Nah, apa saja ya tanda-tandanya? Namun, sebelum itu, ketahui dulu yuk apa itu ovulasi.

Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang keluar dari indung telur dan menuju tuba falopi untuk siap dibuahi oleh sperma. Tuba falopi sendiri adalah saluran yang menghubungkan rahim dengan indung telur,. 

Secara umum, ovulasi terjadi setiap bulan, tepatnya di tengah siklus menstruasi yang dihitung sejak hari pertama wanita mengalami haid hingga hari pertama haid di bulan berikutnya.

Nah, rata-rata wanita memiliki siklus haid sepanjang 28 hari. Pada hari ke-11 hingga ke-21 dalam siklus tersebut, ovulasi atau masa subur pun terjadi.

Tanda-Tanda Ovulasi

Pada sebagian wanita, ovulasi bisa menimbulkan beberapa gejala. Jadi, kalau mengalami beberapa tanda yang disebutkan di bawah ini, mungkin kamu sedang berada di masa ovulasi.

Pasangan yang sedang merencanakan kehamilan biasanya akan menggunakan kesempatan ini untuk berhubungan intim agar kehamilan lebih cepat terjadi. Namun, bagi pasangan yang sedang menunda kehamilan, sebaiknya tidak berhubungan seks dulu, ya.

Nah, berikut ini adalah beberapa tanda ovulasi:

1. Lendir serviks berwarna putih telur

Normalnya, vagina mengeluarkan cairan yang disebut lendir serviks. Ketika mendekati masa ovulasi, hormon estrogen dan progesteron akan meningkat sehingga lendir serviks terlihat seperti putih telur yang bening dan licin.

Selain itu, cairan vagina juga akan keluar lebih banyak dari biasanya saat menjelang masa ovulasi. Perubahan tekstur dan peningkatan volume cairan vagina ini berguna untuk memudahkan sperma berenang ke sel telur, sehingga peluang hamil pun lebih besar.

2. Nyeri payudara

Payudara yang tiba-tiba terasa nyeri pasti bikin kamu khawatir, kan? Nah, jangan panik dulu, ya. Mungkin saja payudara yang tiba-tiba terasa sakit ini merupakan tanda ovulasi. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya perubahan kadar hormon di dalam tubuh sebelum dan sesudah masa ovulasi.

3. Nyeri panggul dan perut bawah

Tanda ovulasi yang cukup sering dikeluhkan wanita adalah timbulnya rasa nyeri di bagian perut bawah dan panggul. Rasa nyeri ini tentunya tidak nyaman, tetapi bukan hal yang perlu dikhawatirkan, ya.

Saat ovulasi, kantung yang berisi sel telur (folikel) akan pecah dan mengeluarkan sel telur yang matang ke tuba falopi, sehingga menimbulkan sensasi nyeri atau kram sementara. Bersamaan dengan rasa nyeri ini, wanita juga akan mengalami perdarahan ringan dan juga keputihan.

4. Bercak kecoklatan

Selain nyeri panggul dan perut bawah, pecahnya folikel juga bisa menyebabkan munculnya bercak kecoklatan sebagai salah satu tanda ovulasi. Nah, bercak kecoklatan ini normal terjadi ya, sehingga kamu tidak perlu khawatir kalau tiba-tiba melihat ada bercak atau flek cokelat di bagian celana dalam.

5. Peningkatan suhu basal tubuh

Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh saat sedang istirahat atau tidur. Biasanya, suhu basal tubuh berkisar 35,5–36,4°C saat pertama kali bangun di pagi hari.

Namun, suhu tubuh biasanya turun dan kemudian akan naik sekitar 0,4–1°C mendekati masa ovulasi akibat sekresi atau pelepasan hormon progesteron.

Untuk memeriksa kenaikan suhu basal, kamu bisa menggunakan termometer dan mencatat perubahan suhu tubuh dalam beberapa bulan guna mengetahui kapan saja masa subur berlangsung.

6. Peningkatan gairah atau libido

Secara biologis, manusia diciptakan untuk bereproduksi sehingga tubuh memiliki gairah atau keinginan berhubungan seks. Nah, gairah seksual wanita sendiri biasanya meningkat pada masa ovulasi.

Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon estrogen sehingga libido menjadi lebih tinggi dari biasanya. Artinya, tubuh secara alami mengerti kapan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seks dan kapan kehamilan lebih mudah terjadi.

7. Sakit kepala

Meski tidak semua wanita mengalami keluhan ini, tapi sakit kepala juga dihubungkan sebagai tanda ovulasi akibat perubahan kadar estrogen dan progesteron. 

Biasanya, sakit kepala sebagai gejala ovulasi hanya terjadi pada satu sisi kepala atau sering disebut migrain. Sakit kepala tanda ovulasi juga bisa terasa di kedua sisi kepala dan disertai gejala lain, seperti mual.

Nah, kalau kamu mengalami sakit kepala selama siklus menstruasi, mungkin saja masa subur sedang berlangsung. Untuk meringankan gejala ini, cobalah untuk istirahat dan perbanyak minum air putih, ya. 

Perlu kamu ingat bahwa tidak apa-apa jika tidak mengalami tanda ovulasi seperti yang sudah disebutkan di atas. Ini karena kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda dan ada wanita yang tidak mengalami gejala ovulasi.

Oleh karena itu, untuk mengetahui kapan ovulasi terjadi, kamu juga bisa mencatat siklus menstruasi menggunakan kalender atau kalkulator masa subur yang tersedia secara online. Kamu juga bisa menggunakan alat tes masa subur untuk memastikan kapan saja ovulasi berlangsung.

Namun, bila memiliki masalah kesuburan, seperti berat badan terlalu rendah atau berlebihan, PCOS, disfungsi hipotalamus, atau kelebihan proklatin (hiperproklatinemia), sebaiknya konsultasikan ke dokter jika ingin merencanakan kehamilan.

Sumber:

American Pregnancy Association. What is Ovulation?

Cleveland Clinic (2022). Menstrual Cycle.

Wisner, W. Health (2023). What Does Brown Discharge Mean?

Kuruvilla, D. Healthline (2022). Ovulation Headaches: Why They Occur and What You Can Do About Them.

Whelan, C. & Vandergriendt, C. Healthline (2022). What Are the Signs and Symptoms of Ovulation?

Showell, B. The Bump (2023). Ovulation Symptoms: 9 Signs of Ovulation.

Gurevich, R. Verywell Family (2020). Increased Sex Drive During Ovulation.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *