USG bayi kembar perlu dilakukan secara rutin oleh ibu hamil yang mengandung dua janin atau lebih. Melalui pemeriksaan ini, dokter bisa memantau perkembangan masing-masing bayi, bahkan mendeteksi kemungkinan adanya komplikasi sejak dini.
USG adalah prosedur pemeriksaan menggunakan pancaran gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran kondisi janin secara lebih detail. Dengan begitu, dokter dapat mendengar detak jantung janin, menentukan usia janin, melihat kondisi fisik dan organ janin, serta memastikan kondisi plasenta.
USG bayi kembar juga membantu orang tua untuk lebih siap menghadapi kehamilan kembar yang cenderung memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal.
Perbedaan USG Bayi Kembar dengan Kehamilan Tunggal
Pemeriksaan USG sebaiknya dilakukan setidaknya 3 kali selama kehamilan, yaitu saat trimester 1 (1–12 minggu), trimester 2 (13–28 minggu), dan trimester 3 (29–40 minggu). Namun, ini bisa berbeda-beda pada tiap ibu hamil.
Nah, pada kehamilan kembar, ibu dianjurkan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan. USG dapat dilakukan pada usia kehamilan 12–13 minggu. Ini dianggap sebagai waktu ideal untuk USG bayi kembar karena dokter sudah bisa memastikan jenis kehamilan kembar dari kondisi janin, plasenta, dan cairan ketuban.
Apabila kehamilan kembar dengan kondisi plasenta terpisah, ibu perlu USG kembali pada usia kehamilan 20 minggu. Bahkan, USG bisa dilakukan setiap 4 minggu hingga hari kelahiran bayi. Sementara itu, pada bayi kembar yang berbagi plasenta, ibu perlu melakukan USG setiap 2 minggu.
Jenis-Jenis Kehamilan Kembar yang Bisa Terdeteksi USG
Kehamilan kembar terbagi menjadi beberapa jenis. Nah, berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
1. Kembar identik
Kehamilan kembar jenis ini terjadi karena sel telur yang sudah dibuahi terbelah dan berkembang menjadi dua janin dengan genetik yang sama persis. Kehamilan kembar identik juga ditandai dengan janin yang berbagi satu plasenta atau bahkan terpisah, serta berjenis kelamin sama.
2. Kembar non-identik
Kembar fraternal atau non-identik terjadi karena adanya pembuahan antara dua buah sel sperma dan dua buah sel telur dalam satu siklus yang sama. Hal ini menyebabkan terbentuknya dua plasenta yang terpisah untuk masing-masing janin. Biasanya, janin kembar non-identik memiliki jenis kelamin yang berbeda atau bisa juga sama.
3. Kembar siam
Selain kembar identik dan non-identik, USG bayi kembar siam juga bisa terdeteksi pada minggu ke-12 kehamilan. Kehamilan kembar siam memang jarang, tetapi bisa saja terjadi karena embrio dari kembar identik tidak membelah sepenuhnya. Oleh karena itu, terkadang bagian dada, perut, atau kepala kedua janin menyatu.
Apabila USG mendeteksi adanya bayi kembar siam, dokter biasanya akan melakukan MRI guna melihat lebih rinci kondisi struktur dan organ janin. Dengan begitu, dokter bisa melakukan tindakan lebih lanjut.
Kini Bunda sudah tahu kan betapa pentingnya USG pada kehamilan, terlebih kehamilan kembar? Selain bisa mendeteksi jenis-jenis kehamilan kembar, USG dan kontrol rutin juga bisa mencegah ibu hamil terkena komplikasi hamil kembar, seperti anemia, preeklamsia, dan kehamilan prematur.
Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter ya untuk memperoleh jadwal USG bayi kembar Bunda dan lakukan kontrol rutin untuk menjaga kehamilan tetap sehat.
Sumber:
National Health Service UK (2022). Antenatal Care with Twins.
Victoria State Government Australia (2023). Betterhealth Channel.Twins – Identical and Fraternal.
Cleveland Clinic (2022). Conjoined Twins.
Cleveland Clinic (2022). Twin Pregnancy.
Cleveland Clinic (2022). Ultrasound in Pregnancy.
Mayo Clinic (2022). Conjoined Twins.
Raising Children (2024). Pregnant with Twins.