Sebagai seorang Bunda, tentunya tidak akan tega bila melihat si Kecil menangis tanpa bisa dihentikan, meski sudah diupayakan dengan berbagai cara. Ketahui lebih jauh tentang Purple Crying dan cara mengatasinya.
Apa itu Purple Crying?
Purple Crying atau yang bisa disebut sebagai “Periode Purple Crying” adalah sebuah kondisi di mana bayi menangis lebih sering dan lebih sulit ditenangkan. Purple Crying biasanya dimulai saat bayi menginjak usia 2 minggu dan puncaknya terjadi saat bayi berusia 8 minggu.
Lazimnya, Purple Crying dapat berhenti dan menghilang dengan sendirinya ketika bayi berusia 3-4 bulan. Meski begitu, efek yang ditimbulkan dari kondisi ini cukup berat, misalnya muncul rasa frustrasi pada orang tua, merasa bersalah, juga baby blues pada Bunda.
Ketahui Kepanjangannya
Purple Crying sendiri sebenarnya merupakan sebuah singkatan, jadi bukan merupakan penggambaran warna ungu yang sesungguhnya.
- P = peak of crying (puncak tangisan). Kegelisahan yang terjadi pada si Kecil biasanya dimulai pada saat usianya memasuki 2 minggu. Puncaknya terjadi pada usia 6-8 minggu, kemudian menurun setelah si Kecil berusia 3 bulan ke atas.
- U = unexpected (tanpa diduga). Kejadiannya kadang tanpa penyebab yang jelas. Si Kecil bisa terus menangis, meski sudah dilakukan segala macam cara untuk meredakannya.
- R = resist soothing (menolak ditenangkan). Meski Bunda sudah mencoba menenangkannya, mengganti popok, memberi susu, menggendong, dan sebagainya, si Kecil menolak untuk ditenangkan. Ini yang terkadang membuat emosi dan frustrasi pada Bunda dan anggota keluarga yang lain.
- P = pain-like face (wajah tampak kesakitan). Saat si Kecil menangis, ekspresinya terlihat seperti sedang kesakitan. Sebenarnya hal ini bukan menjadi patokan, karena dalam banyak kasus, si Kecil sebenarnya tidak berada dalam kondisi kesakitan. Ini yang bisa menimbulkan rasa panik pada orang tua.
- L = long lasting (lama). Tangisan yang terjadi bisa lama, bahkan di atas 2 jam tanpa henti.
- E = evening (malam hari). Biasanya kondisi ini terjadi pada sore dan malam hari, sehingga bagi sebagian orang akan merasa terganggu.
Apakah Purple Crying Sama dengan Kolik?
Keduanya memang sama-sama merupakan kondisi di mana si Kecil menangis terus menerus dan sulit diredakan, juga sulit diketahui penyebabnya.
Kolik merupakan kondisi tidak normal bayi yang membuatnya menangis dalam waktu lama, sementara Purple Crying adalah kondisi pada fase perkembangan si Kecil yang terbilang normal.
Cara Menenangkan Si Kecil dalam Periode Purple Crying
Kuncinya adalah menguatkan hati dan bersabar, Bunda. Ini memang kondisi yang menggelisahkan dan kerap memancing emosi. Kondisi ini bukan menandakan bahwa Bunda bukan ibu yang baik, namun merupakan fase perkembangan yang harus dilalui bersama si Kecil.
Lakukan beberapa cara ini agar si Kecil bisa lebih tenang:
- Pastikan si Kecil sudah mendapatkan semua yang dibutuhkannya: ASI, popok kering, udara yang cukup nyaman—tidak terlalu dingin maupun terlalu panas—atau merasa kelelahan.
- Pastikan si Kecil tidak sedang kesakitan. Periksa seluruh tubuhnya.
- Gendong si Kecil dengan menggunakan gendongan kain atau buaian yang nyaman. Kedekatan bersama Bunda dapat membantunya lebih tenang dan mudah tertidur.
- Lakukan gerakan mengayun secara lembut. Gerakan berulang-ulang, seperti mengayun biasanya membuat si Kecil lebih nyaman. Kadang ada juga si Kecil yang menyukai getaran yang ditimbulkan saat berada di dalam mobil yang bergerak.
- Pasang musik lembut. Bunda bisa mencoba menyanyikan lagu-lagu pengantar tidur, atau memasang musik lembut yang menenangkan.
- Pijat bayi. Terkadang memberi pijatan pada bayi dengan menggunakan minyak telon atau baby oil bisa membantunya merasa lebih nyaman, tidak merasa pegal, sehingga tidak rewel dan mudah tertidur.
- Mandi air hangat. Rasa hangat yang diberikan oleh mandi air hangat akan membantunya merasa lebih nyaman, sehingga tidak lagi menangis.
- Meminta bantuan orang lain. Untuk juga membantu Bunda agar merasa lebih tenang dan meredakan emosi, bila memungkinkan mintalah bantuan pengasuh atau keluarga menenangkan si Kecil.
Bunda, bila kondisi ini terus terjadi meski si Kecil sudah lewat usia 5-6 bulan bahkan ada hal-hal lain yang membuat kondisinya lebih berat, misalnya timbul demam, atau rasa sakit lainnya, ada baiknya si Kecil diperiksa oleh dokter agar memastikan kondisinya. Bunda juga perlu untuk tetap tenang agar tidak panik atau emosional dalam menghadapi periode ini.
Sumber:
Healthline. 2020. All About the Period of PURPLE Crying.
Mother and Baby. 2020. Kenali Purple Crying, saat Bayi Menangis Lebih Dari 2 Jam.
Alodokter. 2020. Kenali Purple Crying pada Bayi dan Cara Mengatasinya.