Ibu dan Ayah memang perlu memuji untuk mengapreasiasi tindakan anak, ataupun memarahi anak karena tingkah lakunya yang salah. Namun keduanya ternyata perlu dilakukan dengan cara dan porsi yang tepat. Terlalu sering memuji berlebihan, bisa-bisa membuat anak sombong atau haus pujian (pengakuan). Begitu juga terlalu sering memarahi anak dapat membuatnya menjadi tidak percaya diri.
Jadi bagaimana ya, sebaiknya? Psikolog Klinis, Dr. Noriko Uematsu punya jawaban tentang cara efektif memuji ataupun memarahi anak. Yuk, cek tanya jawabnya di bawah ini!
Saya khawatir tidak dapat menemukan hal yang dapat dipuji pada anak saya.
Jawaban: Orang tua yang merasa sulit memuji anaknya bisa jadi hanya memuji karena terpaksa. Coba untuk menghargai hal-hal sederhana yang bisa ia lakukan, misalnya mengikat tali sepatu atau melipat pakaian meski masih berantakan.
Ibu perlu menghargainya dengan menyampaikan dengan sungguh-sungguh dengan mengatakan, “Wah, kamu pasti sudah berusaha keras, ya. Ibu bangga.” Penting untuk menekankan pujian terhadap usaha anak, bukan terhadap hasil akhirnya.
Bagaimana cara yang tepat untuk memuji agar bisa dimengerti anak tapi sekaligus juga tidak berlebihan?
Jawaban: Memuji anak juga perlu disesuaikan dengan usianya. Misalnya, anak usia 1 tahun yang belum sepenuhnya memahami arti kata, akan lebih mudah mengerti apresiasi yang ditujukan padanya dengan tepuk tangan.
Selain itu orang tua juga tidak perlu memuji terlalu berlebihan dengan kata-kata seperti “Luar biasa!” atau “Ini paling bagus!” Cukup sampaikan perasaan tulus seperti, “Ibu suka deh sama gambar Kakak.”
Apakah suami istri harus kompak dalam memuji anak?
Jawaban: Tidak harus selalu membuat standar detail. Yang penting Ayah dan Ibu perlu sepakat untuk memakai cara berkomunikasi serupa yang dapat memotivasi anak. Selain itu penting juga bagi orang tua untuk menaati aturan yang sudah disepakati di rumah.
Bagaimana menegur anak saat berada di luar rumah?
Jawaban: Sebisa mungkin selalu berada di samping anak. Sehingga ketika perlu menegurnya, ibu dapat menahan badannya sambil berkata, “Jangan!” dengan suara rendah tapi tegas.
Selain itu ibu juga perlu siap dengan benda atau aktivitas yang dapat mengalihkan perhatiannya saat anak rewel di tempat umum. Hindari memaki dan berteriak kepada anak di tempat umum.
Anak tidak berhenti bermain padaha orang tuanya sudah harus pergi ke tempat lain. Apa yang harus dilakukan?
Jawaban: Baik keperluan orang tua dan anak perlu sama-sama dipahami. Jangan beranggapan bahwa memang sudah seharusnya anak mengikuti kemauan orang dewasa. Namun tetap perlu ada kesepakatan yang dilakukan, misalnya buat kesepakatan waktu bermain anak di tempat bermain. Lalu jelaskan juga setelah waktu bermain habis maka anak dan orang tua akan pulang.
Hindari menuruti anak saat ia merengek ingin meminta waktu tambahan untuk bermain. Karena jika terus menerus dilakukan, anak akan mempelajari bahwa orang tuanya dapat dimanipulasi untuk mengikuti apa yang anak kehendaki.
Jika sehari-hari ibu dan Ayah memperlakukan anak sebagaimana menghargai seorang manusia, maka dalam situasi penting anak juga akan mendengarkan keinginan orang dewasa. Dalam situasi seperti di atas, ibu dapat bertanya sekaligus mengajaknya dengan kalimat seperti, “Yuk, pulang. Makan apa ya, enaknya di rumah?”
Saat marah, anak membuat ekspresi lucu yang kemudian membuat sulit memarahinya. Apakah sikap saya tepat?
Jawaban: Ketika anak melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan, ibu atau Ayah perlu tegas menyampaikan pesan bahwa ia tidak boleh melakukan hal itu. Jika tidak, ia akan mengira bahwa ia bisa menegosiasi beberapa hal dengan tindakannya.
Saya terlanjur emosional saat memarahi anak sehingga berkata atau bertindak lebih dari yang seharusnya. Apa yang harus saya lakukan?
Ketika ibu dan anak sudah sama-sama tenang, ibu bisa meminta maaf pada anak (hal ini juga dapat dijadikan contoh langsung dari orang tua bagaimana meminta maaf saat melakukan kesalahan. Anak dapat belajar dari contoh yang diterapkan orang tua).
Jika memungkinkan, ibu juga dapat menjelaskan alasan mengapa tindakannya tidak bisa diterima. Kemudian sebisa mungkin habiskan waktu bersama anak, misalnya dengan bermain atau makan es krim bersama.
Apakah ada perbedaan antara cara efektif memuji dan memarahi anak laki-laki dengan anak perempuan?
Daripada membedakan anak laki-laki dan perempuan, yang lebih penting adalah mengenali karakter anak yang pasti tidak sama satu dengan yang lain. Ibu dan Ayah perlu menemukan cara penyampaian yang paling efektif sesuai dengan karakter anak tersebut.