Kantong ASI, Begini Cara Menggunakannya dengan Benar

kantong asi, diary bunda

Kantong ASI bisa menjadi pilihan yang lebih ringkas untuk menyimpan ASI perah. Namun, cara menggunakan kantong ASI perlu diperhatikan agar kualitas ASi tidak banyak berubah.

Dibandingkan dengan botol kaca atau botol plastik, penggunaan kantong ASI sebagai media penyimpanan ASI perah dinilai lebih praktis, murah, dan ringkas. Apalagi, jika pasokan ASI perah berlebih sehingga membutuhkan tempat yang lebih luas di kulkas. Nah, agar kualitas ASI perah tidak banyak berubah, ketahui tips menggunakan kantong ASI berikut ya, Bun. 

Cara Menggunakan Kantong ASI dengan Benar

ASI perah bisa disimpan dimana saja, baik di freezer, lemari es, cooler box, maupun di suhu ruangan. Namun, keawetan ASI yang sudah diperah tergantung pada tempat penyimpanannya, Bun. Umumnya, ASI dapat bertahan 6–12 bulan di freezer, sampai 4 hari di chiller lemari es, 24 jam dalam cooler box, serta 4 jam pada suhu ruangan.

Nah, jika Bunda memilih kantong ASI sebagai media penyimpanan ASI, perhatikan hal-hal berikut ya:

1. Cuci tangan sebelum memegang kantong ASI

Sebelum menyiapkan kantong ASI dan memasukkan ASI perah, Bunda perlu mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya. Ini dilakukan agar kantong ASI dan isinya tidak terkontaminasi oleh kuman.

2. Pastikan kantong ASI tidak berlubang atau rusak

Selanjutnya, Bunda perlu memastikan kantong tersebut tidak berlubang atau rusak ya. Soalnya, kantong ASI yang bolong bisa membuat ASI tumpah, Bun. Selain itu, ASI jadi rentan terkontaminasi oleh kuman.

3. Gunakan kantong yang kecil

Agar tidak banyak ASI yang terbuang, Bunda sebaiknya memilih kantong ASI yang tidak terlalu besar ya. Ini karena ASI yang dimasukkan ke dalam kantong idealnya hanya sebanyak 60–120 mililiter. Ukuran tersebut berdasarkan perkiraan kemampuan Si Kecil setiap 1 kali minum ASI. 

Apabila kantong ASI terlalu besar, dikhawatirkan ASI akan bersisa. Sementara itu, apabila kantong terlalu kecil, ASI yang diminum akan jadi cepat habis. ASI perah yang terlalu sedikit membuat proses penghangatan jadi berulang-ulang.

Hindari memasukkan ASI perah ke dalam kantong ASI sampai benar-benar penuh ya. Berikan ruang sekitar 2,5 cm dari cairan ke atas tutup kantong ASI karena ASI akan mengembang saat beku.

4. Berikan label pada setiap kantong ASI

Setelah ASI dimasukkan ke dalam kantong ASI, Bunda juga perlu menempelkan label. Label ini bertuliskan tanggal ASI diperah serta banyaknya ASI. Hal ini dilakukan agar memudahkan Bunda dalam memilih stok ASI mana yang akan diberikan kepada  SI Kecil.

5. Simpan kantong ASI di bagian belakang lemari es

Apabila Bunda akan menyimpan kantong ASI di dalam lemari es dan menggunakannya dalam 4 hari kedepan, ada baiknya tempatkan di chiller bagian paling belakang ya. Soalnya, suhu di bagian paling belakang lemari es cenderung stabil sehingga kualitas ASI perah bisa terjaga.

Hindari menyimpan kantong ASI di pintu lemari es ya, Bun. Ini karena suhunya bisa berubah-ubah setiap kali kulkas dibuka dan ditutup sehingga bisa membuat ASI jadi cepat basi.

6. Cairkan ASI yang beku dengan benar

Apabila ASI beku karena disimpan di dalam freezer, Bunda bisa mencairkannya terlebih dahulu lalu menghangatkannya agar bisa diminum oleh Si Kecil. Untuk mencairkannya, Bunda bisa memindahkan kantong ASI dari freezer ke chiller dan biarkan hingga mencair. Lalu, Bunda bisa merendamnya di dalam wadah berisi air hangat sebelum diberikan kepada Si Kecil.

Perlu diingat, Bunda tidak dianjurkan untuk mencairkan ASI menggunakan microwave ya. Hal ini karena microwave tidak bisa menghangatkan susu secara merata. Selain itu, suhu panas dari microwave justru bisa merusak kualitas ASI dan membuat mulut bayi melepuh.

7. Jangan bekukan ASI kembali

Setelah ASI yang beku dicairkan dalam suhu ruangan atau air hangat, Bunda sebaiknya langsung memberikannya kepada Si Kecil dalam waktu tidak lebih dari 2 jam. Apabila dicairkannya dengan dikeluarkan dari freezer dan ditempatkan di lemari es, Bunda bisa memberikannya kepada Si Kecil dalam waktu tidak lebih dari 24 jam ya.

Selain itu, Bunda juga dianjurkan untuk tidak membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan sebab nutrisi di dalam ASI jadi makin berkurang. Bahkan, ASI jadi lebih rentan terkontaminasi sehingga bakteri bisa berkembang biak. Ini bisa berisiko membuat bayi jadi sakit jika meminumnya.

Nah, itulah berbagai cara untuk menggunakan kantong ASI ya, Bun. Pilihlah kantong ASI yang sudah food grade dan bebas dari BPA. Selain itu, kantong ASI juga harus terbuat dari bahan anti bocor dan bagian ziplock-nya kuat.

Apabila ASI yang disimpan sudah berubah warna dan Bunda ragu untuk memberikan ASI tersebut kepada Si Kecil, Bunda bisa konsultasi kepada dokter melalui chat online ya.

Sumber

Centers for Disease Control and Prevention (2023). Breastfeeding. Breast Milk Storage and Preparation.

National Health Service U.K. (2023). Health A to Z. Expressing and Storing Breast Milk.

Cleveland Clinic (2023). Living Healthy. How To Store Your Breast Milk Safely.

American Academy of Pediatrics (2024). Healthy Children. Tips for Freezing & Refrigerating Breast Milk.

Australian Breastfeeding Association (2022). Resources. Storing Expressed Breastmilk.

By dr. Gracia Fensynthia

Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *