Obat cacing anak penting diberikan untuk mencegah dan mengobati penyakit cacingan pada anak. Namun, Bunda jangan sampai salah memberikan obat ke Si Kecil ya karena setiap obat memiliki kandungan dan aturan konsumsi yang berbeda.
Infeksi cacing parasit (cacingan) sering kali menyerang anak-anak, mulai dari bayi hingga batita. Ini karena cacingan adalah kondisi yang mudah menular, terutama jika Si Kecil mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi.
Namun, penyakit ini bisa dicegah dan diatasi dengan pemberian obat cacing anak. Selain itu, cacingan juga bisa dicegah dengan cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti mendidik anak untuk terbiasa cuci tangan.
Rekomendasi Obat Cacing Anak
Ketika anak cacingan, ia bisa mengalami beberapa gejala, seperti diare, sakit perut, kembung, rasa gatal di anus, lemas, kelelahan, hingga mual dan muntah. Mungkin, Bunda juga mendapati tubuh cacing yang terlihat seperti benang putih dan tipis di kotoran Si Kecil.
Jika anak mengalami gejala tersebut, jangan sampai dibiarkan, ya. Ini karena cacingan yang tidak ditangani bisa saja menyebabkan anak kekurangan nutrisi, anemia, penyumbatan usus, hingga stunting.
Untungnya, obat cacing mampu membunuh sebagian besar cacing parasit dengan cepat, sehingga masalah ini bisa diatasi sedini mungkin. Berikut ini adalah rekomendasi obat cacing anak yang bisa Bunda berikan ke Si Kecil:
1. Combantrin suspensi
Combantrin merupakan obat cacing anak yang cukup terkenal. Berkat kandungan pyrantel pamoat di dalamnya, obat ini mampu melumpuhkan cacing yang menyerang tubuh anak, sehingga cacing bisa lebih mudah dikeluarkan dari tubuh. Dengan begitu, gejala cacingan pun bisa cepat sembuh.
Cara konsumsinya pun mudah, Bun. Karena berbentuk sirup yang cukup diminum sekali sehari, Si Kecil bisa langsung mengonsusminya sebelum atau sesudah makan. Namun, selalu perhatikan takarannya ya, Bun.
Untuk anak usia 2–6 tahun, berikan Combantrin sebanyak 1–2 sendok takar. Jika Si Kecil berusia 6–12 tahun, Bunda bisa memberikannya 2–3 sendok takar, dan 3–4 sendok jika anak berusia lebih dari 12 tahun. Agar lebih jelas, bacalah petunjuk yang ada di kemasan produk ya.
2. Konvermex suspensi
Terkadang, anak-anak susah minum obat karena rasanya pahit dan tidak enak. Untungnya, Konvermex hadir dalam bentuk sirup rasa jeruk lho. Obat cacing anak ini juga mengandung pyrantel pamoat yang bisa menghancurkan cacing serta mengeluarkannya dari dalam tubuh Si Kecil.
Nah, untuk anak usia 2–6 tahun, Bunda bisa memberikan 1–2 sendok takar sehari. Sementara anak usia 6–12 tahun membutuhkan sebanyak 2–3 sendok takar, dan 3–4 sendok untuk anak yang berusia diatas 12 tahun. Jangan lupa dikocok dulu ya, Bun, sebelum memberikan sirup Konvermex ke Si Kecil.
3. Vermox
Vermox adalah golongan obat cacing anak yang mengandung mebendazole sebagai zat aktifnya. Mebendazole dapat mematikan perkembangan cacing-cacing parasit, seperti cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk, yang menjadi penyebab cacingan.
Oleh sebab itu, Bunda bisa memberikan Vermox kepada Si Kecil sebanyak 1 tablet sehari, tepatnya sebelum makan. Namun, jangan berikan obat ini ke anak yang berusia dibawah 2 tahun ya, Bun.
4. Vermoran
Alternatif obat cacing yang bisa mengatasi infeksi cacing di saluran cerna ialah Vermoran. Meski berbentuk tablet, obat ini bisa dikunyah seperti permen, lho.
Sama seperti Vermox, Vermoran juga mengandung mebendazole 500 mg yang bisa membunuh cacing-cacing parasit di dalam tubuh. Hanya saja, obat ini tidak diperuntukkan bagi balita, ya. Perlu diingat juga, Vermoran hanya boleh Bunda berikan pada anak berusia di atas 5 tahun dengan aturan konsumsi 1 tablet sehari.
5. Albendazole
Obat cacing anak berikutnya adalah albendazole. Obat yang berbentuk tablet ini bekerja dengan cara membuat cacing parasit tidak dapat menyerap gula pada tubuh inangnya. Dengan begitu, cacing tidak memperoleh sumber energi dan mati.
Albendazole bisa diminum bersamaan dengan makanan ya Bun. Ini supaya obat dapat diserap tubuh dengan lebih baik. Selain itu, dosis albendazole juga berbeda pada setiap orang. Oleh karena, Bunda konsultasikan dulu ya ke dokter sebelum memberikan obat ini kepada buah hati.
Itulah beberapa rekomendasi obat cacing anak yang bisa Bunda berikan untuk Si Kecil. Selain dengan memberi Si Kecil obat cacing anak, terapkan tips ini dan ajarkan Si Kecil untuk selalu melakukan gaya hidup sehat guna mencegah cacingan:
- Rajin mencuci tangan menggunakan sabun, khususnya setelah beraktivitas di luar rumah, memegang hewan, dan sebelum makan.
- Tidak sembarangan jajan dan minum air, kecuali air kemasan atau air yang sudah dimasak di rumah.
- Memberikan makanan yang sudah dimasak hingga matang kepada Si Kecil.
- Menggunakan kaos kaki di luar ruangan guna mencegah cacing tanah atau cacing cambuk masuk ke tubuh.
Umumnya, cacingan bukan kondisi yang berbahaya sehingga pemberian obat sudah bisa membunuh cacing. Asalkan, obat diminum sesuai dengan dosis dan anjuran yang disarankan untuk Si Kecil, ya.
Meski demikian, Bunda tetap harus waspada nih kalau anak mengalami beberapa kondisi berikut ini:
- Terdapat darah atau nanah pada feses
- Muntah setiap hari atau terlalu sering
- Mengalami peningkatan suhu tubuh
- Anak sangat lemas dan dehidrasi
- Berat badan anak menurun tanpa sebab yang jelas
- Anak terus mengalami diare, sakit perut, dan mual lebih dari 2 minggu
- Muncul ruam merah yang gatal dan berbentuk cacing pada kulit
Apabila menjumpai gejala tersebut dialami oleh Si Kecil meski sudah mengonsumsi obat cacing anak, segera bawa ia ke dokter untuk diperiksa, ya. Dengan begitu, dokter bisa melakukan penanganan lanjutan yang sesuai dengan kondisi anak.
Sumber:
World Health Organization (2023). Deworming in children.
Centers for Disease Control and Prevention (2024). Children | Parasites.
The Royal Children’s Hospital Melbourne (2020). Worms.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kapan Balita Perlu Minum Obat Cacing?
MIMS. Albendazole.
Cleveland Clinic (2024). Intestinal Parasites.
Mayo Clinic (2024). Albendazole (Oral Route).
Drugs. Vermox.
Gillespie, C. & Yetman, D. Healthline (2023). What Are Intestinal Worms?