Ibu hamil melahirkan di air sendiri menjadi pilihan bagi sebagian wanita yang ingin menjalani proses persalinan secara alami. Metode ini makin populer karena diyakini dapat mengurangi rasa sakit dan memberikan pengalaman melahirkan yang lebih tenang. Namun, apakah metode ini bisa dilakukan sendiri?
Persalinan di air atau disebut juga water birth adalah metode melahirkan di dalam kolam atau bak berisi air hangat. Metode ini dipercaya dapat mengurangi nyeri saat kontraksi dan bersalin serta memberikan efek relaksasi pada ibu.
Selain itu, metode melahirkan di air juga mampu meminimalkan robekan perineum dan mempercepat durasi persalinan. Itulah alasan yang membuat sebagian ibu hamil ingin mencoba metode ini.
Apakah Aman Ibu Hamil Melahirkan di Air Sendiri?
Proses melahirkan di air umumnya dilakukan di rumah sakit dan klinik bersalin yang menyediakan layanan tersebut. Metode ini sebenarnya bisa saja kok dilakukan di rumah, asalkan Bunda melakukannya di bawah pengawasan dokter atau bidan yang berpengalaman ya, Bun.
Ini karena melahirkan di air sendirian bisa berisiko membahayakan ibu dan bayi. Terlebih, bagi ibu hamil yang memiliki kondisi berikut ini:
- Kehamilan sungsang
- Kehamilan kembar
- Kelahiran prematur
- Ukuran dan bobot bayi besar
- Usia ibu hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Kondisi medis tertentu, seperti diabetes gestasional, preeklampsia, dan penyakit jantung
Perlu Bunda ketahui juga bahwa melahirkan di air memiliki beberapa risiko, apalagi bila dilakukan tanpa pengawasan dokter atau bidan. Risikonya meliputi:
- Infeksi, bila air tidak steril
- Hipotermia pada bayi, bila suhu air tidak dijaga dengan baik
- Masalah pernapasan pada bayi, bila bayi menelan air saat persalinan
Berbagai kondisi tersebut dapat dicegah apabila water birth dilakukan dengan bantuan dan pengawasan dari tenaga medis yang kompeten. Jadi, ibu hamil melahirkan di air sendiri sangat tidak disarankan ya, Bun.
Hal yang Harus Dipersiapkan sebelum Melahirkan di Air Sendiri
Jika Bunda ingin melahirkan di air, sebaiknya konsultasikan lebih dulu ke dokter untuk memastikan bahwa kondisi kehamilan Bunda memungkinkan untuk menjalani persalinan di air. Ini karena metode water birth hanya direkomendasikan untuk kehamilan yang sehat dan tidak memiliki risiko komplikasi.
Bunda juga perlu mempertimbangkan akses serta jarak dari rumah ke klinik bersalin atau rumah sakit terdekat. Dengan begitu, Bunda bisa segera diantar ke rumah sakit dan ditangani lebih lanjut bila terjadi kondisi darurat atau komplikasi selama proses water birth di rumah.
Selain itu, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan sebelum Bunda melahirkan di rumah atau menjalani water birth, yaitu:
- Dokter atau bidan yang berpengalaman melakukan water birth
- Kolam atau bak bersalin berukuran besar dan sudah steril
- Termometer untuk mengukur air agar tetap berada di suhu yang tepat, yaitu 36–37oC
- Tempat tidur, dipan, dan kursi roda di dekat bak apabila ibu harus keluar dari air dan perlu ke rumah sakit
- Infus, oksigen, obat-obatan, handuk bersih, dan peralatan untuk membantu pernapasan bayi
Melahirkan di air bisa menjadi pengalaman yang nyaman dan minim stres bagi ibu hamil. Namun, jika dilakukan sendiri tanpa pengawasan tenaga medis, risikonya cukup besar.
Jika Bunda ingin mencoba metode persalinan ini, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan terlebih dahulu agar keselamatan Bunda dan calon buah hati tetap terjaga.
Sumber:
National Health Service UK. Bradford Teaching Hospital NHS Foundation Trust. Water Birth and Home Birth.
Besich, B. Parents (2023). What You Need to Know About Water Births.
Overfelt, M. The Bump (2021). What to Know When Considering a Water Birth.
Abedin, S. WebMD (2024). The Basics of Water Birth.