Batuk Anak Tak Kunjung Sembuh? Ini Penyebab dan Penanganannya

Batuk anak tak kunjung sembuh kerap membuat orang tua khawatir, apalagi jika batuk sudah lebih dari 2 minggu. Bila Si Kecil mengalaminya, ada beberapa kemungkinan penyebabnya, Bun. 

Batuk merupakan respons alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk dan mengiritasi saluran pernapasan atas. Sebenarnya, batuk bukanlah penyakit dan secara umum dapat membaik dengan sendirinya. 

Namun, ada beberapa kondisi lain yang bisa saja menyebabkan batuk anak tak kunjung sembuh dan perlu ditangani, Bun. Terlebih, batuk berkepanjangan bisa mengganggu aktivitas anak dan membuatnya sulit tidur nyenyak.

Penyebab Batuk Anak Tak Kunjung Sembuh

Nah, agar Bunda tidak salah memberi penanganan kepada Si Kecil, ketahui dulu yuk apa yang menyebabkan batuk anak tak kunjung sembuh seperti berikut:

1. ISPA

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), seperti flu, merupakan penyebab batuk anak tak kunjung sembuh yang paling sering terjadi. Ketika anak terkena flu, produksi lendir yang berlebihan di hidung dapat menetes ke tenggorokan dan menumpuk. Akibatnya, tubuh merespons dan melawan virus dengan melepas senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya batuk. 

Nah, flu sendiri bisa terjadi selama 5–7 hari, sehingga sangat mungkin jika anak mengalami batuk, hidung meler, hidung tersumbat, dan bersin. Meski demikian, terkadang ISPA bisa berlangsung selama lebih dari 1–2 minggu, sehingga membuat batuk anak susah sembuh.

2. Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur. Penyakit ini dapat ditularkan dengan mudah melalui udara dan air liur ketika penderitanya batuk atau bersin. 

Nah, anak yang tertular pneumonia biasanya akan mengalami beberapa gejala, seperti batuk yang berlangsung selama 4 minggu, pilek, demam, napas cepat, sesak napas, dan tampak tarikan di dada saat bernapas. 

Apabila anak Bunda mengalami kondisi tersebut, pemeriksaan dan pengobatan dari dokter sangat dibutuhkan supaya pneumonia bisa ditangani dengan tepat.

3. Alergi

Selain karena infeksi, batuk anak tak kunjung sembuh juga bisa disebabkan oleh alergi. Batuk karena alergi terjadi karena sistem kekebalan tubuh merespons adanya alergen, yaitu zat atau bahan yang bisa memicu alergi, seperti debu, asap rokok, bulu hewan, atau makanan tertentu.

Nah, apabila Si Kecil mengalami batuk terus-menerus yang disertai dengan pilek, hidung meler, mata dan bibir terlihat bengkak serta berair, gatal, hingga ruam merah pada kulit, mungkin kondisi ini adalah tanda ia mengalami alergi.

4. Sinusitis 

Sinusitis adalah peradangan di rongga sinus, yakni rongga yang berada di sekitar hidung dan mata. Sinusitis pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari alergi, infeksi, hingga paparan polusi atau asap rokok berkepanjangan. 

Umumnya, sinusitis sendiri ditandai dengan beberapa gejala, seperti pilek yang tak kunjung sembuh, hidung tersumbat, sakit kepala, dan nyeri pada wajah. Jika sudah parah, sinusitis juga sering kali akan membuat anak jadi lebih sering batuk.

5. Asma

Batuk anak tak kunjung sembuh juga bisa saja disebabkan oleh asma, yaitu gangguan sistem pernapasan akibat peradangan dan penyempitan di saluran napas. Penyebab terjadinya asma sendiri hingga kini belum diketahui secara pasti, Bun. 

Namun, asma pada anak bisa terjadi karena ada faktor tertentu, seperti genetik, riwayat anggota keluarga menderita asma, terpapar polusi, asap rokok, hingga alergi.

Asma juga bisa kambuh ketika Si Kecil kelelahan karena bermain atau olahraga berlebihan. Ketika asma kambuh, Bunda perlu mengetahui gejala yang muncul, seperti batuk terus-menerus, sesak napas, mengi, dan dada terasa sesak. 

Batuk karena asma biasanya lebih parah pada malam hari atau ketika anak berada di ruangan dingin dan kering.

6. Tuberkulosis

Salah satu penyebab batuk anak tak kunjung sembuh yang perlu diwaspadai ialah tuberkulosis (TB). Sama seperti pneumonia, TBC juga bisa menular lewat droplet yang keluar saat penderitanya berbicara, batuk, dan bersin. 

Saat kuman penyebab TB terhirup dan masuk ke tubuh, organ paru-paru akan terinfeksi. Penularan ini biasanya terjadi ketika anak memiliki kontak erat dalam waktu lama dengan pasien TB yang tidak mendapatkan pengobatan.

Tuberkulosis pada anak biasanya dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti demam lebih dari 2 minggu, batuk yang tak kunjung sembuh hingga lebih dari 3 minggu, nafsu makan dan berat badan kian menurun, hingga lemas dan kurang aktif. 

7. Batuk rejan

Pernahkah Bunda mendengar tentang batuk rejan? Batuk rejan atau pertusis terjadi karena adanya infeksi bakteri yang menular kemudian menyerang paru-paru serta saluran pernapasan. 

Nah, ciri khas anak menderita batuk rejan bisa dilihat dari suara tarikan napas yang melengking seperti bunyi “whoop”. Biasanya, suara ini muncul ketika Si Kecil berusaha mengambil napas setelah terbatuk. Batuk rejan merupakan kondisi yang perlu Bunda waspadai karena penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas.

Apabila mendapati gejala batuk rejan pada anak, terutama pada bayi, segera periksakan ke dokter ya, Bun. Kondisi ini bisa disembuhkan dengan pemberian antibiotik dalam 7 hari pertama setelah terinfeksi.

Penanganan Batuk pada Anak di Rumah

Bunda kini sudah tahu kan apa saja penyebab batuk yang tidak kunjung sembuh pada anak? Memang, batuk umumnya bukanlah kondisi yang serius dan berbahaya karena ini adalah respons tubuh untuk mengeluarkan zat asing dari tubuh. Meski demikian, batuk anak yang tak kunjung sembuh dan disertai gejala lain juga tidak boleh disepelekan, ya. 

Sebagai langkah penanganan awal di rumah, Bunda bisa melakukan beberapa tips berikut ini untuk meringankan batuk dan gejala penyertanya:

  • Penuhi kebutuhan cairan Si Kecil dengan memberinya banyak ASI yang cukup. Sementara pada anak yang lebih tua, berikan air putih minimal 8 gelas per hari.
  • Berikan air hangat yang dicampur dengan 1 sendok madu setiap hari untuk meredakan sakit tenggorokan. Namun, jangan berikan madu pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun ya, Bun.
  • Gunakan alat pembersih udara (air purifier) di ruangan atau kamar anak untuk memperbaiki kualitas udara yang buruk, mengurangi debu, polusi, serta zat alergen lainnya.
  • Bunda bisa memberi uap air hangat pada Si Kecil guna mengurangi hidung tersumbat dan membuat tenggorokan lega.
  • Pada anak yang berusia di atas 1 tahun, Bunda bisa memberi permen pelega tenggorokan untuk mengurangi sakit tenggorokan.
  • Hindari zat-zat iritan atau alergen, seperti debu dan asap rokok, yang bisa memicu alergi atau asma kambuh.

Nah, itulah beberapa cara menangani batuk pada anak yang bisa Bunda lakukan di rumah. Perlu diingat, pemberian obat batuk sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter, ya. Bunda bisa lho chat dengan dokter di Diary Bunda untuk mengetahui dosis yang tepat sesuai usia Si Kecil.

Apabila batuk anak tak kunjung sembuh dan sudah terjadi lebih dari 3 minggu, terlebih disertai gejala lain, seperti demam tinggi, muntah, mengi, sesak napas, warna kulit, bibir, dan kuku kebiruan, hingga susah makan atau minum, Bunda perlu segera memeriksakan Si Kecil ke dokter, ya. 

Dengan begitu, dokter dapat mencari tahu penyebab batuk pada anak yang tak kunjung sembuh dan memberi penanganan yang tepat sesuai kondisinya.

Sumber:

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bahaya Pneumonia Selalu Mengintai Anak-anak Kita.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Amankah Buah Hati Anda dari Tuberkulosis?

Johns Hopkins Medicine. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) in Children.

Kids Health (2024). Pneumonia In Children.

Kids Health (2023). Sinusitis (Sinus Infection).

Kids Health (2022). Coughing.

Mayo Clinic (2023). Childhood Asthma.

Norris, T. Healthline (2023). How to Treat a Cough in Toddlers at Home.

Rosen, M. D. Parents (2023). 7 Causes of Chronic Cough in Children.

Shiffer, E. Parents (2023). Do Air Purifiers Really Work?

Patient (2021). Chronic Cough in Children.

WebMD (2024). Your Child’s Cough.

WebMD (2021). Causes and Treatment of Coughs in Children.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *