Payudara Ibu Menyusui Terasa Nyeri dan Keras, Ini Penyebabnya

payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras, diary bunda

Payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras tidak jarang menjadi kendala saat menyusui ya, Bun. Mungkin Bunda sendiri pernah atau tengah mengalaminya. Sebenarnya, apa sih penyebab payudara bisa terasa nyeri dan keras? Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Yuk, kita simak infonya di artikel berikut, Bun!

Payudara Bunda saat masa menyusui bisa terasa penuh atau lembek, tergantung produksi ASI di payudara. Saat terasa lembek, bukan berarti ASI Bunda sedikit, ya. Payudara yang lembek biasanya dialami ketika Bunda baru saja selesai menyusui atau memompa ASI. Nah jika terasa penuh, ini tandanya ASI perlu dikeluarkan agar produksinya terus terjaga.

Jika ASI tidak dikeluarkan dengan cara disusui atau dipompa, Bunda bisa mengalami payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras. Selain hal ini, payudara yang nyeri dan keras juga bisa disebabkan oleh hal lain, seperti infeksi dan peradangan. 

Penyebab Payudara Ibu Menyusui Terasa Nyeri dan Keras

Payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras biasanya hanya terjadi pada satu sisi payudara. Namun, ada juga ibu menyusui yang mengalami pada kedua sisinya. Adapun berbagai penyebab payudara terasa nyeri dan keras saat menyusui adalah:

1. Pelekatan yang salah

Saat menyusui, Bunda harus memastikan bahwa mulut dan bibir Si Kecil sudah melekat dengan tepat, ya. Pelekatan yang tepat ditandai dengan masuknya puting serta lingkaran hitam di sekitar puting (areola) secara menyeluruh ke dalam mulut bayi. 

Jika pelekatannya salah, puting Bunda bisa jadi lecet sehingga membuat payudara bisa terasa nyeri dan keras.

2. Puting datar

Puting datar, tenggelam, atau tidak menonjol ketika sedang menyusui merupakan salah satu penyebab payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras. Ini karena puting yang datar akan sulit untuk diisap oleh Si Kecil.

Sementara itu, Si Kecil akan terus berusaha untuk mengisap puting Bunda agar mendapatkan ASI. Karena diisap terus-menerus, puting Bunda akan terasa nyeri dan payudara pun bisa terasa lebih keras atau bengkak.

Agar puting lebih menonjol, coba gunakan pompa ASI terlebih dahulu untuk menarik puting sebelum menyusui Si Kecil, ya. 

3. Produksi ASI berlebihan

Payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras juga tidak jarang terjadi karena produksi ASI yang berlebihan. Akibatnya, aliran ASI menjadi terlalu deras sehingga Si Kecil kewalahan untuk meminumnya.

Nah, jika pengosongan payudara tidak optimal, ASI bisa menumpuk di saluran ASI. Penumpukan inilah yang bisa menimbulkan rasa nyeri dan membuat payudara menjadi lebih bengkak dan keras. Solusinya, Bunda bisa memompa ASI terlebih dahulu sebelum menyusui Si Kecil, ya. 

4. Mastitis

Penyebab payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras juga lainnya adalah mastitis. Mastitis ini bisa terjadi apabila penyumbatan di saluran ASI dibiarkan tanpa diobati, Bun. 

Akibatnya, payudara akan terasa nyeri, bengkak, dan keras karena salurannya meradang. Selain rasa nyeri, mastitis juga bisa membuat Bunda demam dan merasa tidak enak badan, terutama jika sudah terdapat infeksi.

5. Infeksi jamur

Pada beberapa kasus, infeksi jamur juga bisa menjadi penyebab payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras, Bun. Biasanya, infeksi jamur pada payudara ditularkan oleh Si Kecil ketika mengalami sariawan di mulut akibat infeksi jamur. Apabila tertular infeksi jamur ini, payudara akan terasa gatal, perih, kemerahan, serta terasa keras ketika diraba.

6. Dermatitis atau eksim

Dermatitis atau eksim juga bisa menjadi salah satu penyebab payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras, Bun. Dermatitis atau eksim ini bisa muncul pada puting dan areola berupa ruam yang terlihat kering atau berkerak. Selain bisa membuat payudara terasa nyeri dan bengkak, kondisi ini juga bisa membuat payudara terasa gatal. 

Cara Mengatasi Payudara Ibu Menyusui Terasa Nyeri dan Keras

Penanganan payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras bisa berbeda-beda, Bun, tergantung pada penyebabnya. Namun, Bunda bisa mencoba beberapa cara sederhana untuk meredakan masalah tersebut, yaitu:

  • Berikan kompres hangat pada payudara selama beberapa menit sebelum menyusui.
  • Lakukan pijat lembut pada payudara yang terasa nyeri dan keras sebelum menyusui.
  • Pastikan posisi menyusui sudah benar, misalnya dengan posisi berbaring miring, terutama jika ASI keluar terlalu banyak.
  • Susui bayi dari payudara yang tidak terasa nyeri, bengkak, maupun keras.
  • Pastikan pelekatan menyusui Si Kecil sudah tepat dan berikan ASI secara teratur.
  • Lepaskan isapan Si Kecil dari puting secara perlahan dan lembut setelah menyusui.
  • Pijat puting dengan sedikit ASI setelah menyusui, lalu biarkan sampai mengering.
  • Perah ASI atau gunakan pompa untuk mengurangi aliran ASI yang terlalu deras.

Biasanya, dengan melakukan cara-cara di atas, payudara ibu menyusui terasa nyeri dan keras bisa mereda, Bun. Jadi, apabila setelah melakukan cara-cara di atas keluhan tersebut belum juga membaik, Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter melalui chat online, ya. Dengan begitu, kondisi Bunda bisa dipastikan dan penanganan pun bisa diberikan.

Sumber:

Darmawanti, B. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022). Siklus Hidup. Payudara Nyeri dan ASI Tersumbat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya.

Victoria State Government Australia (2021). BetterHealth Channel Australia. Breastfeeding – Mastitis and Other Nipple and Breast Problems.

National Health Services U.K. (2022). Health A to Z. Breast Pain and Breastfeeding.

Cleveland Clinic (2023). Health Library. Benefits of Breastfeeding.

American Pregnancy Association. Breastfeeding Challenges.

American Pregnancy Association. How to Treat and Prevent Mastitis.

Littleton, K. KidsHealth (2021). Breastfeeding FAQs: Pain and Discomfort.

McTigue, S. Healthline (2020). What’s Causing Your Breastfeeding Pain? It May Be One of These.

Raising Children Network Australia (2024). Breastmilk oversupply and breast engorgement.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *