Meski menguji kesabaran orang tua, tantrum merupakan hal normal yang merupakan bagian dari tahap perkembangan anak. Namun ternyata ada beberapa jenis tantrum! Berikut cara mengenali dan mengatasi tantrum pada anak.
Apa Itu Tantrum?
Tantrum adalah kemarahan dan frustasi yang tidak terkontrol yang ditunjukkan anak untuk menyampaikan maksudnya. Tantrum terjadi karena anak-anak, terutama balita, memiliki keterbatasan bahasa untuk mengekspresikan diri, biasanya karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Apa Saja Jenis Tantrum?
Biasanya tantrum dapat terjadi karena anak merasa lapar, lelah, atau tidak nyaman. Namun secara umum ada dua jenis tantrum:
Tantrum manipulatif
Ini jenis tantrum yang paling sering terjadi. Anak akan menangis panjang dan kencang untuk mendapatkannya. Situasi ini bisa menjadi sulit jika terjadi di tempat umum seperti di supermarket atau di toko mainan. Sehingga orang tua yang kewalahan akan memilih untuk memberikan saja apa yang diinginkan anak sehingga ia diam.
Padahal sebenarnya seringnya anak tidak sedang benar-benar menginginkan benda tersebut. Tantrum manipulatif merupakan cara atau senjata yang digunakan anak untuk memanipulasi orang tuanya memberikan apa yang ia inginkan.
Tantrum frustasi
Ketika anak tidak mendapatkan yang ia inginkan, ada kalanya anak mengerahkan semua energinya dengan menendang atau berguling-guling di lantai.
Selain itu, ketika tantrum ada anak yang biasa melakukan ini:
- Mengurung diri
Anak menghindar dari larangan atau kata-kata orang tuanya dengan masuk ke kamar/ruangan lain dan membanting pintu,
- Ngambek/menolak merespons atau mengatakan apa-apa
Bisa jadi anak protes dengan bersikap seolah-olah tidak mendengar kata-kata ibu. Ia tidak melakukan yang diminta dan juga tidak merespons kalimat ibu. Kadang ini bisa ia lakukan sambil berbaring telentang di lantai sampai ibu menuruti keinginannya.
Bagaimana Mengantisipasi Tantrum?
Bagaimana menghadapi tantrum anak? Berikut beberapa tindakan yang bisa diambil orang tua:
Beri perhatian pada tindakan positif anak
Beri pujian saat anak melakukan tindakan baik seperti membereskan mainan tanpa disuruh.
Biarkan anak mengontrol beberapa hal kecil
Berikan kebebasan pada anak untuk menentukan hal-hal sederhana seperti: mau minum jus apel atau alpukat? Mau menggosok gigi sebelum atau setelah mandi? Dengan begitu ia tidak mencari-cari cara untuk mengontrol hal-hal lain.
Ajak anak mempelajari hal baru
Mempelajari hal baru dapat membuat energi dan perhatian anak tersalurkan serta membuatnya fokus pada hal yang seharusnya.
Simpan benda tertentu agar tak dilihat anak
Jika tidak ingin anak makan camilan, ibu dapat menyimpannya di tempat tersembunyi. Ini lebih mudah daripada melarang anak makan camilan yang sudah ia temukan.
Alihkan perhatian anak
Jika melarang melakukan atau mendapatkan sesuatu, ibu dapat mengalihkan perhatian anak pada hal atau aktivitas lain. Namun jika terjadi, tantrum perlu ditangani sesuai penyebabnya.
Jika tantrum terjadi sekadar untuk mencari perhatian, maka langkah terbaik adalah mendampingi anak sambil memberikan anak ruang untuk mengekspresikan emosinya (misal dengan menangis). Ibu juga dapat memeluk atau mengusap punggung untuk menenangkannya, kemudian validasi emosi yang anak rasakan.
Begitu juga jika anak tantrum karena tidak ingin melakukan sesuatu. Ibu dapat mengajaknya bicara setelah ia sudah tenang. Namun tantrum perlu segera dihentikan jika membuat anak melakukan hal yang membahayakan dirinya atau orang lain. Misalnya dengan mengajaknya pergi ke tempat lain atau menyuruhnya masuk ke kamar (atau ruangan lain di rumah yang menurut anak nyaman).
Namun, perlu diingat agar ibu tidak meninggalkan anak sendirian di kamar. Tetaplah dampingi anak, dan berikan kesempatan baginya untuk mengekspresikan emosi, sambil ibu membantu anak memvalidasi emosi yang ia rasakan.
Sumber:
- Kids Health, 2018. Temper Tantrums.
- Essential Baby Australia. 8 different kinds of tantrums.
- What to Expect. The 5 Types of Toddler Tantrum.