Fortif, Penambahan Nutrisi pada MPASI Bayi

fortif adalah, diary bunda

Istilah fortif tidak jarang ditemukan pada kemasan makanan pendamping ASI (MPASI) instan, Bun. Ini berarti MPASI instan tersebut sudah difortifikasi atau diperkaya dengan berbagai nutrisi tambahan. Nah, sebelum memberikannya kepada Si Kecil, yuk ketahui dulu apa itu MPASI fortif serta amankah konsumsinya untuk bayi.

Fortif atau fortifikasi adalah proses penambahan satu atau lebih mikronutrisi, seperti vitamin dan mineral, ke dalam suatu makanan. Proses fortifikasi ini dilakukan karena tidak semua makanan secara alami mengandung nutrisi tertentu. 

Dengan proses fortifikasi, nutrisi yang tidak terkandung dalam makanan tertentu akan dilengkapi, Bun, sehingga bisa menambah asupan nutrisi harian. Misalnya, menambah zat besi ke dalam tepung, vitamin D ke dalam susu,  vitamin A ke dalam minyak goreng, atau yodium ke dalam garam.

Ketahui Apa Itu MPASI Fortif

Nah, salah satu makanan yang biasanya diproses dengan fortifikasi adalah MPASI instan, Bun. Pembuatan MPASI instan dilakukan dengan mengeringkan bahan baku sehingga bisa lebih awet dan tahan lama.

Proses pengolahan tersebut dapat menghilangkan beberapa nutrisi dalam MPASI instan meskipun sebagian besar nutrisi utamanya tetap ada. Nah, dengan adanya fortifikasi, hilangnya nutrisi pada MPASI instan bisa dilengkapi kembali, Bun. Bahkan, tidak jarang proses fortif ini justru menambah nutrisi lain yang tidak ada di dalam MPASI instan, misalnya vitamin dan mineral.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa MPASI fortif ini adalah MPASI instan yang dilengkapi dengan nutrisi tambahan, seperti vitamin dan mineral ya, Bun. Dengan dilengkapi berbagai macam nutrisi di dalamnya, MPASI fortif ini tidak hanya bisa digunakan sebagai pengganti MPASI homemade, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.

Bolehkah MPASI Fortif Dikonsumsi oleh Bayi?

Meski mengandung banyak nutrisi, aman atau tidaknya MPASI fortif masih sering dipertanyakan, Bun. Soalnya, MPASI fortif ini termasuk ke dalam makanan instan atau cepat saji yang sering dianggap mengandung sedikit nutrisi. Bahkan, pengolahannya pun dikhawatirkan menggunakan pengawet agar tahan lama.

Padahal, MPASI fortif aman untuk dikonsumsi oleh bayi lho, Bun. Alasannya, pengolahan MPASI fortif sudah disesuaikan dengan aturan BPOM, Bun. Kalaupun menggunakan pengawet, kadar pengawetnya pun hanya sedikit sehingga masih aman dikonsumsi bayi.

Akan tetapi, jangan jadikan satu-satunya MPASI fortif sebagai satu-satunya sumber nutrisi bayi ya. Bagaimanapun, MPASI yang terbuat dari bahan segar dan minim pengolahan tetap paling baik untuk bayi. 

Tekstur, rasa, dan aroma MPASI homemade bisa diatur sesuai dengan selera dan kebutuhan bayi. Ini akan membantunya mengenal variasi dan tekstur makanan sehingga ia tidak susah makan saat sudah mengonsumsi makanan keluarga.

Sementara itu, MPASI fortif biasanya memiliki varian rasa yang terbatas. Tekstur MPASI fortif juga hanya cocok diberikan untuk bayi 6–9 bulan karena teksturnya masih kental. Jadi, cukup berikan MPASI fortiff kepada Si Kecil sebagai alternatif apabila Bunda sedang tidak bisa membuat MPASI sendiri di rumah ya.

Saat memberikan MPASI, Bunda juga perlu juga mengenali tanda-tanda munculnya reaksi alergi ya. Bahan-bahan yang biasanya menimbulkan reaksi alergi antara lain telur, susu, dan kacang-kacangan.

Bila muncul alergi, segera periksakan Si Kecil ke dokter agar cepat mendapatkan penanganan. 

Sumber

Kabeer, S., et al. (2023). Formulation of Fortified Instant Weaning Food from Musa Paradisiaca (Banana) and Eleusine Coracana. Frontiers in Nutrition, 10, pp. 1203955.

Olson, R., et al. (2021). Food Fortification: The Advantages, Disadvantages and Lessons from Sight and Life Programs. Nutrients, 13(4), pp. 1118.

World Health Organization (2025). Health Topics. Food Fortification.

National Health Service U.K. (2024). Health A to Z. Food Allergies in Babies and Young Children.

National Health Service U.K. (2022). Health A to Z. Your Baby’s First Solid Foods.

Zelman, K. WebMD (2024). What to Know About Fortified Foods.

By dr. Gracia Fensynthia

Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *